Dita berjalan menyusuri trotoar yang teduh dengan pohon rindang sepanjang jalan. Tadi dia turun di halte terdekat dari komplek apartement hanam the hill. Dita memakai masker dan outfit biasa tanpa tas dan baju ber merk supaya tidak menarik perhatian. Dita menikmati siraman matahari pagi sepanjang penjalanan menuju apartemen seokjin.
Perjalanan dita pagi ini karena telpon sokjin semalam.
"Ditaya...aku lapar."
"Oppa...bukannya di lemari es banyak bahan makanan."
"Udah habis"
"Hah?????"
"Ditaya..aku lapar" rengek seokjin
"Oppa...kau bisa pesan makanan dari luar" jawab dita malas.
"Aku mau nasi goreng" jawab seokjin manja.
"Aku bukan mamak mu..."ucap dita cuek
"Dita....." seokjin membalas dengan suara memelas.
"Oppa...aku tidak bisa kesana sekarang. Aku masih sibuk."
"Yahhhh....." ucap seokjin kecewa.
"Oppa...minta tolong aja ama pacarmu...."jawab dita yang mulai kesal
"Dia ga bisa diharapkan"jawab seokjin sedih
"Kalo gak bisa diharapin ngapain dipacarin. Putusin aja."
"Tapi kan aku cinta...."
"Makan tuch cinta...." ucap dita kesal dan menutup telponnya.
Seokjin kaget karena telpon ditutup tiba tiba. Seokjin mendengus kasar.
Dita memandang apple phonenya. Ada rasa bersalah karena memutus telpon secara sepihak.
"Aku akan kesana besok." Gumam dita
Dita membawa banyak sekali tas plastik berisi belanjaan. Dia kelihatan sekali kerepotan dengan bawaannya.
Setelah berjalan cukup jauh dengan bawaannya yang banyak, dita sampai di depan pintu apart seokjin. Dita terengah engah, terlihat beberapa kali menarik nafas menormalkan paru parunya dan detak jantungnya. Buliran keringat tak pelak menetes dari dahinya.
"Ting tong.." bunyi bel
"Klek...." pintu terbuka
Seokjin muncul dengan wajah sumringah. Tanpa disuruh, seokjin membawa tas tas plastik berisi belanjaan dan menaruhnya di dapur. Dia kembali menuju ruang depan dan menyambut dita dengan pelukan.
"Terimakasih dongsaeng....kau selalu bisa diandalkan." Seokjin tersenyum lebar.
Dita melepas pelukan seokjin dengan senyum setengah hati. Kemudian dia mencuci tangan dan segera merapikan belanjaannya.
1 jam kemudian semua bahan makanan sudah tertata rapi di dalam lemari es. Dita mengambil ice cream yang dia beli dan menikmatinya di ruang tengah dengan meluncur di media sosial.
Seokjin yang barusan keluar dari kamar game dan melihat dita memakan ice cream langsung saja mendekat.
"Hap" seokjin memakan ice cream stick vanila yang dita pegang hingga sisa setengahnya.
Dita melotot dan menjerit "oppa..."
Seokjin hanya tersenyum jahil dan tanpa rasa bersalah.
Dita mendengus kesal dan melanjutkan berselancar di media sosial.
Seokjin duduk santai di sebelah dita, setiap kali dita selesai menjilat ice creamnya, seokjin pun melakukan hal yang sama. Dita tidak menyadarinya karena dia fokus dengan hapenya. Sampai dita merasa menjilat stick dan tak ada ice cream yang tersisa, baru dita tersadar.
![](https://img.wattpad.com/cover/323788193-288-k696060.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditionaly Love [Complete]
FanfictionCinta atau bukan, semuanya sudah terjadi. Dan sebagai orang dewasa, aku harus mempertanggung jawabkan akibat daŕi perbùatan yang suďah aku lakukan