"Seokjinah...." suara orang dari ruang tamu yang melangkah perlahan masuk ke ruang tengah.
"Iren...kapan kau datang?." seru seokjin.
"Barusan..apa kau tidak dengar aku masuk? Aku bawa makanan untukmu." Ucap irene lembut
"Gomawo" wajah seokjin sumringah
"Aku mencium bau masakan. Apa kau memasak sesuatu?"
"Ada dita" jawab seokjin santai.
Raut muka irene seketika berubah ketika nama dita disebutkan seokjin. Walaupun mereka mengaku kakak adik tapi irene merasa ada yang ganjil. Entahlah, hanya feeling perempuan.
Irene melangkah ke dapur dan menemukan dita yang asyik memasak. Dita mengambil piring dan menuangkan nasi goreng yang sudah matang ke piring. Saat dita berbalik untuk memanggil seokjin, dia dikejutkan oleh sosok irene yang berdiri di dekat meja makan.
"Ohh...annyeong sunbae" ucap dita lembut
"Annyeong..." jawab irene datar
"Kapan sunbae datang?"
"Barusan...ngomong ngomong kau masak apa?"
"Nasi goreng. Apa sunbae mau coba?"
"Tidak..terimakasih"
Dita kemudian melewati irene dengan membawa sepiring nasi goreng ke ruang tengah dimana seokjin berada.
Seokjin menerima piring nasi goreng dengan mata berbinar. Dia segera menyantapnya dan menghabiskannya tak bersisa.
Dita gemas melihat seokjin makan.
Adapun irene melihat perilaku seokjin dan dita dalam diam.
"Aku harus menjauhkan dita dari seokjin." Gumam irene pelan.
"Dita...aku juga mau nasi goreng." Ucap irene
Dita menoleh ke arah irene dan tersenyum.
"Baiklah" dita bangkit dari sofa dan melangkah ke dapur untuk mengambil sepiring nasi goreng kemudian menyodorkan ke irene.
"Trttt..trtttt...." hape dita bergetar di meja makan.
"Nuna...apa kau lupa rencana kita hari ini." Pesan dengan nama haechanie muncul di hape dita.
Dita yang masih sibuk membersihkan dapur tidak menyadari pesan masuk.
Tak berapa lama telpon dita berbunyi. Dita menoleh mencari teleponny. Dia memba a nama haechan yang muncul di layar hapenya dengan bingung.
Dita menekan tombol hijau.
"Nnee...ada apa haechanie?"
"Nuna......" jerit haechan di seberang telpon. "Nuna lupa dengan janjinkita siang hari ini?" Ucap haechan dengan nada kecewa
"Janji???" Gumam dita sambil berpikir
"Nuna...apa kau mendengarku?"
"Aaaa...." dita menepuk keningnya pelan. "Kenapa aku bisa lupa janjiku dengan echanie." Dita mengela nafasnya. "Semua ini gara gara dia. Pagi pagi dah ribut minta tolong ini itu" dita melirik seokjin yang sedan bermearaan di ruang tengah.
"Echan...tunggu lah di sana...aku swgera ke tempat ketemuan." Jawab dita cepat dan menutup telponnya.
Dia menatap bayangannya dikulkas dan mengendus bajunya.
"Uhhh...bau nasi goreng." Gumamam dita.
Segera dita melepas kaosnya dan hanya memakai baju dalam. Dia semprotkan minyak wangi favoritnya "chanel no 5" ke tubuhnya, menata rambutnya supaya mengembang, flowy, dan wangi dengan hair mist kesukaannya. Menyapukan bedak dan terakhir touch up dengan lipstick.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditionaly Love [Complete]
Fiksi PenggemarCinta atau bukan, semuanya sudah terjadi. Dan sebagai orang dewasa, aku harus mempertanggung jawabkan akibat daŕi perbùatan yang suďah aku lakukan