27. Menepi

433 61 7
                                    

Seokjin terkejut dengan apa yang dita ucapkan. Tak pernah terpikirkan olehnya bahwa dita sedih, karena menurutnya dita pasti bahagia akhirnya dia dan irene bercerai.

Seokjin maju dan memeluk erat dita

"Mianhae...aku mengabaikan perasaanmu. Aku hanya fokus menyelesaikan skandal dan bercerai dari irene. Aku tidak tahu dan tidak bertanya tentang perasaanmu." Ucap seokjin sedih

Seokjin mengelus lembut punggung dita

"Pasti kau merasa bersalah karena merasa sebagai perusak hubungan orang, merebut aku dari irene, dan kau tidak memaafkan dirimu akan hal itu."

Suara isak tangis dita semakin kencang

"Apa kau tahu, aku juga mempunyai rasa bersalah yang sama dengan yang kau miliki, dan diriku tidak bisa memaafkannya. Bersalah karena telah membiarkan dirimu menanggung beban perbuatan kita sendirian." Seokjin mencium kening dita lembut dan dalam.

Dita tergugu

"Tolong beri aku kesempatan untuk menebus kesalahanku." Ucap seokjin pilu.

Dita mendongak dan menatap seokjin penuh perasaan.

"Oppa...aku butuh menepi untuk bisa memahami perasaanku sebenarnya. Untuk tahu apakah perasaanku benar dan tulus kepadamu bukan karena terbawa suasana. Dan untuk tahu apakah perasaanmu padaku benar dan tulus tanpa paksaan karena tanggung jawab terhadap anak." Ucap dita terbata bata diantara isak tangisnya.

Seokjin menatap dalam dita, mencari kesungguhan di kedua mata bulat dita.

"Arasso....kita butuh waktu untuk berfikir dengan tenang...tapi kau harus ingat...aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta kepadaku. Beri sedikit waktu agar cinta datang karena telah terbiasa...aku tak ingin menyesal untuk kedua kalinya...aku tak ingin bersembunyi lagi....bersiaplah" ucap seokjin dengan mata penuh keyakinan

Seokjin mengecup kedua pipi dita dengan penuh perasaan.

"Wait for me..." bisik seokjin pelan di telinga dita.

Dita tersenyum lega.

"Aku akan antar kalian ke apart."

"Oppa tidak marah?" Dita menatap seokjin dengan wajah bingung.

"Dibanding marah, aku lebih ke sedih, dan aku ingin mengomel...." ucap seokjin cemberut

"Cup...." dita mencium bibir seokjin lembut dengan impulsif mengikuti kata hatinya mencoba meredakan emosi seokjin.

Mata seokjin terbelalak dan secepat kilat dia membalas ciuman dita, sebelum dita berubah pikiran. Seokjin menyusuri pelan bibir mungil dita. Mengabsen gigi kelincinya, dan menjalin lidah mereka. Rasa nasi goreng yang tersisa di mulut mereka bercampur dengan air liur yang bercampur dan bertukar dari mulut ke mulut.

Adit menarik baju seokjin keras

"Appa...mama...." seru adit

Seokjin dan dita melirik adit tanpa melepas ciuman mereka.

Adit cemberut.

Seokjin dan dita melepaskan tautan bibir mereka dan tersenyum geli.

Seokjin meraih adit ke pelukannya dan menggendongnya.

"Lets go buy some ice cream and souvenirs" seokjin mencium pipi adit

*****Apart Sewaan Dita

"Apa semua barang dan oleh oleh sudah terpacking semua? Coba cek apa ada yang ketinggalan?" Tanya mama dita memgingatkan

"Sepertinya sudah semua." Jawab dita yang menatap heran karena kopernya beranak pinak alias bertambah 2 menjadi 5 koper.

"Punya papa juga sudah terpacking, tidak ada yang ketinggalan." Imbuh papa dita.

Unconditionaly Love [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang