50. kebimbangan Donghyuck

1.4K 146 8
                                    

Halo Annyeong!

Kembali lagi dengan Lalilalaila disini!

Gimana kabar kalian? Baik? Gimana puasanya buat yang lagi melaksanakan? Nggak ada kendala kan?

Maaf baru update lagi setelah sekiiiiiian lamanya! Ide stuck, aku jadi bingung gimana ngelanjutin nya.

Makasih buat kalian yang masih setia sama book ini! Semoga kalian suka sama part kali ini!
2,8 rb lebih kata, banyak banget ini!

Tanpa perlu basa-basi lagi, jadi..

Happy reading 📖🐻

.
.
.
.
.
.

Mark Lee duduk sendirian di kursi tunggu di depan ruang IGD, pandangannya terasa kosong dengan air mata yang menggenang. Untuk kesekian kalinya suatu hal terjadi dan ia hanya bisa duduk diam tanpa bisa membantu apapun, rasanya benar-benar seperti seorang beban.

"Mark"

Pemuda itu sontak menoleh saat mendengar suara yang tak asing di telinganya. "Jungwoo Hyung?" Ia langsung saja berdiri lalu menuntun Hyungnya untuk duduk bersamanya. "Hyung darimana saja? Sedari semalam ponsel Hyung tidak bisa di hubungi, kami sangat mencemaskan Hyung" Mark tidak mengada-ada, mungkin ia sudah mencoba menghubungi nomor Jungwoo lebih dari 50 Kali semalam. "Wajah Hyung.. Hyung sakit?!" Tentu saja Mark kaget saat menyadari wajah pucat Jungwoo yang begitu ketara.

Jungwoo tersenyum tipis. "Tidak, mungkin ini karena aku belum makan"

"Kenapa belum makan? Hyung memang tidak memegang uang?" Mark tentu saja heran, ia yakin Taeil Hyung tidak akan pernah lupa mengisi saldo rekening mereka.

"Bukan itu, Hyung hanya tidak nafsu makan. Jadi bagaimana keadaan Jaehyun Hyung? Dia sudah membaik kan?" Ujarnya mengalihkan topik, Jungwoo jelas tak mau Mark terlalu memperhatikan keadaannya yang memprihatinkan ini, lagipula ia masih bisa menahan rasa sakit di tubuhnya untuk beberapa waktu kedepan.

Mark menghela nafas pelan. "Jaehyun Hyung kritis, keadaannya semakin buruk setelah jatuh dari kamar mandi"

Itulah alasan kenapa Jaehyun bisa tiba-tiba kritis padahal sebelumnya keadaannya mulai membaik. Ia jatuh di kamar mandi hingga kepalanya berdarah akibat benturan keras dengan lantai kamar mandi.

"Aku berharap semua baik-baik saja, aku tidak mau kehilangan salah satu dari kalian" sambung pemuda itu lirih, namun Jungwoo masih bisa mendengarnya dengan jelas karena suasana yang hening.

Jungwoo menundukkan kepalanya dalam diam. 'Kehilangan ya?'

"Kondisi mu sudah membaik, Donghyuck memperbolehkan mu untuk pergi karena Mark hanya sendirian di rumah sakit. Pastikan dirimu untuk tidak merokok atau minum alkohol kedepannya, karena itu akan sangat membahayakan nyawamu. Dan satu lagi, sepertinya kau akan kehilangan salah satu atau bahkan beberapa saudaramu. Ini bukan hanya sekedar omong kosong belaka, kau harus tau itu"

Itu adalah perkataan seseorang yang sebelumnya pernah membantunya banyak hal, Shōtarō. Wajah pemuda itu tadi terlihat sangat marah, nada bicaranya pun datar tak seperti sebelumnya. Di setiap ucapannya terdapat keseriusan, dan itu membuat Jungwoo takut sekarang.

"Semua akan baik-baik saja" gumam mahasiswa semester akhir itu sangat lirih.

•••••

Si Bungsu [Nct127, 00line]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang