Hai halo annyeong👋
Kembali lagi dengan Lalilalaila disini!!!
Gimana kabarnya, baik?
Udah siap buat baca???
.
Maaf jika ada kata yang typo, kurang tepat atau belibet🙏
Selamat membacaaaaa📖🐻
.
.
.Yangyang menatap wajah-wajah tak percaya di hadapannya datar, lebih dari apapun ia lebih membenci mereka yang telah melukai Donghyuck nya.
"Akhh.."
Rintisan kesakitan itu terdengar lirih saat Yangyang menginjak kaki bersimbah darah itu dalam diam, matanya memandang puas wajah pucat pasi milik Yuta karena darah yang terus mengalir tanpa henti. Yangyang sengaja melesetkan sedikit tembakannya tadi, agar lelaki itu tetap sadar hingga permainan terakhir.
Tatapan datar Yangyang beralih ke samping, menatap tiga orang lain yang terikat di sebuah kursi besi. Mereka juga terlihat mengenaskan, dengan darah menetes dari tubuh mereka, wajah pucat pasi dan tatapan yang lemah. Meski agak di sayangkan ia harus ikut membunuh anjing kesayangan yang dari dirinya kecil selalu berada di sampingnya, tapi tak apa, setiap hal butuh pengorbanan, selama ini Winwin tidak terlalu menjalankan kewajibannya sebagai anggota keluarga Lee, karena memang hanya Donghyuck yang lelaki itu pedulikan. Jadi, mari kita biarkan Winwin menebus kewajiban juga dosa-dosanya selama ini. Ah.. tapi bukankah ini belum cukup?
Lalu Jeno, seharusnya pemuda itu tak ikut campur dalam hal ini. Sudah ia berikan perusahaan musuhnya untuk di kelola atas permintaan Donghyuck, Yangyang harus mengeluarkan banyak uang untuk semuanya, tapi apa yang dirinya dapat? Bukannya kabara kebangkitan perusahaan Christoper Bang, malah penyusupan dan pemberontakan. Benar-benar sialan!
Dan yang terakhir, Lee Taeyong.. lelaki gila yang selama ini terus menyakiti Donghyuck nya, entah secara fisik maupun mental. Rasa sakit yang lelaki itu rasakan sekarang bukanlah apa-apa, Yangyang bahkan berencana memberikan tubuh lemah itu pada beruang peliharaannya di Thailand. Yangyang ingin menyaksikan tubuh Taeyong di koyak sedemikian rupa oleh beruang peliharaannya dalam keadaan masih bernyawa, bertapa indahnya teriakan kesakitan lelaki itu.
Sayangnya mereka tidak berada di Thailand sekarang, dan ia tidak membawa hewan peliharaan apapun kemari. Tapi tak apa, Taeyong sudah memiliki gantinya.
"Persiapkan semuanya!" Titah Yangyang dengan datarnya pada Shōtarō dan para anak buahnya yang lain.
Shōtarō hanya mengangguk kecil sebagai jawaban, kemudian berlalu pergi bersama beberapa anak buah Yangyang untuk melakukan titah pemuda itu.
"Aku akan menemui beruang kecilku dulu, jangan membuat ulah!" Larangnya yang nyatanya tidak ada gunanya, tubuh keempatnya sudah terlalu lemah karena kehabisan darah, tak ada yang bisa mereka lakukan selain pasrah.
Taeyong menatap kepergian sahabat bungsunya dengan mata yang berkaca-kaca, ia tak masalah jika harus mati sekarang entah dengan cara apapun itu, sesakit apapun itu. Tapi satu hal yang membuat hatinya terasa sesak, Taeyong belum sempat mengucapkan 'maaf' pada Haechan, ia belum mengatakan jika dirinya tak membenci Haechan. Demi apapun fakta itu jauh lebih menyakitkan dari apapun, Taeyong menyesal atas semua yang pernah dirinya lakukan pada si bungsu, semua hal yang dirinya lakukan juga ucapkan adalah sebuah kesalahan besar.
Jika bisa Taeyong ingin mengulang waktu, setidaknya untuk seminggu yang lalu, saat Haechan di rawat di rumah sakit. Seharusnya Taeyong menemui Haechan, menanggalkan gengsi dan rasa takutnya untuk meminta maaf pada si bungsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Bungsu [Nct127, 00line]
FanfictionIni tentang kisah si bungsu Lee yang penuh dengan lika-liku dan toxic nya kehidupan. Start: 06-10-2022 End : 31-10-2024