33. IED- Taeyong

2.4K 260 10
                                    

Halo Annyeong kembali lagi dengan Lalilalaila disini!
.
.
Sorry for typo dan penggunaan kata yang kurang tepat atau belibet 🙏
.
Kalau ada yang salah tandain, apalagi di bagian terakhir 👍
.
.
OKAY!
Happy Reading Yeorobun 📖
.
.

Masih di hari yang sama namun kini waktu menunjukkan pukul 1 siang, tadi Haechan sudah meminta izin ke Joy untuk berbicara sebentar dengan Yangyang selama perempuan itu mengecek hasil tugasnya, dan di setujui.

Di teras rumah dengan pemandangan hijau rerumputan juga pohon yang cukup rindang, kedua pemuda itu terdiam untuk beberapa saat sebelum yang lebih muda memecah keheningan.

"Kemarin polisi hampir memeriksa tempat itu, tapi untungnya Shōtarō sudah mengetahuinya lebih dulu jadi masih bisa di cegah" kalian pasti tau arah topik pembicaraan mereka, ini masih tentang Cris dan antek-anteknya.

"Lalu.. dia?"

Yangyang mengeryit seraya menatap Haechan yang terdiam dengan sorot mata lurus ke depan. "Siapa? Yeri maksudmu?"

Si bungsu mengangguk pelan. "Aku belum mendapatkan kabar apapun tentang perempuan itu, jadi.. bagaimana dengannya?"

"Dia lumpuh, tulang kakinya patah. Itu kan yang kau inginkan?" Yangyang menjeda ucapannya untuk beberapa saat seraya mengalihkan pandangannya ke depan. "Apa kau mengkhawatirkan perempuan itu? Kau masih mencintainya?"

Haechan terdiam beberapa saat, ia menghembuskan nafas pelan lalu berkata. "Kalau boleh jujur aku memang masih menyayanginya, dan sepertinya akan bertahan cukup lama. Dia pernah mengisi waktu ku dengan tawa Liu, aku tidak akan bisa melupakannya semudah itu"

"Meski setelah kau mengetahui semua kebusukannya?"

"yes, but am I not worse than him? Dia lumpuh karena keinginanku"

Kedua pemuda itu kembali terdiam, pembahasan tentang Yeri memang cukup sensitif apalagi setelah apa yang gadis itu lakukan, masih ada amarah yang tersimpan di kedua belah pihak dan tentunya itu akan bertahan cukup lama.

Dan kalau boleh jujur sebenarnya Yangyang ingin sekali menghabisi Yeri dengan tangannya sendiri, tapi saat mengingat jika masalah yang terjadi bukan sepenuhnya tentangnya itu membuatnya menciut, apalagi ini masalah si bungsu, ia hanya boleh ikut campur secukupnya saja.

"Setelah semuanya selesai, kemarin aku meminta Jeno untuk mengumpulkan abunya, Hahaha.. aku tak menyangka jika semuanya akan semudah ini, aku jadi takut tentang kedepannya" meski Yangyang terlihat santai dan terkesan acuh pada apa yang terjadi pada orang luar, ia juga masih tetap memiliki ketakutannya, dulu semuanya terasa begitu mudah tapi lihat, si bungsu lumpuh.

Haechan pun mengerti apa yang di maksud oleh Yangyang, usia mereka masih 18 tahun dan itu sangatlah muda, kesalahan juga keegoisan bisa saja timbul di antara keduanya dan berakhir sebuah pertengkaran yang akan menghancurkan salah satunya.

Banyak melewati masa sulit bersama bertahun-tahun membuat keduanya faham akan sifat satu sama lain, kalau Haechan keras kepala dan selalu ingin unggul maka Yangyang adalah sosok yang egois dan penuh dengan ketamakan, seperti harta yang dimiliki pemuda bersurai pirang itu sekarang, nyatanya 30% hasil dari merampas milik orang lain juga penjualan barang ilegal. Dan jika menghitung penghasilannya dari perusahaan pemberian orang tuanya saja sudah lebih dari 5 Miliar won per bulan, belum lagi penjualan barang di pasar gelap yang satu barangnya bisa ia gunakan untuk membeli satu unit apartemen mewah.

•Lebay. Tapi biar lebih mendukung juga, karena selama ini dia kan orangnya royal banget apalagi sama si bungsu. Si rich boy ku bikin lebih rich lagi disini, aaaa mau jadi bebannya Yangyang~

Si Bungsu [Nct127, 00line]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang