Bab 45 : Kena Marah.

87 9 0
                                    

Malam itu Johnny merasa bosan dan lagi pula Ten sedang tidur, ia sendiri tak enak untuk membangunkannya karena benar-benar tertidur pulas.

Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke suatu tempat namun dia menghampiri kamar Choisan untuk mengajaknya.

" San? ada di dalam? " tanya Johnny sambil mengetuk pintu kamar hotel Choisan.

Choisan pun membukanya dan melihat Johnny yang telah bersiap, ia pun menjawab " tumben? emang mau kemana? " tanya Choisan balik yang bingung karena biasanya orang tuanya ini jarang keluar dari hotel.

" Kita ke bar mau ga? " kata Johnny yang masuk ke kamarnya Choisan.

" Yakin? nanti kayak waktu itu loh dad, aku takut mae bakalan ngusir kita " balas Choisan yang mendengar perkataan daddy nya itu.

" Ya daddy tau sih, cuman mae kamu lagi tidur dan juga emang ga pengen? biasanya kamu minum kopi kan? ada waktunya buat sesekali minum alkohol " jelas Johnny kepada Choisan saat itu.

" Ya memang ga salah cuman kalau mae yang marah, daddy yang tanggung jawab ya? " tegas Choisan kepada Johnny.

" Iya deh iya, udah cepet siap-siap, sekalian ajak Hendery tapi jangan ngajak Haechan " ucapnya lalu keluar dari sana.

Choisan milih ga jawab dan siap-siap, dia pun ngajak Hendery dan Hendery mau-mau aja karena gabut waktu itu, akhirnya mereka kebawah dan ngelihat daddy nya di depan taxi lalu mereka bertiga pergi ke bar yang ada disana.

Haechan tidur saat itu dan dia juga pakai headphone pas tidur jadi ga dengerin apapun selain musik yang dimainkan, sedangkan Ten itu tidur pulas karena habis mandi air hangat.

Johnny, Choisan dan Hendery memang cuman minum aja disana, ga lebih dari itu mungkin dengerin dj yang dimainkan dan mereka juga ada disana selama dua jam lebih.

" Choi? Dery? kalian masih sadar kan? " tanya Johnny yang menghampiri mereka.

" Ah aku masih sadar kok, cuman agak pusing dikit " jawab Hendery yang mengurut pelipis kepalanya.

" Aku sih sadar baru minum tiga gelas jugaan " sambung Choisan yang melihat kearah Johnny.

" Udah ayo pulang, kita ga bisa lama-lama disini " jelas Johnny yang membangunkan mereka dari kursi lalu keluar dari bar itu.

Mereka bertiga pun keluar dan beruntungnya langsung mendapatkan taxi yang habis ngantar orang juga, mereka pun langsung pulang ke hotel dan masuk ke kamar masing-masing.

Johnny yang buka pintu langsung kaget karena ngelihat Ten di depan pintu dengan tatapan tajam, aura disana mendadak mencekam sehingga Johnny hampir merinding.

" Kamu habis darimana? " tanya Ten dengan datar.

" Oh aku habis dari luar, kenapa emang? " jawab Johnny santai kala itu.

" Yang bener? tapi kok ada bau alkohol? " tanya Ten lagi dengan wajah bingung.

Johnny terdiam karena bingung mau jawab apa dan menyembunyikan wajah gelisah nya itu dari hadapan Ten.

" Hah? perasan aku ga ada minum deh " jelas Johnny lagi agar Ten percaya kepadanya.

" Ngga, ga mungkin aku salah cium, baunya kayak whiskey, kamu habis dari bar kan? " tanya Ten dengan tegas ke Johnny.

" E-eh ngga babe, aku ga dari bar " elak Johnny yang kaget mendengar perkataan Ten.

" Jangan ngelak John, aku tau betul kamu dari bar. Iyakan? " tanya Ten dengan tegas yang membuat Johnny sekali lagi berpikir dengan keras.

Johnny masih diam dan berpikir dengan keras, dia hampir tak bisa menjawabnya untuk kali ini karena lebih baik menyerahkan diri daripada tahu yang sebenarnya dari orang lain.

" Oke-oke aku jujur jadi dengerin dulu ya? aku memang pergi ke bar karena bosan dan waktu itu pas saat kamu lagi tidur, aku ga mau ngebangunin karena kamu kayak kecapean makannya aku mutusin buat pergi ke bar sama yang lain " kata Johnny terputus namun saat ingin melanjutkan Ten langsung memotong.

" Yang lain? siapa? " tanya Ten yang memotong perkataan Johnny.

" Ya Hendery sama Choisan, dan juga kami disana ga ngapain-ngapain kecuali minum sama kenalan dengan bartender yang bisa bahasa Inggris waktu itu " jelas Johnny dengan tenang agar Ten tak salah paham.

" Oh gitu? panggil mereka kesini. " ucap Ten yang buat Johnny meneguk ludahnya kasar dan terkejut.

" Huft.. oke aku panggilin mereka dulu " balasnya lalu keluar dari sana.

Johnny berjalan ke kamar Hendery dan Haechan, dia pun menyuruh Hendery untuk mengajak Choisan agar mereka datang ke kamar kedua orang tuanya.

" Ada apa? tumben manggil " ujar Choisan yang masuk.

" Duduk sini, mae mau nanya sesuatu " ucap Ten dengan cepat.

Hendery tahu hal ini, tapi dia takut dan untungnya dia masih sadar setelah dari bar, Choisan sadar karena minum kopi sekalian cuci muka.

" Nanya apa mae? tanya aja " kata Hendery dengan santai supaya suasana itu berubah sedikit dengan sedikit.

" Kalian tadi pergi sama daddy ke bar kan? " tanya Ten kepada mereka berdua yang membuat keduanya saling bertatapan.

" Iya tapi kami ga ngelakuin hal yang aneh mae " jawab Choisan dengan pasrah.

" Yang bener? mae ga percaya " ketus Ten yang membuat mereka bertiga bingung harus jelasin gimana lagi karena Ten yang ga percaya sedari tadi.

" Mae kami ga ngelakuin hal aneh, kami cuman datang lalu minum dan berkenalan dengan ada disana, sudah dan itu termasuk biasa aja dan ga ada yang aneh " jelas Hendery dengan senyum tipis.

" Oke itu bisa diterima, yang mae takutin kalian bertiga main sama perempuan yang ada disana " sahut Ten dengan lembut.

" Ngga Ten, kita bertiga ga ngelakuin hal aneh, aku ga bohong " sambung Johnny tiba-tiba.

" Yaudah kalau gitu, kalian berdua balik ke kamar masing-masing " ucap Ten yang membuat Choisan dan Hendery keluar dari sana dengan sukses meskipun hampir kesulitan tadinya.

" Asik kita lolos wkwk " ucap Choisan setelah keluar dari sana.

" Iya tapi daddy yang nanggung semuanya, setidaknya kita udah bikin mae percaya sih " jelas Hendery saat jalan ke kamarnya.

" Sekarang kamu Jo, kamu ga macem-macem kan? " tanya Ten kepada Johnny yang lagi duduk tenang malah jadi pasrah.

" Ngga Ten ngga, astaga harus beberapa kali lagi aku bilang kalau aku ga ngapa-ngapain babe " jelas Johnny yang memang udah pasrah akan segalanya.

" Yaudah kalau gitu kamu tidur di sofa, besok kamu ga dapet peluk atau apapun seharian karena ulah kamu di tambah ga ada mandi bareng selama dua hari. " ucap Ten yang nyaris buat Johnny menyesal namun harus menerimanya.

" Yaudah deh aku terima, aku paham aku yang salah " katanya lalu ngambil bantal kepala doang lalu duduk di sofa.

" Inget ya? awas aja ngelanggar " ucap Ten sebelum dia tidur.

Johnny ga masalah dia tidur di kasur tapi dia ga bisa tanpa peluk seharian aja bener-bener ga bisa, kiss atau apa kek itu bisa di tahan tapi dia ga bisa tanpa peluk dan kelon.

Dia sulit tidur malam itu dan milih main hp buat ngisi rasa bosannya itu, hingga dia baru tidur jam tiga subuh dan tidur lelap di sofa dengan keadaan hpnya terletak di meja dan ada airpods dekatnya, ternyata dia tidur sambil dengerin musik biar cepat ngantuk.

" Johnten Story " ft. Choisan | END!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang