"Mama......." jerit dita
"Sudah..ga usah banyak alasan...mama dah tau berita skandal kalian. Seluruh dunia sudah tau. Dan hari ini seokjin sudah melakukan press conference...so..its clean and clear now."
"Ga semudah itu ma...."
"Yang mudah jangan dipersulit." Mama dita menatap tajam dita
"Dita....nak...papa dan mama kali ini akaana ikut campur, bagaimanapun kamu adalah anak kami. Ini adalah bentuk tanggung jawab kami sebagai orang tuamu. Papa tahu kamu sudah dewasa dan mandiri. Tapi kita adalah keluarga, kami ingin membantu. Anggap aja kami ingin berkenalan dengan keluarga seokjin. Hanya bertemu dan berkenalan, keputusan akhir tetap ada di tanganmu. Tapi pesan papa, kejarlah kebahagianmu, jujurlah pada dirimu dan perasaanmu." imbuh papa dita yang menatapnya lembut.
"Baiklah...." jawab dita menyerah
Adit yang sedari tadi duduk di pangkuan papa dita pun ikut bersuara
"Akung...adit mau makan es cream." Ucap adit lucu
"Es cream??? Ayo...." papa dita berdiri dan menggendong adit menuju lemari es.
Dita fokus dengan hapenya dan tampak menelepon seseorang.
"Oppa......"
"Dita-ya..."
"Oppa..orang tuaku ingin bertemu eomma appa."
"Eh....kapjagi?"
"Mereka sekarang ada di korea, disini bersamaku."
"Ehhhh........"
"Oppa..tolong atur ya...secepatnya..karena minggu depan aku sudah harus balik ke Indonesia."
"Minggu depan??? Balik ke Indonesia...ehhhh..." Seokjin gusar.
"Oppa...kabari aku mengenai tempat dan jam pertemuannya.....bye...."
"Dita-ya..tunggu...." Seokjin bingung
Tanpa memedulikan perkataan seokjin, dita memutus sambungan telepon.
Dita menghela nafas memantapkan hatinya
Sedangkan di sisi lain, seokjin tampak gelisah. Gelisah karena takut dita pergi lagi darinya.
*****Kantor Catatan Sipil/Kependudukan
"Apakah kau puas?" Tanya irene dengan menatap seokjin tajam penuh permusuhan.
"Puas?" Bukankah kau yamg bermain api, kenapa kau mengajak orang lain ikut terbakar." Jawab seokjin dengan ketus.
"Sungguh aneh, kita pernah saling sayang dan cinta, tapi begitu mudahnya rasa itu kau lupakan" ucap irene sinis
"Siapa yang lupa dan siapa yang melupakan? Kamu yang berselingkuh duluan, bukan aku. Kalau kau cemburu dengan kedekatanku dengan dita, kenapa kau tak jujur dan bertanya, malah berselingkuh. Memang sejak awal perasaanmu bukan buatku. Aku ada bukti kalau kau menemui suho sejak lama, sejak sebelum kita berpacaran."
Irene terbelalak. Suasana ruang kantor kependudukan tegang
"Sudahlah...tanda tangani saja suratnya. Aku tidak mau ribut. Karena secara hukum pernikahan kita cacat karena rona terbukti bukan anakku. Terlalu banyak bukti yang aku punya. Kau tertangkap basah. Jadi kamu tidak bisa menuntut apapun dariku" ucap seokjin mulai tak sabar
"Jangan buang uang untuk sewa pengacara, ga perlu tuntut menuntut, menghabiskan uang dan waktu. Tanda tangani saja surat cerai ini, maka apart yang kau tempati bisa jadi milikmu" Seokjin menyodorkan berkas surat cerai ke depan irene.
Wajah irene kaku menahan amarah, namun tak lama dia menandatangani surat cerai dan setelahnya dia lemparkan surat cerainya ke muka seokjin.
Irene berdiri dan melangkah pergi
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditionaly Love [Complete]
FanfictionCinta atau bukan, semuanya sudah terjadi. Dan sebagai orang dewasa, aku harus mempertanggung jawabkan akibat daŕi perbùatan yang suďah aku lakukan