Semenjak masuk ke nasional dan menjadi kuda hitam di Turnamen Musim Semi, banyak orang yang mulai melirik tim voli putra Karasuno. Tidak jarang, banyak siswi yang sengaja mampir dan menonton latihan tim voli sejenak lalu sibuk membicarakan tentang betapa kerennya mereka.
Dari semua anggota tim voli, angkatan kelas satulah yang paling menarik perhatian para siswi di Karasuno. Bukan tanpa alasan, paras yang tampan juga cerdas dalam bidang akademik—untuk Tsukishima dan Yamaguchi, atau betapa menakjubkannya mereka ketika bermain voli—untuk Kageyama dan Hinata, membuat keempatnya menjadi sorotan siswi-siswi di sekolah.
Sialnya, tidak semua siswi yang mengagumi mereka mampu menerima dan bersikap jinak. Beberapa di antaranya malah berubah ganas saat mendengar anggota tim favorit mereka diketahui telah menjalin hubungan romansa. Tsukishima, contohnya. Ketika mengetahui bahwa Tsukishima resmi menjadi kekasih [Name], beberapa penggemar Tsukishima merasa perlu untuk memberi opini.
[Name] sedang meneguk teh di bawah pohon dekat gimnasium tempat biasa tim voli berlatih ketika beberapa gadis mendekatinya. Tidak ambil pusing, [Name] tetap menatap layar ponsel, abai dengan keberadaan tiga siswi di hadapannya.
"Jadi... kau yang bernama [Name]?" tanya salah satu gadis berponi. "Kau kekasihnya Tsukishima-kun, benar?"
Ia mendongak lalu mendesah kesal. Sudah keberapa kalinya dalam sebulan ini? Apa mereka tidak punya pekerjaan lain selain mengurusi kisah cinta orang lain?
"Kenapa malah bengong?" kini gadis yang dikepang dua yang angkat bicara. "Kau itu kekasihnya Tsukishima-kun atau bukan?"
"Iya. Ada yang bisa kubantu?"
Gadis dengan gaya rambut pixie cut menatapnya penuh telisik. Ia tidak mengindahkannya, sudah terbiasa dengan pandangan menilai yang penuh kritik dari penggemar Tsukishima. Pandangan yang seolah mencari tahu, bagian dirinya yang mana yang mampu menarik perhatian Tsukishima. Namun, ketiga gadis di hadapannya tampak lebih agresif dari penggemar Tsukishima yang sebelumnya.
[Name] menghela napas panjang, jemarinya mengetik cepat untuk mengirim pesan. Aku akan diterkam serigala kelaparan kalau kau tidak segera datang.
"Kenapa kau menyukai Tsukishima-kun?" gadis berkepang dua bertanya dengan nada sinis.
Sebelah alisnya terangkat malas. "Kurasa aku tidak wajib memberitahu alasanku menyukai kekasihku sendiri pada orang asing, kan?"
Si gadis poni tertawa mengejek, menatapnya remeh. Ah... ia benci ini. Kenapa setiap gadis yang datang padanya seakan meremehkan statusnya sebagai kekasih Tsukishima? Kenapa juga mereka selalu ingin tahu siapa yang menyatakan perasaan lebih dulu atau apa alasan ia menyukai Tsukishima. Apa mereka tidak ada kerjaan lain yang bisa diurusi?
"Kau suka Tsukishima-kun karena ia tinggi?" tanya si gadis poni. "Atau karena jago main voli? Oh... atau mungkin kau menyukai Tsukishima-kun karena ingin populer juga? Yah... tidak heran sih, Tsukishima-kun bisa menjadi kekasih idaman apalagi ia juga pandai."
Kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh si gadis poni mengundang senyumnya. Senyum sinis dan mengejek. "Yang barusan itu alasanmu sendiri, kan?"
Ketiga gadis di hadapannya menggertakan gigi, mulai terpancing emosi akibat jawaban sinisnya. Jika ada yang mampu menyaingi Tsukishima dalam hal sarkas dan sinis, maka ialah yang menjadi kandidat utama. Berani menyerangnya secara verbal, maka harus siap menanggung balasan yang lebih menyakitkan.
"Dengar, siapapun kalian," [Name] berdiri, merenggangkan punggungnya yang pegal karena terlalu lama duduk. "Memang benar aku adalah kekasih Kei, tapi alasanku menyukainya bukan urusan kalian. Cih, aku yakin Kei juga kecewa mengetahui kalian penggemarnya."
YOU ARE READING
Haikyu!! One Shots
FanfictionSekumpulan cerita mengenai dirimu yang menjadi pasangan para atlet voli di berbagai situasi