Chapter-10

4.3K 334 1
                                    

AUTHOR POV

Yuki masih terlelap di ranjangnya. Hari sudah hampir malam. Hanya tinggal beberapa jam lagi, pesta dansa akan segera di mulai. Tapi, semua anggota hanya sibuk dengan kerusuhan yang terjadi tadi pagi. Ya, perkelahian antara Haru dan Yuki.

(BEBERAPA JAM YANG LALU)

Yuki melempar pedang besarnya kearah Haru. Pedang itu melesat dengan sangat cepat. Haru sudah tidak bisa menghindar lagi. Yuki benar-benar serius akan tujuannya. Dia akan membunuh Haru. Riku yang melihat kejadian itu, segera berlari melindungi Haru.

Dia sampai di tempat Haru tepat pada waktunya. Pedang yang di lemparkan Yuki terhempas jauh. Pedang itu tidak mengenai Haru atau pun Riku. Rupanya, Riku membuat semacam penangkis di sekitar.

Haru hanya dapat diam melihat kejadian itu. Trauma. Yuki pingsan sedangkan Riku hanya jatuh terduduk. Mereka yang melihat kejadian itu melaporkannya kepada Itsuko-sama.

(SEKARANG)

YUKI POV

Aku membuka mataku secara perlahan. Ini dimana? Banyak sekali orang yang berkumpul di sekelilingku. Aku bangun dan duduk di atas ranjang itu. Tepat di sebelahku seorang perempuan terlelap.

Tapi, dimana ini? Ini bukan ruanganku. Tiba-tiba saja, seseorang masuk ke dalam ruangan ini."Kau sudah bangun rupanya" desahnya pelan. "Apa yang terjadi?" tanyaku yang tidak dapat mengingat mengapa aku tertidur disini.

Seingatku, aku sedang berlatih dengan Haru. Lebih tepatnya beradu kekuatan. Tapi, aku tidak bisa mengingat apa saja yang terjadi saat itu. Kepalaku terasa sakit jika berusaha untuk mengingatnya.

Misaki duduk di sebelahku. "Kau tidak perlu tahu. Sekarang, saatnya kita untuk berdandan" jawabnya sambil tersenyum. Aku menatapnya dengan heran.

"Berdandan? Untuk apa?" tanyaku.

"Kau sudah lupa ya? Malam ini kita akan pergi ke pesta dansa, kan?" ujarnya balas bertanya.

"Oh. Aku tidak akan pergi" tanggapku datar. "Hee?? Naze??" tanya gadis yang setahuku, dia tadi tertidur. Aku terdiam. Dia tersenyum kepadaku. "Ayolah. Aku akan meminjamkan gaunku padamu" ajaknya lagi sambil menarikku untuk berdiri.

(BEBERAPA MENIT KEMUDIAN...)

Sekarang, aku merasa kalau aku sudah mirip dengan badut. Mereka mendandaniku terlalu berlebihan. Aku kembali menatap diriku di pantulan cermin.

Gaun biru selutut dan hiasan bunga mawar biru membuatku seperti orang lain. Cheria juga mengubah gaya rambut menjadi sedikit lebih bergelombang.

"Oh ayolah. Kau terlihat cantik" puji salah seorang dari mereka. "A-ano, ada yang ingin aku tanyakan". Aku mengutarakan maksudku. "Mm... Toushitano?" Tanya mereka yang masih berdandan.

"Futari tomo, dare? (Siapa kalian berdua)" tanyaku. Mereka tersontak kaget sambil menatapku dengan heran. "Kau tidak mengenalku?" Tanya gadis yang tadi tertidur. Aku menggelengkan kepalaku. Aku benar-benar tidak mengenal mereka.

"Kalau aku?" Tanya yang satunya. Sekali lagi, aku menggelengkan kepalaku. Mereka menghela nafas.

"Watashi wa Akemi Cheria desu" ujar gadis yang tadi tertidur sambil mengulurkan tangannya. Aku menyambut uluran tangan itu.

"Watashi wa Yoshioka Misaki desu" ujar yang satunya lagi. "Oh, dan juga, ini kamarku" lanjutnya. Aku hanya mengangguk-angguk setuju.

"Ah, sokka. Akemi-san, Yoshioka-san" tanggapku. Tapi, mereka kembali menatapku dengan tatapan heran. "Nani?". "Panggil saja Misa-chan dan Cheri-chan itu sudah cukup. Tidak usah terlalu sopan" protes mereka.

Snow GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang