"Mama..." sekali lagi adit menarik ujung baju dita dan bersembunyi dibalik tubuh dita.
Nyonya kim tersenyum dan jongkok untuk mensejajarkan pandangannya dengan tinggi badan adit serta melihat adit lebih dekat. Nyonya kim menatap adit lekat. Dia merasa dejavu dan kemudian tersenyum.
"Ayo beri salam pada halmeoni." Ucap nyonya kim lembut
Adit mengernyit dan kemudian menatap mamanya meminta penjelasan.
"Adit...ayo beri salam" dita tersenyum memberi tanda supaya adit tidak takut.
"Halo..." ucap adit yang kemudian menggenggam tangan nyonya kim dan menciumnya.
Nyonya kim langsung merengkuh tubuh adit dan memeluknya erat. Diciuminya kepala adit berkali kali.
"Eomma..maaf...adit tidak bisa bahasa korea..jadi dia tidak paham dengan apa yang eomma bicarakan."
"He...kenapa kau tidak mengajarkannya. Kakek neneknya orang korea, ayahnya juga orang korea." Ucap nyonya kim sedikit kecewa.
"Mianhae eomma...aku lalai."
"Arasso...ayo ayo masuk....diluar dingin.." nyonya kim menepuk pelan bahu dita dan mendorongnya masuk apart.
Adit yang sedari tadi bingung mendengar percakapan 2 orang dewasa dengan bahasa yang sangat asing baginya hanya bisa mengikuti tarikan tangan mamanya untuk mengikutinya masuk ke dalam apartemen.
Dita meletakkan oleh oleh nya di meja makan, dan tanpa rasa canggung menata kue kue ke dalam piring dan mencuci buah buahan yang dia beli.
Adit duduk termangu di kursi makan dan hanya memperhatikan gerak gerik mamanya dalam diam.
"Ayo..kita ke ruang tengah. Tinggalkan saja itu semua, aku tak butuh itu. Aku butuh ceritamu."
Nyonya kim mendorong pelan dita menuju ruang tengah, kemudian dia menggendong adit dan mendudukkannya di sofa ruang tengah. Adit tersenyum canggung.
"Adit...ini namanya nenek...halmeoni." dita mencoba menerangkan.
"Halmeoni???" Adit mencoba mengulangi ucapan mamanya.
"Nnee...halmeoni" nyonya kim menunjuk dirinya sendiri.
Adit tersenyum
"Apa kau mau susu?" Tanya nyonya kim yang kemudian diterjemahkan ke bahasa indonesia oleh dita.
Adit mengangguk dan menerima uluran susu dari nyonya kim dengan senyum lebar.
Dita kemudian mengeluarkan mainan adit dan membiarkan anaknya bermain sehingga dia bisa melepas rindu dan mengobrol dengan nyonya kim dengan bebas.
"Terimakasih...kamu telah menjaga dirimu dan cucuku dengan baik. Dan kau.....kau bertambah cantik dan anggun" Nyonya kim menyentuh wajah dita lembut.
"Eomma bisa aja...aku udah mama mama beranak satu."
"Tapi mamanya masih cantik dan imut gini." Nyonya kim mencubit kedua pipi dita dengan gemas.
"Eomma juga masih cantik." Puji dita
"Kalo aku tidak cantik, mana bisa appamu jatuh cinta sama aku dan melahirkan World Wide Handsome."
"Wahh...rasa pede eomma mengingatkanku akan seseorang????"
"Udah...jangan becanda...kamu kesini hanya pengen ketemu eomma appa atau ketemu yang lain?"
"Tentu saja ketemu eomma appa." Jawab dita serius
"Bener bukan pengen ketemu yang lain?"
"Yang lain? Apa maksud eomma?"
"Dita...walaupun kamu ga ngomong atau cerita ke eomma tapi eomma tahu apa yang terjadi antara dirimu dengan seokjin, dan siapa sebenarnya adit." Jawab nyonya kim jujur dan menatap adit sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditionaly Love [Complete]
FanfictionCinta atau bukan, semuanya sudah terjadi. Dan sebagai orang dewasa, aku harus mempertanggung jawabkan akibat daŕi perbùatan yang suďah aku lakukan