*****30 Menit Sebelumnya
"Eomma..." Seokjin menyeruak masuk dengan tergesa gesa.
"Tumben kesini?"
"Eomma...sepatu di depan punya siapa?"
"Sepatu apa?"
Seokjin menggandeng nyonya kim berjalan ke pintu depan
"Ini sepatu siapa?"
"Oh...itu sepatu temanku."
"Teman???? Sejak kapan eomma punya teman wanita muda dan anak anak."
"Dugaanmu salah...itu sepatu seon."
"Tidak mungkin..seon sudah 5 tahun, dan sepatu ini terlalu kecil buat dia."
Nyonya kim terpojok dan ketahuan berbohong.
"Iya..itu teman eomma dan anaknya. Mama kenal mereka di taman. Karena anaknya lucu, jadi mama ajak main ke rumah."
Seokjin curiga, tidak biasanya eommanya mengajak orang asing ke rumah.
"Lalu dimana mereka?"
"Kenapa kau ingin tahu soal temanku. Urus saja urusanmu sendiri."
Seokjin tak sabar dan tak puas dengan jawaban nyonya kim.
"Eomma...dita kesini kan, datang ke sini sama anaknya." Tanya seokjin to the point.
Nyonya kim terkejut dengan pertanyaan seokjin.
"Bagaimana kau tahu?" Tanya nyonya kim yang tertangkap basah dan sudah tak bisa berbohong lagi.
"Aku tahu...sekarang dia ada dimana?"
"Seokjin..pulanglah. Dita akan menemui-mu segera ketika hatinya sudah siap." Jawab nyonya kim bijak
"Eomma...Aku sudah tidak bisa menunggu lagi. Aku ingin menemui dita...aku ingin menemui anakku." Ucap seokjin lirih dengan mata berkabut
"Kau...kau tahu dita punya anak dan anak itu adalah anakmu? Kau tau darimana?"
"Aku menyewa penyelidik swasta untuk mencari keberadaan dita."
"Setelah selama ini kenapa baru sekarang? Kenapa seokjinah?" Nyonya kim mulai memukul bahu seokjin.
"Mianhae eomma...aku baru menyadarinya...." Seokjin menunduk pasrah dan membiarkan nyonya kim memukulnya
"Apa yang kau sadari? Apa? Kau telah merusak masa depan dita. Kau memilih menikah dengan orang yang tidak bisa membuatmu bahagia dan membiarkan dita sakit sendirian." Nyonya kim masih memukul bahu seokjin
"Eomma...mianhae..andaikan saat itu aku tahu dita hamil anakku dan irene hamil anak orang lain. Aku pasti memilih dita. Irene sengaja membohongiku. Dan sampai sekarangpun dia tak mau menandatangani surat cerai." Ucap Seokjin dengan penuh lara. Airmatanya mengalir pelan.
"Seokjinah...kenapa kehidupan percintaanmu menyedihkan seperti ini." Nyonya kim terisak.
"Eomma...ijinkan aku menemui dita dan anakku. Aku akan menebus semua kesalahanku. Apapun resikonya." Seokjin memohon dan bersujud di depan eommanya.
"Kau janji? Kau serius?"
"Aku janji.." jawab seokjin sungguh sungguh
Nyonya kim menatap wajah seokjin lekat. Mencari kesunguhan di mata seokjin.
"Dita dan adit sedang tidur siang di kamarmu."
"Benarkah?" Wajah seokjin seketika memancarkan kebahagiaan.
"Eomma..gomawo" seokjin mencium lembut pipi nyonya kim dan segera menuju ke lantai 2 dimana kamarnya berada.
Saat tepat berdiri di depan kamarnya, seokjin menghela napas dalam dalam mengumpulkan keberaniannya. Menetralisir degup jantungnya yang berdetak cepat...sangat cepat. Dia buka pintu kamarnya perlahan dan masuk ke dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditionaly Love [Complete]
FanficCinta atau bukan, semuanya sudah terjadi. Dan sebagai orang dewasa, aku harus mempertanggung jawabkan akibat daŕi perbùatan yang suďah aku lakukan