35. Memang sudah tidak lagi sama

2.2K 239 6
                                    

Halo Annyeong kembali lagi dengan Lalilalaila disini!
.
Happy 10k Vote🥳🥳
Makasih banget buat kalian yang udah dukung book ini dari awal🙏😭
Sayang kalian😘
.
Sorry for typo dan penggunaan kata yang kurang tepat atau belibet 🙏

Kalau ada yang salah kasih tau!
.
.
.
Happy Reading Yeorobun 📖🐻
.
.

Haechan, Mark dan Taeil berada di ruang tengah tempat dimana biasanya mereka berkumpul untuk menghabiskan waktu bersama, dulu, kini tempat itu hanya digunakan beberapa kali dan itupun jika benar-benar perlu.

Taeil menatap datar si bungsu dari single sofa yang dirinya duduki, ini bukan soal Haechan pergi dari rumah tapi ini soal Haechan pergi tanpa meminta izin terlebih dahulu padanya. Walaupun dirinya berada di rumah sakit tadi tapi apa susahnya meminta izin terlebih dahulu? Kan ada ponsel.

"Jadi..?"

"Mianhae sebelumnya Hyung karena tidak meminta izin terlebih dahulu padamu, jujur tadi aku sedang terburu-buru karena mendengar kabar saudara dari teman yang mengantarkan ku meninggal dunia. Aku dan saudara dari temanku cukup akrab dulu, karena terlalu shock dan tidak mau mengganggu waktu kalian bersama Doyoung Hyung, aku jadi lupa izin dan pergi begitu saja.." ucap si bungsu seraya menatap Hyung tertuanya dengan sorot mata sendu, namun disisi lain juga seperti tengah mencoba meyakinkan Taeil akan ucapannya. Huhu.. sisi manipulatif nya mulai beraksi.

"Sungguh aku minta maaf Hyung, janji ini yang pertama dan terakhir aku melakukannya.."

Taeil terlihat termenung beberapa saat, entah apa yang di pikirannya hingga sebuah pertanyaan keluar dari bibirnya."Kau masih menganggap ku Hyungmu kan?"

Haechan yang mendengar pertanyaan itu lantas mengangguk. "Tentu saja, kalian semua Hyung-ku dan aku hanya memiliki kalian di dunia ini"

Lelaki 30 tahun itu menghela pelan. "Hyung turut berduka cita dengan apa yang terjadi, tapi Haechan-ah lain kali mintalah izin terlebih dahulu, setidaknya jika bukan dengan Hyung kau bisa meminta izin pada saudaramu yang lain, bukan apa, itu adalah bentuk bahwa kau menghargai kami sebagai keluarga mu"

"Kau tau sendiri bagaimana hubungan keluarga kita selama ini, semua sudah berantakan jadi kumohon usahakan untuk saling menghargai satu sama lain meski dengan tindakan sekecil apapun itu. Kami Hyungmu dan kami bertanggung jawab atas dirimu, Hyung tidak akan melarang kau ingin pergi kemanapun itu tapi utamakan untuk izin terlebih dahulu, dengan cara itu kami bisa merasa dihargai olehmu, Arasso?"

Haechan mengangguk. "Aku mengerti Hyung, Mianhae.."

Taeil berdiri dari duduknya lalu berjongkok di hadapan si bungsu, di genggamannya kedua tangan itu hangat. "Hyung memaafkan mu, tapi.. tetap saja kau harus di hukum. Dan hukumannya adalah menulis kalimat Maafkan aku, aku tidak akan mengulanginya lagi sampai 300× lalu.. Menjelaskan tentang apa yang kau lakukan pada perusahaan selama Hyung tidak ada di rumah"

Deg.

"Darimana kau mempelajari semua itu? Kau bahkan mengusulkan banyak ide ke perusahaan yang setelah Hyung lihat bisa meningkatkan kinerja perusahaan dan karyawan disana" ucap Taeil yang berhasil membuat Haechan menegang di tempat, kenapa bisa bocor padahal ia sudah meminta Shōtarō mengurusnya? Ia harus menghubungi sahabatnya itu setelah ini.

Tangan Taeil terulur untuk mengusap pelan surai hitam si bungsu. "Hyung tunggu jawaban mu malam ini, dan untuk tulisanmu Hyung berikan waktu 24 Jam. Sekarang jam 09.25, besok di jam yang sama Hyung tunggu tulisanmu" setelah mengatakan itu ia berdiri lalu menatap Mark yang sedari tadi hanya diam. "Mark, Chan, Hyung akan bersih-bersih dulu dan jika kalian membutuhkan apapun itu Hyung ada di ruang kerja" ucapnya kemudian melangkah pergi.

Si Bungsu [Nct127, 00line]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang