Dua Belas

9.2K 312 4
                                    

Pagi ini Rabecca dibuat kesal setengah mati, pasalanya Damian kembali memeprlakukannya seperti OG. Lalu membuat Samuel duduk di balik meja kerjanya, astaga Rabecca ingin sekali melempar kepala pria itu dengan sepatu hak nya.

"Sabar... sabar, Ca." Rabecca mengusap-usap dadanya untuk menurunkan emosinya. Kemudian Rabecca mengambil catatan kecilnya lalu menulis apa saja yang disukai dan tidak disukai Damian. 

Rabecca mempelajari sifat dan karakter Damian. Dia butuh sesuatu untuk di jadikan perlawanan, Rabecca orang yang anti ditindas sudah cukup dia menerima perlakuan buruk dari keluarganya. Ah, apakah mereka masih keluarganya? sepertinya bukan lagi.

Rabecca berjalan membawa baki yang diisi dua cangkir kopi, "Silahkan diminum, Pak." Kata Rabecca seraya meletakkannya di samping tangan Damian yang berada di atas meja kerjanya.

Damian menyeruput kopi panas buatan Rabecca kemudian mengerutkan keningnya. Rabecca yang menyadari itu segera membuka suara. 

"Kopi hitam dengan sedikit gula persis seperti yang anda inginkan." 

"Saya butuh lebih banyak gula," ucap Damian padahal itu sudah sesuai dengan seleranya. Dia tidak ingin Rabecca tau itu agar nantinya dia tetap bisa mengerjai wanita itu.

"Silahkan tambahkan sendiri sesuai dengan keinginan anda, Pak." Rabecca sudah menduga hal ini dan tentunya dia tidak akan masuk dalam permainan Damian lagi, maka dari itu Rabecca membawa gula kemasan kecil di saku blazer-nya lalu meletakkannya tepat di hadapan Damian. 

"Hmm," Damian berdehem dengan ragu ia mengambil satu dari dua gula kemasan yang diberikan Rabecca. Sial Damian harus memerikasa tubuhnya ke Dokter setelah ini, dia tidak mau kelebihan gula nantinya.

"Jika tidak ada lagi yang anda inginkan, maka saya akan kembali ke meja kerja saya." Rabecca sangat menyukai pekerjaannya dia tidak boleh berlama-lama meninggalkan kerjaannya kecuali bukan jam kerjanya.

Damian coba memikirkan apa lagi yang membuat wanita itu tidak betah bekerja, hari ini wanita itu membuat sedikit kesalahan hingga Damian dapat mengerjai Rabecca namun, sekarang sudah tidak ada alasan baginya untuk mempermainkan Rabecca. Apa yang dia suruh selesai dalam waktu yang singkat, wanita itu benar-benar cekatan dalam bekerja. Selain menggunakan ototnya wanita itu juga sangat cerdas menggunakan otaknya untuk mempercepat pekerjaannya. Tidak salah memang jika Rabecca menjadi salah satu karyawan kesayangan Jacob.

 Dengan berat hati Damian memperbolehkan Rabecca kembali ke meja kerjanya dan menyuruh Samuel untuk melanjutkan pekerjaanya di ruangannya.

Rabecca menghempaskan bokongnya di kursi kebesarannya akhirnya dia bisa kembali pada dunianya setelah selesai mangepel membersihkan debu di rak buku Damian serta beberapa hal lagi yang tidak penting baginya.

Rabecca kemudian membuka beberapa berkas yang ditinggalkan Samuel lalu mulai mengerjakan pekerjaannya kembali.

Menjelang makan siang, Samuel pamit pada Damian untuk mengurus bisnis yang mereka bangun berdua. Selain mengurusi perusahaan keluarganya Damian dan Samuel merintis bisnis mereka sendiri di bidang kuliner dan properti.

"Aku akan menemui investor hari ini, jadi kau akan pergi menemui klien  bersama Rabecca saja." Kata Samuel seraya mempersiapkan berekas yang akan dia bawa.

"Aku pergi sendiri saja." Tentu saja Damian tidak akan pergi dengan Rabecca karena dia masih kesal pada wanita itu. 

"Itu terserah kau saja tapi aku ingatkan satu hal, Klien yang akan kau temui adalah klien besar dan cukup merepotkan." 

 Damian akan bertemu seorang pengusaha dari Singapura, seorang pria dengan tempramen buruk lebih buruk dari Damian namun, pria itu memiliki seorang putri cantik yang sangat manja.

Perfect SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang