14. Mimpi

4.6K 455 6
                                    

Halo Annyeong kembali dengan Lalilalaila disini
.
.
Sorry for typo dan penggunaan kata yang kurang pas atau belibet 🙏
.
.
.

Pagi kembali tiba hari ini dengan keutuhan keluarga yang terasa begitu hangat, ya, setelah sekian lama akhirnya Lee bersaudara duduk di satu meja makan yang sama dengan anggota lengkap.

Taeil tersenyum haru menatap ke-delapan adik-adiknya, sudah lama sekali rasanya dan sekarang ia jadi ingin menangis.

'Mianhae, Hyung kalian ini memang tidak berguna' batinnya setelah kembali mengingat pertengkaran besar dua tahun lalu, rasanya benar-benar muak tapi ia tak bisa berbuat apapun.

Taeyong itu orang yang keras kepala begitu juga dengan Haechan, anak 18 tahun itu jika sudah menyimpan amarah maka akan sulit untuk meleburnya. Dan hal itulah yang menjadi hambatan Taeil dalam mendamaikan keduanya, ia hanya bisa sebagai penengah saja.

Walaupun masih terasa sedikit canggung tapi sarapan pagi ini berlalu dengan cukup hangat, apalagi dengan pertengkaran kecil antara Doyoung, Jungwoo dan Yuta. Beberapa kali Johnny dan Mark juga ikut andil.

Tapi ya, rasanya tidak seperti dahulu dimana Taeyong dan Haechan lah yang selalu membuat meja makan itu terasa begitu hidup, walaupun sering berbeda pendapat dan berakhir salah faham, tapi mereka akan sangat kompak jika tentang menjahili Doyoung.

Jika kalian ingin tau maka dulu Doyoung selalu jadi bulan-bulanan Taeyong dan Haechan, kedua saudara berbeda generasi itu selalu mencari gara-gara dengan Doyoung jika ada kesempatan.

Taeyong dan Haechan itu 11 12, mereka usil, imut, cerdas, tegas, egois, keras kepala(hampir semuanya sih). Jika di bandingkan maka keduanya sama, walaupun Haechan lebih muda dari Taeyong tapi dari segi kuasa dan kecerdasan keduanya imbang. Maka dari itu sedari dulu Haechan dan Taeyong di larang satu grup saat ada game dadakan, apalagi jika kelompok mereka di tambah Yuta. Sudah, tidak ada yang bisa mengalahkan mereka dari segi manapun kecuali kekuatan, sepertinya?

Tapi Yuta dan Haechan itu licik, pasti mereka akan mencari cara apapun meski harus lewat kecurangan. Dan nanti Taeyong yang akan menimbang ide lalu menyusun strategi yang tepat.

"Baiklah Doyoungie silahkan cuci piring-piring ini, Faithing!" ucap Johnny dengan senyum mengejek dan itu terlihat sangat menyebalkan di mata Doyoung, tapi ya mau bagaimana lagi? Memang sudah tugasnya.

Satu per satu anggota keluarga mulai beranjak dari meja makan begitu pun dengan Haechan yang berlalu ke kamar bersama Mark. Hari ini Joy kembali tak mengajar karena itu perintah dari Taeil, katanya tunggu si bungsu benar-benar sehat terlebih dahulu.

Doyoung menghela nafas panjang lalu mulai memunguti alat makan para saudaranya lalu ia bawa ke wastafel dapur, setelah semuanya terkumpul di samping wastafel, Idol pria itu mulai mencucinya satu persatu.

"Doyoung-ah" panggil seseorang yang suaranya begitu familiar di pendengaran lelaki itu, ia menoleh ke belakang, ternyata ada Taeyong yang tengah berdiri tegap dengan sebotol air mineral di tangannya.

"Ne Hyung? Wae?" Tanya Doyoung pelan, rasanya masih cukup canggung karena ini pertemuan kembali setelah sekian lama. Ah ya, kalian ingat tidak waktu beberapa minggu lalu Doyoung pulang ke rumah dan membelikan Pizza untuk Haechan? Mereka memang bertemu tapi tak bertegur sapa sama sekali.

Rasanya Doyoung ingin tertawa karena ternyata jarak di antara mereka sudah sejauh itu.

"Aku akan membantu" setelah menaruh botol mineralnya di meja dapur, Taeyong benar-benar ikut mencuci piring bersama Doyoung.

Canggung, itulah kata yang pas di sematkan bagi kedua bersaudara dari keluarga Lee tersebut, tak ada perbincangan sama sekali, hanya ada suara gemericik air serta piring yang berbenturan. Bahkan setelah selesai pun masih sama, keduanya tetap diam dan menyibukkan diri masing-masing dengan kegiatan yang tak berguna, itupun masih berada di dapur.

Si Bungsu [Nct127, 00line]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang