Malam itu mereka semua sudah selesai makan dan kembali sibuk masing-masing, Johnny di kamar sedari tadi untuk menyelesaikan pekerjaannya itu.
Ten pun menghampirinya dengan membawa beberapa cemilan untuk Johnny, dia paham jika Johnny sendiri juga kelaparan makannya dia membawa makanan manis.
" Udah dulu kerjanya, makan nih masih anget loh " ucap Ten secara tiba-tiba.
" Iya sayang iyaa, aku makan kok " balasnya walaupun tak menatap Ten.
Ten hanya bisa tersenyum lebar lalu tiduran di kasur sambil main hp, dia bosan menunggu Johnny sedari tadi tak selesai-selesai berduaan dengan kertas.
Dia pun iseng mengecek apk belanja online dan mencari barang yang di butuhkan, fyi Johnny masih pakai kemeja karena dia takut ada meeting atau kerjaan yang mengharuskan dia ke kantor secara mendadak dan otomatis dia masih pakai dasi yang berwarna hitam campur merah tua.
Berbeda dengan Ten yang ingin membuat hal nakal agar Johnny teralihkan dan tidak bersama kertas' itu lagi, dia pun mengganti bajunya dengan baju yang disukai Johnny yaitu kemeja milik johnny seorang dan tak memakai celana.
Ten pun berjalan ke arah Johnny dan berharap Johnny melihatnya, Johnny langsung melihat ke arah Ten yang berpakaian seperti itu dan dengan cepat dia menutup dan mengunci pintu lalu menarik pinggang Ten yang ramping itu.
" Mau godain aku nih? biar ga mesra'an sama kertas kantor? " tanya Johnny yang tersenyum miring sambil mengelus lembut pinggang Ten.
" Iya hehe, kamu sih sibuk mulu sama kertasnya akunya ga di peduliin " jawab Ten yang ngambek karena selalu saja digituin sama Johnny.
" Bilang cantik dan aku gatau kalau kamu bakalan bosen, btw mau nambah anak ga? " tanya Johnny yang bersemangat kepada Ten
" Anak ya? tapi anak kita udah tiga loh, kamu masih mau nambah? " tanya Ten balik dengan penuh heran dan bingung
" Kamu ga pengen anak perempuan biar ada bantu kamu? aku mah pengen atuh bubb " rengek Johnny sambil membuat puppy eyes ke Ten
" Tapi kita kan ga tau ntar dapet gender yang mana, jadi nanti kalau dapet yang cowo kita bersyukur aja ok?? " jelas Ten balik ke arah Johnny.
" Iya deh iyaa, tapi bolehkan?? " ujar Johnny dengan semangat yang tinggi.
" Boleh kok " kata Ten.
Tidak ada semenit Johnny langsung menggendong Ten lalu menidurkannya di kasur dengan pelan-pelan agar badannya Ten tak kesakitan, dia pun menindih Ten lalu melepaskan dasinya itu dan mengikat tangan Ten kedua-duanya yang mengarah ke atas.
" Jo! kok kamu gini sihh, aku maunya main biasa ajaaa " rengek Ten yang hampir nangis.
" Aku pengen yang ini jugaan udah lama ga hukum kamu tanpa sebab, gapapa kan?? jangan nangis, aku ga terlalu kasar kok " jelas Johnny balik yang mengusap lembut pipi Ten dengan tangannya itu
Ten pun hanya bisa pasrah dan mengiyakannya, Johnny mencium bibirnya dengan lembut dan memainkan lidahnya secara hati-hati agar Ten tak marah.
Ten pun membalasnya dengan hasrat yang tinggi ternyata dan Johnny langsung mencium leher Ten yang membuatnya harus mendongakkan kepalanya dan melenguh sepanjang itu juga.
" E-eunghh Jo.. " lenguh Ten yang terkadang tak kuat melihat perlakuan Johnny.
" Maafkan aku, nanti kamu boleh hukum aku deh " ucapnya yang kasian melihat Ten.
Johnny pun melanjutkannya lagi dan Ten hanya bisa meremas seprei kasur mereka dengan kuat namun hal itu tak jadi karena Johnny langsung menggenggam erat tangan Ten.
Dia paham jika Ten kesakitan dan Johnny pun melanjutkannya lagi namun secara pelan, dia mencium dan menyusui di nipple milik Ten layaknya anak yang kehausan.
Ten hanya bisa menggigit bibir bawahnya itu dan melenguh lagi, dia tak kuat jika Johnny melakukannya seperti itu apalagi di jilat.
" Jo.. geli.. " ucap Ten yang wajahnya sudah merah semu sedari tadim
Johnny pun melepaskannya dan mengelus pipinya secara lembut lalu membuka celana dan cd milik Ten, dia langsung tegang saat melihat hole milik Ten yang masih mulus dan terawat dengan baik.
" Nungging sekarang. " ucap Johnny secara tiba-tiba.
Ten pun nurut dan nungging tepat di depan Johnny, dia mengelus dan menampar pantatnya hingga kemerahan dan Ten menahan sakitnya itu.
" Aku masukkin ya? kalau sakit bilang aja " kata Johnny lagi kepada Ten.
" Hm " balasnya singkat.
Johnny pun memasukkannya pelan-pelan, Ten tak kuat menahannya karena junior Johnny sendiri besar dan panjang, dia menjatuhkan badannya di lantai karena milik Johnny langsung mengenai sweet spot nya.
Awalnya Johnny hanya memainkan tempo sedang tapi makin lama, Ten semakin terlarut dalam hasratnya begitu juga Johnny dan sampailah Johnny tak sengaja membuat temponya menjadi brutal hingga Ten hampir menangis karena hal itu.
" A-ahh Jo.. sakithh.. " ucap Ten begitu saja.
Johnny tak mendengarnya tetapi dia semakin menjadi, dia melumat bibir Ten dengan kasar agar Ten tak melenguh atau apapun itu.
( btw di bagian ini udah di buka ya dasinya.)
Mereka pun melanjutkannya dan berakhir dengan Ten yang kesal, marah dan memukul dada Johnny secara kencang.
" JOHNNY SUH! BADAN AKU SAKIT SEMUAA!! " teriak Ten dengan kuat karena Johnny meninggalkannya untuk ke kamar mandi.
" Babe? do not be like that, i know you hurts but sorry for this and i hope you can forgive me " jelas Johnny dengan tenang sambil berjalan ke arah Ten.
" Milik aku robek ya Jo, kebiasaan deh kamu suka ingkar janji udah deh aku hukum kamu ga dapet cium, kelon, jatah atau apapun itu dalam seminggu. " ucap Ten dengan datar
Johnny belum menjawab sepatah kata namun Ten telah menyuruhnya diam dan dia hanya bisa pasrah, padahal rencananya tadi mau kelon biar Ten tidur taunya ga jadi.
Berbeda dengan anak-anaknya yang sedang pacaran, Hendery pergi keluar buat ngajak Xiaojun jalan' dan Choisan juga melakukan hal yang sama dan tinggal Haechan saja yang tak memiliki pacar, jugaan dia malas dengan 'pacaran' menurutnya lebih seru menyendiri dari pada pacaran ga jelas.
Tiba-tiba pintu rumahnya di ketuk, Haechan pun membukanya dan melihat Mark menunggunya sambil memegang sesuatu. Haechan tak tau apa isinya dan dia mengira itu untuk orang lain.
" Mau apa lo kesini? " tanyanya dengan nada datar.
" Aku cuman mau ngomong, kamu serius kita ga balikan lagi? aku janji ga begitu lagi bear.. " ucap Mark dengan nada purau.
" Mending ga usah dan gue tau persis sifat lo Mark, gue ga mau lagi " balas Haechan tanpa menatap mata Mark.
" Aku mohon sekali ini saja, anggap ini kesempatan terakhir aku dan aku janji buat kamu bahagia " ujarnya lagi namun matanya sendiri telah berkaca-kaca.
" Oke gue kasih karena gue kasihan liat lo begini dan ini cuman kesempatan terakhir lo, gue ga akan menerima kesempatan lagi kalau lo masih ngelakuin hal itu " jelas Haechan tanpa basa basi sedikit pun.
" Okey i know that and for now you can call me darling or something, same as before but I will always call you 'bear' " sambung Mark yang langsung bahagia saat mendengar itu
" Hm, i'm gonna call you with a call like someone who has a lover and I call you by name 'kak melk or darling maybe?' " jelas Haechan lagi yang bingung juga saat mendengar perkataan Mark.
" This for you and i love you bear, see you tomorrow " balas Mark yang menyerahkan plastik itu begitu saja tanpa menjelaskan isinya.
Haechan menanggapnya hal yang biasa dan masuk kedalam rumah lalu melanjutkan permainannya tadi yang dia tinggalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
" Johnten Story " ft. Choisan | END!!
Ficção AdolescenteTHIS STORY IS OVER! Sedikit kisah tentang JohnTen yang berpisah lalu bersatu lagi karena anak-anak mereka, termasuk Haechan yang kekurangan kasih sayang orang tua. Hendery anaknya selalu nt sama Xiaojun berbeda dengan Choisan dan Haechan hubungannya...