• 2 tahun kemudian
Pemuda berkulit tan bernama Lee Donghyuck termenung di kamarnya dengan mata menatap ke luar jendela, tangannya meremat kuat kursi roda yang dua tahun ini menemaninya. Kejadian di tangga waktu itu berhasil membuatnya lumpuh, dokter mengatakan jika itu hanya sementara tapi sampai sekarang ia masih belum bisa berjalan, jangankan berjalan, menggerakkan kakinya saja ia tak bisa.
Bayangan Taeyong yang menghajarnya 2 tahun lalu selalu membuatnya ingin membunuh Hyung-nya itu, melukainya hanya karena kesalahpahaman semata? Oh ayolah, dia adiknya bukan?
Dan dua tahun ini benar-benar menjadi masa terburuk dalam hidup Donghyuck. Setelah di nyatakan tak bisa berjalan oleh dokter ia sempat mengalami depresiasi beberapa bulan, dan setelah sembuh Donghyuck berusaha menjalani kehidupannya seperti biasa, ia berharap bisa segera berjalan dan hidup normal seperti yang lainnya.
Namun kemalangan kembali hadir di hidup Donghyuck, pemuda itu kembali mengalami kecelakaan akibat di bully. Para pelaku tidak bisa di penjara karena masih di bawah umur, mereka hanya di masukkan ke rumah rehabilitasi anak. Jujur, jikalau bisa Donghyuck ingin sekali memenggal kepala mereka, dirinya sudah hampir bisa berjalan tapi karena ulah mereka ia harus duduk lebih lama di kursi roda sialan ini.
Bungsu keluarga Lee yang sangat malang, ia harus menjalani masa-masa sulit atas apa yang tidak dirinya lakukan.
Dalam keheningan pagi ini pintu kamar Donghyuck terbuka perlahan, menampakkan sosok lelaki 25 tahun dengan setelan kemeja favoritnya. Dia Lee Doyoung, lelaki tampan yang sukses dalam karier bernyanyinya, ia seorang Idol dalam sebuah boygrub di salah satu agensi ternama di Korea.
Hari ini Doyoung tak ada jadwal jadi dirinya memutuskan berkunjung ke rumah sebentar.
Manik legam itu menatap ke arah si bungsu dengan sendu, banyak kemalangan terjadi kepada adik manisnya, dan sayangnya ia tak bisa berbuat apapun untuk membantu.
"Haechan-ah" panggil Idol tampan itu seraya berjalan mendekati maknae di keluarga Lee. Tak ada jawaban, dan Doyoung sudah sangat terbiasa dengan hal itu.
Kaki jenjangnya membawa Doyoung berjongkok di samping kursi roda Haechan, tatapan sendu terlihat jelas dimatanya kala melihat manik coklat di hadapannya kosong.
"Sudah makan?"
Lagi, hanya keheningan yang menjawab ucapan Doyoung, bahkan si bungsu sama sekali tak menatapnya.
Tangannya bergerak meraih tangan yang lebih kecil. "Hyung tadi mampir ke McD sebelum kemari, Hyung belikan Pizza ekstra keju kesukaanmu. Sebentar Hyung ambilkan dulu"
Doyoung keluar dari kamar Haechan menuju dapur, disana ia melihat Mark yang tengah memperhatikan Taeyong memasak.
"Oh, Doyoung Hyung pulang?" Mark menghampiri Hyung-nya lalau memeluk tubuh yang lebih tua beberapa sesaat. "Tidak ada jadwal?" Tanyanya setelah pelukan mereka terlepas.
"Ada nanti sore dan sekarang Hyung memanfaatkan waktu untuk pulang, entah kenapa Hyung sangat merindukan maknae kita" Mendengar kata Maknae gerakan tangan Taeyong berhenti beberapa saat.
Tatapan Mark yang semula ceria perlahan meredup, ia juga sangat merindukan Haechan. Meskipun mereka tinggal satu atap, tapi rasanya sangat berbeda dari 2 tahun lalu, adiknya itu tak banyak bicara dan selalu mengurung diri di kamarnya. Tidak pernah keluar kamar kecuali saat guru homeschooling nya datang.
Ya, setelah kecelakaan ke-2 yang di alami Haechan, Taeil langsung mengambil tindakan dan berakhir dengan si bungsu sekolah di rumah. Sebenarnya itu kesepakatan dari semua anggota keluarga Lee, mereka tak ingin mengambil resiko yang nantinya akan berakibat fatal ke maknae mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Bungsu [Nct127, 00line]
FanfictionIni tentang kisah si bungsu Lee yang penuh dengan lika-liku dan toxic nya kehidupan. Start: 06-10-2022 End : 31-10-2024