Chapter-4

12K 669 33
                                    

Gambar yang diatas itu gambarnya Chinatsu Yuki...

Sejauh ini, author pendiam ya... Gomen.. Tapi, tolong like and comment dong!


AUTHOR POV

Yuki menatap orang yang berdiri di depannya dengan tatapan nanar. "Aku tidak akan mengubah pendirianku!" bentaknya.

"Hah! Aku bisa membuatmu berubah pikiran" ucapnya lagi dengan senyuman licik. "Cih! Watashi wa shinjite imasen! (Aku tidak percaya!)" bantah Yuki tidak mau kalah. "Omae ga mite mitaidesu ka? Anata wa watashi no kotoba ni shitagaunaraba, ore wa anata o tasukeru koto ga dekimasu (kau ingin mencarinyakan? Aku bisa membantumu jika kau menuruti perkataanku)" ujarnya lagi.

Yuki terdiam. Nampaknya, dia sedang berpikir. "Ore wa, kanja hitori inai yo (aku bukanlah orang yang penyabar)" lanjutnya sambil memandang Yuki dengan pandangan tajam. "Satu... dua... ti..." perkataannya terpotong.

"Wakatta yo! Wakatta... tetsudai yo! (Baiklah! Baik... Aku akan membantu!)" teriak Yuki seketika. Orang itu tersenyum, dia lalu berjalan kearah tabung Yuki dan membukanya. "Okaerinasai, Yuki onna! (selamat datang kembali, Gadis Salju)" sambutnya dengan senyum licik.

"Tadaima.. (aku kembali..)" balas Yuki lirih.

(Keesokan harinya...)

KAZUKI POV

Aku berjalan masuk ke dalam markas. Ku dengar bahwa Chinatsu Yuki telah kembali. Sekarang, aku di panggil oleh ketua untuk mendiskusikan sesuatu entah apa.

Tok..Tok..

"Masuk" terdengar suara dari dalam.

Aku melangkahkan kakiku memasuki ruangan itu. Nampaklah Itsuko-sama sedang duduk di meja kerjanya.

"Itsuko-sama. Naze anata wa watashi ni denwa shita nodesu ka? (Kenapa kau memanggilku?)" tanyaku dengan sopan. "Ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu" balasnya. "Nani?".

Dia menatapku dengan pandangan serius. "Aku ingin kau melatih seseorang" jawabnya. "Dare? (siapa?)" tanyaku penasaran. Itsuko-sama tersenyum licik. "Kau pasti sudah tahu"

"Masaka...". Rasanya, aku seperti mengerti apa yang Itsuko-sama bicarakan. "Aku ingin kau melatih dia. Chinatsu Yuki" jawabnya. "Arimasen! Ore wa shitaku arimasen! (Tidak! Aku tidak mau!)". Aku menolak dengan tegas. Tidak mungkin aku mau melatihnya.

"Kau harus menerimanya. Ima kara, anata wa nakamadesu (Mulai sekarang kau adalah partnernya)" jelas Itsuko-sama. "Matte, matte! Nakama?". Aku masih tidak bisa mempercayainya. "Machigatte nanika ga arimasu ka? (ada yang salah?)" tanya Itsuko-sama tanpa perasaan bersalah.

"Mochiron! Ore wa nakama ni narimashita ka? Jōdan wa arimasen!(Tentu saja! Aku menjadi pendampingnya? Jangan bercanda!)" bantahku. "Boku wa jōdande wa nai nodesu. Kore wa junjodesu! (Aku tidak bercanda. Ini perintah!". Itsuko-sama membesarkan suaranya pertanda bahwa dia benar-benar serius.

Aku mengangguk. "Wakatta. Ja, sumimasen (aku mengerti. Kalau begitu, permisi)" ucapku membungkuk lalu meninggalkan Itsuko-sama di ruangannya. Jika ini perintah, maka aku harus tetap melaksanakannya.

YUKI POV

Aku duduk di bangku taman sekolah. Aku tidak menyangka aku menuruti perkataannya. Tapi, aku sangat ingin bertemu dengannya lagi.

"Yuki!" seseorang memanggilku. Aku menoleh. Ternyata, laki-laki bodoh itu lagi. Aku tidak mengerti dengan pola pikirnya. Aku sudah menyuruhnya untuk menjauh tapi kenapa dia tidak mendengarkanku.

"Akhirnya, aku menemukanmu" katanya dengan nafas tersengal-sengal. Aku berdiri dari tempat dudukku dan berjalan melewatinya. "Tunggu! Ada yang ingin aku bicarakan denganmu" ucapnya sambil memegang pergelangan tanganku.

Aku menghentikan langkahku lalu menatapnya seakan-akan berkata 'Ada apa?'. "Kemarin, kenapa kau membolos sekolah?" tanyanya sok akrab. Aku menghela nafas panjang. "Sore wa anata no bijinesu no dore mo! (Itu bukan urusanmu!" bentakku. Dia terkejut. Aku melepaskan gengamannya.

"Maaf, tapi, jangan dekati aku lagi" ucapku lirih lalu pergi meninggalkannya. "Nande? (kenapa?)" tanyanya lagi. Sekali lagi, aku mengehentikan langkahku. "Sore ga aru tame, kono noroidearimasu... (itu karena kutukan ini..)" jawabku tanpa menoleh dan segera pergi meninggalkannya.

Riku mengguman dengan pelan.

"Noroi? (kutukan?)"


Gimana? Pensarankan? Tunggu chapter selanjutnya ya... Jangan lupa like dan comment... Tee-hee :P

Snow GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang