13. Baby Born

494 71 4
                                    

Udara di ruangan itu sangat panas walaupun AC nya sudah di set di angka 16 derajat celcius.

Di dalamnya terdapat dua orang yang sedang bergumul melepaskan nafsu dan gairahnya.

"Kau akan selalu kembali padaku."

"Hmmmm..."senyum manis nan menggoda merekah dari wajah perempuan yang sedang hanyut dalam genangan nafsunya. "Aku akan selalu kembali padamu. Tubuhku hanya menghapal dan haus akan sentuhanmu."

"Kapan sandiwara ini akan berakhir" tanya si pria.

"Sampai sutradara mengatakan cut....ahhh.....lebih cepat...ahhhh.." jawab si wanita dengan desahannya.

*****Apart Seokjin

Semenjak seokjin tahu dita keluar dari secret number, dia jadi paham kenapa dita tidak bisa dihubungi dan menghilang.

Seokjin penasaran apa alasan dita keluar dari group. Apalagi semua terjadi secara berurutan dan sangat cepat, membuat seokjin berasumsi yang tidak tidak. Having sex, menghilang, dan keluar group.

"Apakah aku sudah membuat hidupndana karir dita hancur?" Gumama seokjin.

Sudah berbulan bulan semenjak itu, seokjin mencari kabar dita ke vine, manager senum, lea, dan orang orang yang kenal dengan dita. Berharap mereka memberitahukan keberadaannya.

Seperti biasa, seokjin dan irene bersiap untuk tidur.

"Seokjin..." irene menyentuh wajah seokjin lembut dan kemudian mencium bibirnya.

Seokjin hanya menatap irene datar, memegang wajahnya, menenangkan pikirannya dan mencoba membalas ciuman irene. Saat seokjin membuka mulutnya untuk menerima ciuman irene.

"Seokjin...."

Seokjin memejamkan matanya.

"Mmmmm....."

Seokjin menggerakkan bibirnya, meraup bibir irene...

"Oppa.."

Seketika seokjin tercekat. Bibirnya menjadi kaku dan melepaskan pagutannya tiba tiba.

"Siapa yang memanggilku tadi..kenapa aku merasa mendengar suara dita?" Pertanyaan muncul di kepala Seokjin. Sekelebat kenangan seokjin dan dita yang sedanh memadu kasih dengan panasnya menyeruak. Muka seokjin memerah mengingatnya.

"Seokjin..." irene memanggil lembut, mencoba mencium seokjin kembali.

Namun seokjin mendorong tubuh irene lembut.

"Maaf irene...aku lelah hari ini."

"Lelah? Selalu saja kau bilang lelah...kau hanya beralasan...kita sudah 7 bulan menikah namun kau belum juga menyentuhku. Kau sudahblelah begitu lama" ucap irene sedikit emosi.

"Mianhae...." ucap seokjin pelan.

"Apa kau impoten?" Tanya irene tiba tiba

Mendengar pertanyaan irene, Seokjin menatap tajam istrinya.

"Kau mengada ada. Jaga ucapanmu, kalau aku impoten mana mungkin kamu hamil." Jawab seokjin tajam.

"Tapi itu sudah lama dan aku lupa rasanya. Buat apa menikah dengamu kalau akhirnya begini." Ucap irene enteng.

"Haaaa?????" Seokjin mengernyit. "Sudahlah...sudahi perdebatan ini, aku tidak mau kita jadi bertengkar." Seokjin mendengus kasar.

"Seokjin...tapi kamu belum memenuhi kewajibanmu sebagai suami." Jerit irene

"Aku tidak memenuhi kewajibanku sebagai suami? Apa kau tidak sadar atau bagaimana? Aku memenuhi semua kebutuhanmu, rumah, makan, pakaian, dan kebutuhan bayi kita. Aku adalah suami siaga" Ucap seokjin panjang lebar.

Unconditionaly Love [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang