Semenjak kelahiran adit, tidur dita tidak pernah nyenyak. Selain harus menyusui, malam malamnya dita selalu terganggu dengan mimpi yang hadir setiap malam. Entah bisa disebut mimpi indah atau mimpi buruk. Tapi seokjin yang menyapa dan mencium dita selalu datang di mimpi dita.
Entah kenapa keseharian dita tidak pernah lepas dari bayangan seokjin. Dari mimpi maupun dari adit yang semakin besar semakin mirip dengan seokjin, adit betul betul seokjin mini.
Padahal, kehadiran andre dan edward yang berusaha menarik perhatian dita, mampu memberi warna pada kehidupannya. Dita sadar kalau ke dua laki laki itu sedang berusaha keras membuat dita suka dan jatuh cinta. Tapi kenapa hati dita seperti ditarik dan dipaksa untuk selalu mengingat seokjin.
Pendekatan yang mereka lakukan sangat intens, sudah terang terangan dan tidak pake sembunyi sembunyi lagi. Seperti saat ini mereka ber lima sedang menghabislan waktu bersama di salaah satu restoran. Andre dan edwards berusaha akrab dengan adit, membuat bonding diantara mereka. Semboyan andre dan edward dalam mendekati dita adalah "mesti sayang anak dulu, biar mamanya ikutan sayang."
"Adit...mau main sama om andre ga?"
"Mau..."
"Sini..."
Andre dan adit main di ayunan, prosotan, dan komidi putar mini yang ada di restauran itu. Kebetulan restauran yang mereka pilih ramah anak dengan banyak sekali mainan anak di dalamnya.
Sedangkan edward sibuk mengobrol dengan dita.
"Kesempatan nech...biar andre yang ngasuh adit, aku yang pedekate ke mamanya adit." Gumam.edward dengan senyum lebar
"Dit...sorry maaf kepo...apa kamu ga pengen berumah tangga?"
Dita sedikit terkejut namun paham dengan arah pembicaraan edward.
"Mau lah..."
"Trus kenapa masih jomblo aja."
"Siapa bilang masih jomblo......"
"Eh....jadi dita dah ada yang punya?" Ucap edward dengan mata membulat terkejut
"Hahahahaha....aku jomblo ga ya???"
"Heiii...jangan becanda dunk. Bikin patah ati aja." Edward keceplosan
Walaupun dita dah tau maksudny tapi tetap saja ucapan edward bikin kaget.
"Ed...kamu kan tau aku punya anak tapi belum menikah."
"Ya..aku tau..."
"Apa itu ga masalah buatmu?"
"Engga...kan yang penting suka..cinta..." jawab edward serius
"Apa kamu akan menerima aku dan adit apa adanya? Kamu kan single belum pernah menikah dan punya anak. Apa kau yakin?" Ucap dita tiba tiba dan tanpa basi basi
"Aku yakin....." jawab edward mantap
"Kita terlalu berbeda. Keadaanku dan keadaanmu sangat berbeda. Dan menikah tidak hanya butuh cinta. Menikah tidak hanya 1 atau 2 tahun tapi selamanya. Kau mungkin mencintaiku, tapi bagaimana dengan adit? Terus bagaimana apabila kita punya anak nantinya."
"Kau terlalu mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi. Just trust me." Edward mencoba menyakinkan
"Mungkin aku yang kepedean kalo nganggep kamu suka sama aku." Dita tersenyum kecut.
"Tapi aku emang suka sama kamu kok." Jawab edward serius dan menatap dita mesra.
"Ed...kamu tau kan kalo papa nya adit orang korea?" Dita mencoba mengalihkan pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditionaly Love [Complete]
FanfictionCinta atau bukan, semuanya sudah terjadi. Dan sebagai orang dewasa, aku harus mempertanggung jawabkan akibat daŕi perbùatan yang suďah aku lakukan