***** 2 tahun kemudian
Seokjin sibuk dengan karier barunya sebagai penyanyi ballads dan talent tetap variety show. Sampai sekarang dia belum juga terjun sebagai aktor. Dia malah banting stir ke industi game, mendirikan sebuah perusahaan game.
Semenjak kelahiran anak irene, yang awalnya akan seokjin kasih nama kim yoobi namun tidak jadi, kehidupan rumah tangga seokjin dan irene bukannya semakin harmonis, malah semakin renggang. Seokjin memutuskan pisah rumah dengan irene. Hebatnya mereka berdua, sampai saat ini media belum mencium keretakan rumah tangga mereka. Seokjin menjadi pribadi yang semakin tertutup dan misterius.
Sudah 3 tahun menikah, penggemar seokjin maupun irene bertanya tanya, karena tidak pernah ada satu foto mereka bertiga ataupun foto mereka berdua, atau foto anak mereka yang diunggah oleh seokjin di laman pribadinya. Hanya irene saja meng up foto anaknya dan mem poat kebebersamaannya.
Walaupun para penggemar tahu kalo seokjin itu sangat menjaga privasi, namun ini sangat aneh. Sasaeng atau pun OP pun belum pernah ada yang mengunggah foto mereka bertiga. Kasak kusuk di laman penggemar yang memprediksikan mereka tidak akur hanya berakhir begitu saja tanpa kesimpulan apapun.
Seokjin mengingat hari dimana bayi perempuan irene lahir.
"Aku butuh kejujuranmu." Ucap seokjin dengan menyerahkan dokumen kelahiran ke irene
Seokjin menatap irene datar, kemudian dia berbalik dan keluar ruangan.
"Maafkan aku bayi mungil kecil cantik" ucap seokjin lirih.
Dengan hati yang sesak dia menyusuri lorong rumah sakit meninggalkan irene dan bayinya. Seketika itu seokjin teringat dita.
"Dita...apakah aku telah menyakitimu? Apakah ini semua bayaran atas semua perbuatanku padamu? aku ikhlas dita...ditaya...." Air mata seokjin menetes pelan dari ujung matanya.
Irene menatap dokumen itu, pertamanya bingung dan akhirnya wajahnya menjadi pucat dan menjerit
"Seokjin..semua ini salahmu...ini terjadi karena dirimu." Mata irene menyalang marah.
Sudah berbulan bulan Irene mencoba periksa ke 10 rumah sakit yang berbeda, namun hasilnya tetap sama.
"berakhir sudah...tapi aku tidak akan pernah melepasmu dengan mudah." Gumam irene dengan senyum seringai.
*****Denpasar, Bali
"Adit...hati hati dek" ucap dita pelan namun penuh penekanan.
Bocah bermata sipit, pipi penuh, dan berkulit putih tersenyum riang tak menggubris ucapan mamanya. Dia terus aja berlarian kesana kemari, melihat deretan rak makanan yang berwarna warni.
Mereka sedang berbelanja di salah satu supermarket di denpasar. Seperti yang biasa dita lakulan, berbelanja bulanan, ditemani oleh mbak atik, asistennya.
Semenjak kelahiran adit, mereka selalu menjadi pusat perhatian ketika ada di tempat umum. Siapa yang tak gemas dengan anak kecil ganteng dan imut. Apalagi mamanya yang masih kelihatan kaya anak SMA. Badan mungil, ramping, dan senyum manis membuat orang mengira kalau dita adalah kakak adit. Apalagi dandanan dita yang selalu chic, anggun, dan mahal, membuat orang yang berpapasan dengannya selalu menoleh ke arahnya.
Banyak teman kerja maupun kenalan yang mencoba mendekati dita. Mereka tetap maju meski tahu status dita sebagai single parent anak satu. Dan akhirnya mereka paham alasan dita keluar dari secret number dan tinggal di Indonesia. Mereka menyebut dita "mama macan" mama manis cantik.
"Dita...."
Dita menoleh ke arah sumber suara, kemudian dia tersenyum.
"Hai....andre" seru dita kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditionaly Love [Complete]
FanfictionCinta atau bukan, semuanya sudah terjadi. Dan sebagai orang dewasa, aku harus mempertanggung jawabkan akibat daŕi perbùatan yang suďah aku lakukan