Dita berharap bisa pulang keesokan harinya, namun ternyata tak sesuai harapan. Keluarga seokjung sudah pulang sedari malam kemaren. Saat sarapan pagi, dita berniat pamit, namun yang ada malah nyonya kim mengajak dita membuat kimchi. Tepat saat sarapan selesai, paket 2 box berisi sawi putih segar datang.
Dita menatap seokjin penuh dengan rasa curiga, sedangkan yang ditatap membalas dengan senyum penuh dengan ide jahil.
Disinilah dita, dikelilingi sawi putih segar yang berjajar rapi siap dibuat kimchi.
Seokjin mendekat dan berbisik "dimana tas mu?"
Dita mendelik "buat apa?"
"Ambil bajumu dan adit"
"Ga usah...ga perlu."
"Kau gitu aku beli baju baru buat kamu dan adit ya?" Tanya seokjin dengan bahagia
Dita terdiam berpikir
"Buang buang duit..ga usah."
"Ok...berarti mana kunci apart mu."
"Di tas..ada di kamar." Jawab dita tanpa curiga
"Ok." Seokjin tersenyum bahagia
Seokjin naik ke lantai dua, menuju ke kamarnya, dan menggeledah isi tas dita. Seokjin tersenyum menampilkan smirknya.
"Aku akan membuatmu tetap disampingku dan kau tidak alan bisa kabur dariku." Ucap seokjin menimang nimang kunci apart dita.
Secepat kilat dia pergi ke apart sewaan dita. Dia membawa serta adit. Seokjin bermaksud me time dan membangun bonding dengan adit.
Sesampainyandi apart dita, tanpa banyak bicara, seokjin mengepak semua baju dita dan adit. Dalam perjalanan kembali ke rumah, seokjin mampir ke beberapa tempat, dan terakhir mereka mampir ke pinggir sungai han, menikmati es cream dan bersepeda.
"Happy?" tanya seokjin
Adit mengangguk
"Me too" seokjin tersenyum lebar
Adit pun ikut tersenyum lebar dan memeluk seokjin erat.
Rasa hangat menjalari hati seokjin. Rasa yang tidak bisa didefinisikan.
Matahari sudah tenggelam di ufuk barat. Sinar orange kemerahan memenuhi langit. Seokjin mengakhiri jalan jalan sorenya dan kembali pulang.
Dita yang sedari siang cemas karena adit tak kunjung pulang duduk berdiri jalan mondar mandir tidak jelas.
"Kemana dia membawa anakku?" Ucap dita geram.
"Duduklah...jangan mondar mandir tidak jelas gitu. Mereka tidak kemana mana. Mungkin seokjin membawa adit jalan jalan." Nyonya kim mencoba menenangkan.
"Tapi....."
"Seokjin anak yang baik...dia pasti jadi appa yang baik juga. Tidak mungkin menculik anaknya sendiri. Percayalah pada eomma." Ucap nyonya kim menyakinkan.
Dita menunduk cemas.
"Anyeong...." teriak adit dari arah pintu depan.
Dita beranjak dari duduknya dan langsung berhambur memeluk adit.
Dita menatap tajam seokjin.
"Mianhae dita-ya, tadi kami jalan jalan dan lupa waktu." Jelas seokjin.
"Jangan pernah ulangi lagi. Aku cemas dan takut. Paling tidak kabari dulu kalau mau pergi lama." Dita mulai mengomel
"Kabari? Bagaimana caranya? Aku tidak punya nomor kontakmu. Jadi berapa nomormu?" Seokjin menyodorkan hapenya
Dita memejamkan matanya karena terjebak dengan kebodohannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditionaly Love [Complete]
FanfictionCinta atau bukan, semuanya sudah terjadi. Dan sebagai orang dewasa, aku harus mempertanggung jawabkan akibat daŕi perbùatan yang suďah aku lakukan