Bab 35 : Sadar.

99 8 0
                                    

Siang itu Hendery menjaga maenya karena Johnny masih di kantor, Choisan kedatangan kekasihnya Wooyoung dan berbincang-bincang di kursi dengan santai.

Hendery terkadang mengamati Haechan juga karena tidak mungkin ia menyuruh Choisan melihat adiknya yang tengah sedang mengobrol bersama pacarnya itu.

" Serba-serbi kehidupan orang yg nt " batin Hendery sambil senyum tertekan.

Hendery mengecek keadaan maenya dan Haechan untuk memastikan mereka akan baik-baik saja, sesungguhnya Hendery kasihan terhadap mereka berdua dan merasa bersalah akan feeling Haechan saat itu.

" Seharusnya aku yang terbaring seperti kalian bukan kalian yang tidur di sana... " lirih Hendery sambil menatap tulus ke arah Ten dan Haechan yang masih belum sadar.

" Hen? abang keluar bentar ya sama Wooyoung, nanti abang bakalan balik lagi " kata Choisan tiba-tiba yang buat Hendery langsung mengelap air matanya yang hampir jatuh.

" O-oh iya bang, lanjut aja gue bakalan  jagain kok " jawab Hendery sambil senyum kearah mereka berdua.

Choisan dan Wooyoung pergi dari situ, Hendery menjaga mereka dan dia juga kelaparan namun tak mungkin dia keluar dari ruangan itu karena hanya dia seorang yang jaga.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruangan itu, Hendery tak tahu itu siapa namun dia mengizinkan dia masuk.

" Hai bang, nih makan dulu gue tau lo belum makan " kata Mark sambil memegang sebuah kotak makan dan memberikannya kepada Hendery.

" Wih pas banget nih, tq ya udah bawain, btw cuman lo sendiri ke sini? " tanya Hendery kepada Mark.

" Ntar bubu nyusul bang cuman agak lama dikit sih " jawab Mark sambil meletakkan buah di meja.

" Ohh gue kira memang lo doang sendirian kesini karena yang lain sibuk " balas Hendery dengan santai.

" Cuman bubu yang ga sibuk bang, dia juga khawatir sama tante Ten " jelas Mark lagi kepada Hendery.

Mark pun berjalan ke arah kasur Haechan, dia tahu bahwa kekasihnya belum bangun dari tidurnya itu dan mengelus tangannya dengan lembut.

" Haechan?? bangun yuk, kakak udah disini loh masa ga mau bangun.. " lirih Mark seorang diri kepada Haechan.

" Doain aja Mark biar cepat sadar, gue tau lo kesepian " ujar Hendery yang membuat Mark menghela nafas panjang.

Johnny pulang siang dari kantornya buat lihat keadaan Ten dan ia berharap bahwa Ten sudah sadar, ia pun mengetuk pintu ruangan istrinya itu lalu masuk dan melihat Mark dan Hendery ada disana.

" Hai, gimana keadaannya? masih belum sadar? " tanya Johnny sambil membuka jas bajunya itu.

" Belum dad masih tidur nyenyak " balas Hendery secara singkat.

" Mark? mana daddy mu? " tanya Johnny kepada Mark.

" Lagi kerja om " jawab Mark kepada Johnny.

" Saya kira tadi kamu datang sama daddy mu " ucap Johnny dengan santai.

" Ngga kok om malahan saya sendiri kesini buat lihat Haechan, orang rumah pada sibuk om " timpal Mark lagi sambil menatap Haechan yang masih tidur dalam komanya itu.

" Yang sabar ya? om tau kamu kesepian Mark dan doain aja dia buat cepat sembuh, jangan sedih dia ga akan kemana-mana " sahut Johnny yang membuat Hendery sama Mark terdiam seribu bahasa.

Benar yang dikatakan Johnny, dia sendiri juga ingin Ten sadar dengan cepat namun itu semua butuh proses bukan? tidak ada hal atau sesuatu yang bisa di dapatkan secara instan jika tidak berkerja keras dahulu.

Johnny menghampiri Ten dan mengelus pipinya dengan lembut, hati Johnny teriris sejadi-jadinya karena melihat Ten yang seperti ini.

Ia sendiri tidak sanggup melihatnya, namun apa boleh buat? ia harus bersabar dan menerima segalanya.

Johnny duduk di samping kasur dan menggenggam erat tangan Ten serta mengelusnya, begitu juga dengan Mark yang selalu memperhatikan Haechan.

" Dad? sudah makan belum? kalau belum makan dulu " kata Hendery yang masih duduk di sofa.

" Nanti aja daddy mau sama mae dulu " jawab Johnny tanpa ada melihat kearah Hendery sedikitpun.

" Yaudah kalau itu maunya, Hendery ga bisa paksa kalau udah soal begituan " jawab Hendery sambil menghela nafas panjang.

Tak lama Taeyong datang ke sana buat melihat kondisi Ten dan Haechan, Hendery menceritakan kronologinya dan Taeyong tak menyangka jika itu akan terjadi lagi.

Mark juga mendengarkan karena dia tak tahu tentang kronologinya, dia menyadari bahwa Haechan memang sedekat itu sama Ten meskipun sudah berpisah selama bertahun-tahun dan baru bersatu lagi.

Hingga sore pun tiba, Mark dan Taeyong sudah pulang begitu juga dengan Choisan yang sudah kembali setelah sekian lama.

Johnny senantiasa berada di samping Ten dan Hendery sama Choisan juga selalu menjaga Haechan takutnya terjadi apa-apa kepada adik dan maenya.

" Permisi pak? saya kesini buat check sebentar dan maaf jika menganggu " kata perawat yang membuat lamunan Johnny hilang begitu saja.

" Silahkan sus kalau gitu kami keluar dahulu " jawab Hendery dengan sopan sekalian mengajak abang dan daddynya itu keluar.

Hendery selalu mengira bahwa Johnny itu sesosok lelaki yang jarang nangis, ternyata bohong terkadang Johnny menangis hingga sesegukan parah karena rindu dengan Ten.

" Baik pak untuk semuanya sudah bagus dan kondisi mereka juga sudah mulai membaik, semoga mereka berdua cepat sadar dan saya permisi terlebih dahulu " kata suster yang keluar dari ruangan itu.

Mereka bertiga senang mendengar hal itu apalagi Johnny yang senangnya bukan main saat mendengar itu, Hendery bersyukur karena Tuhan sudah menjawab doanya begitu juga dengan Choisan yang sedari tadi tak henti-hentinya senyum.

" Sayang?? ayo bangun nanti kita nyanyi lagu kesukaan kamu yaitu my love - westlife " kata Johnny dengan nada pelan.

Hingga jam sudah menunjukkan tengah malam dan malam sudah pekat, udara dingin yang membuat Johnny tertidur di dekat Ten meskipun dia sendiri kedinginan dia memilih memberikan selimut kepada kedua anaknya serta jasnya tadi untuk selimut tambahan mereka juga.

Johnny memakai baju tipis dan dia juga tidak terlalu suka angin malam yang sedingin ini, terkadang ia mengecek kondisi Haechan juga.

Hingga saat Johnny tertidur ia merasa ada seseorang yang memanggilnya dan ternyata itu Ten yang sadar dari komanya, Johnny awalnya tak percaya akan hal itu namun Ten berkata sesuatu yang membuat Johnny sadar bahwa Ten itu benaran sadar dari komanya.

" John? wake up, kamu ga kedinginan? " tanya Ten dengan suara yang kecil.

" Ngga kok, aku gpp tidur gini yang penting mereka ga kedinginan " jawab Johnny sambil tersenyum kearah Ten.

" Sudah makan belum? " tanya Ten yang membuat Johnny bingung ingin menjawab apa.

" A-anu sejujurnya aku belum makan karena nungguin kamu sadar hehe... " jawab Johnny sambil menggaruk kepalanya.

" Astaga.. yaudah besok pagi makan ya? aku ga mau tau. " jawab Ten dengan singkat.

" Siap sayangku, cintaku " balas Johnny sambil nyengir.

Tiba-tiba Johnny berdiri dan memajukan wajahnya di depan Ten, yang membuat Ten menelan ludah secara cepat. Johnny mencium bibir Ten dengan lembut lalu melumatnya dan melepasnya.

" Ga kangen aku apa? kamu tidurnya lama banget, aku kangen kamu Ten, semoga cepat sembuh cantik. " bisik Johnny kepada Ten yang membuat Ten tersenyum manis kepada Johnny.

Akhirnya mereka berdua pun melanjutkan tidurnya, Johnny tak bisa tidur dan terus saja memandangi Ten yang tertidur.

" Johnten Story " ft. Choisan | END!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang