47. Yangyang

2.4K 238 30
                                    

Halo annyeong kembali lagi dengan Lalilalaila disini!
.
.
Sekarang malam Minggu ya? Seperti ya g kubilang kemarin, aku akan update malam ini.

Nggak tau kalian akan suka atau nggak karena aku baru revisi setengah, belum sepenuhnya. Mau revisi dulu tapi udah keburu ngantuk, asli sekarang gue gampang ngantukan nggak tua kenapa.

.
.

Okay, aku bakal revisi lagi besok-besok, Happy Reading 📖🐻

Aku nak tidur dulu...😴
.
.
.

Yangyang, Shōtarō dan Jeno berjalan beriringan menuju ruang inap sahabat mereka-Haechan. Niat hati Yangyang ingin melihat kondisi si bungsu malam tadi harus tertunda, karena Winwin Hyung memberi tahunya jika ada data perusahaan yang bocor. Yangyang benar-benar marah semalam, ia tak habis pikir dengan ketidak becusan para bawahannya. Tapi syukurlah pagi ini Yangyang bisa menghela nafas lega, karena informasi yang bocor bukan hal yang terlalu serius-baginya. Memang ada kerugian, tapi tak sebanyak itu.

Ketiganya berhenti dan membungkuk sesaat untuk memberikan salam pada beberapa Hyung dari Haechan, yang tengah duduk di kursi tunggu di depan ruangan si bungsu.

Namun sepertinya sapaan ramah mereka tidak terlalu di butuhkan, bahkan Yangyang berpikir untuk langsung masuk saja tanpa permisi saat sebuah bogeman keras mengenai sudut bibirnya. Siapa yang melakukan itu? Tentu saja si sulung keluarga Lee, Taeil.

Jeno terkejut, bahkan sangat, karena ini pertama kalinya ia melihat Taeil Hyung main tangan pada seseorang yang bahkan tidak dekat sama sekali, mereka asing satu sama lain.

Yangyang terkekeh pelan, ia menatap Taeil remeh seraya mengusap darah segar yang keluar dari sudut bibirnya. "Heyy, apa ini cara kalian menyambut tamu kalian?" Tanyanya.

"Pulang kalian" ujar Taeil pelan namun penuh penekanan dan intimidasi.

Jungwoo berjalan mendekat ke arah Taeil lalu merangkul pundak Hyungnya itu. "Ada apa ini Hyung?" Tanyanya pelan, ia sebenarnya takut, tapi jika di biarkan Taeil bisa saja menghajar anak-anak itu.

"Pergi!" Titah si sulung Lee untuk ke sekian kalinya.

"Taeil Hyung--"

"Jangan panggil aku Hyung lagi!" Potong Taeil seraya menunjuk ke arah Jeno, yang membuat pemuda itu semakin terkejut.

'Ada masalah apa ini sebenarnya?' Batin Jeno.

Wajah lelaki itu benar-benar tidak bersahabat, sorot matanya menunjukan kebencian dan amarah yang membara, mereka semua dapat melihatnya dengan jelas bahkan kedua tangan itu telah mengepal kuat.

Yangyang mengambil satu langkah untuk lebih dekat dengan si sulung Lee. "Apa masalahmu?" Tanyanya pelan.

BUGH!

"BERHENTI MENEMUI DAN MENGHASUT ADIKKU!"

Yangyang memegangi sudut bibirnya saat pukulan Taeil kembali mengenai dirinya, sebenarnya bisa saja ia menghindari dan membalasnya, tapi kembali lagi, Taeil adalah salah satu Hyung yang sangat disayangi Haechan, ia tak boleh melukainya begitu saja.

Pemuda bersurai pirang itu terkekeh sinis, ah dia tau sekarang kenapa Taeil mengusir mereka. "Oh jadi kau sudah tau?" Yangyang menatap Taeil remeh. "Darimana kau mengetahui jika aku yang menghasut Donghyuck? Apakah dia?" Tanyanya seraya menunjuk ke arah Yuta yang sampai saat ini masih setia duduk di kursi tunggu dan menatapnya tajam. Yuta terlihat sangat santai, bahkan ia menjadi satu-satunya orang yang duduk sekarang.

Si Bungsu [Nct127, 00line]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang