Bab 23 : Highway To Hell

96 6 0
                                    

Hendery sedang mendengarkan lagu di kamarnya sambil menggunakan earphone miliknya sedangkan Haechan juga melakukan hal yang sama namun berbeda lagu saja, Haechan mendengarkan lagu rock seperti AC/DC, Guns N' Roses, Scorpions dan lainnya dan Hendery paling senang mendengarkan lagu lama apalagi japanese old songs seperti stay with me, flyday china town, I'm in love dan lainnya.

Choisan memainkan gitar listrik yang ada disana dan dia pun memainkan beberapa lagu, awalnya Haechan ingin turun untuk melihat namun rasa magernya melebihi dari seharusnya.

" Pengen turun tapi mager banget woilahh " ucapnya seorang diri di kamar itu.

Tiba-tiba telepon nya berdering dan dia melihat nama kontak yang meneleponnya, dan ternyata itu Mark yang juga bosan akan hari ini.

" Halo? kamu lagi ngapain? " tanya Mark dari seberang.

" Ngga, ini lagi dengerin lagu aja " jawab Haechan dengan santai.

" Mau jalan? kemana saja deh " tanya Mark lagi kepada Haechan.

" Seriusan? nanti ga jadi lagi " balas Haechan yang agak kesal mendengar perkataan Mark.

Haechan dulu paling sering dibohongi Mark yang katanya ingin pergi jalan atau ke mall malah tidak pernah jadi sama sekali karena selalu bersama Yeri.

" Kali ini ga bohong, turun cepet kakak udah di depan rumah " ujar Mark yang memang sudah di depan rumah Haechan.

Dengan cepat Haechan langsung melihat ke arah jendela dan benar saja Mark sudah menunggunya sedari tadi, Haechan pun bersiap-siap dan tak lama dia turun dengan buru'. Choisan hanya bisa pasrah melihat tingkah Haechan yang selalu buru' dalam hal apapun.

" Kak Echan pergi dulu yaa, nanti izinin ke mae atau daddy " teriak Haechan sebelum dia berlari ke arah Mark.

" Iya " balas Choisan dengan singkat.

Haechan pun menghampiri Mark yang menunggunya sedari tadi, mereka pun pergi ke sebuah danau yang memang sepi namun nyaman dan tenang. Mereka berdua pun berbincang' sambil memakan cemilan yang mereka beli tadi sebelum ke danau, Haechan senang dan hal ini juga pertama kali dimana dia dan Mark jalan' bersama.

" Yahh.. lipbalm ku tinggal di rumah.. " ucap Haechan dengan nada purau.

" Mau beli atau nyicip? " tanya Mark yang langsung melihat ke arah Haechan.

" Ihh mesum, beli aja deh belii " teriak Haechan yang tidak terlalu kuat pada saat itu.

Mark hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah laku Haechan, dia selalu berkata kepada dirinya sendiri " mengapa dulu aku menjauhi dia? aku memilih hal yang salah, sorry.. " dan dia selalu sedih jika mengingat masa' dimana dia bersama Yeri dan tak pernah mengingat Haechan sama sekali.

Akhirnya sebelum mereka pulang dari danau itu, mereka menghampiri sebuah toko kecantikan karena permintaan Haechan tadinya, memang lama menunggu Haechan kembali hingga Mark terlalu bosan menunggunya di luar.

" Maaf kalau lama, banyak yang diskon soalnyaa " ucap Haechan yang memegang beberapa plastik besar dan berwarna putih yang berisi skincare.

" Gapapa ok Echan " jawab Mark yang beranjak dari tempat duduknya

" Pulang aja deh siapa tau mae udah masak makan malam " balas Haechan yang mengikuti Mark dari belakang.

" Siniin barangnya biar kakak bawa, kakak tau itu berat " kata Mark yang melihat tangan Haechan memerah sedari tadi.

Haecahan pun menyerahkan semua barang-barang tadi kepada Mark, dan Mark akui jika barang-barang itu berat dan banyak sekali. Mereka pun pulang meskipun Mark tidak singgah dirumahnya karena sudah malam, saat Haechan ingin masuk ke dalam terlihat maenya menunggu di sofa dengan tenang.

Haechan hanya bisa menelan ludahnya secara cepat dan kalau tidak salah dia tadi sudah meminta tolong untuk mengatakan minta izin kepada, dia keringat dingin takut jika mae memarahinya secara tiba-tiba dan Ten menghembuskan nafas berat dan Haechan juga kedengeran namun dia masih mematung karena takut itu.

" Kamu beli apa? coba bawa sini " ucap Ten yang dimana membuat Haechan harus menghampiri maenya meskipun dia ketakutan setengah mati.

Haechan pun memberikannya dan duduk di kursi yang berbeda, sesungguhnya dia takut jika maenya marah apalagi tadi yang dia beli itu habis 1,5 sampai 2 jeti kalau ga salah. Ten pun mengecek semuanya tanpa ada satu yang terlewat sama sekali, Haechan hanya bisa menunduk sambil komat kamit.

" Hadeh gue takut banget woilah, ini ga ada yang mau bantuin apa? " batinnya seorang.

Ten pun mengembalikan barang itu kepada Haechan, " Mae cuman periksa doang takutnya kamu bawa yang aneh' Echan, jadi jangan takut oke? " ucap maenya yang tau betul bahwa Haechan sedang ketakutan. Haechan pun menganggukan kepalanya sebagai jawaban iya dan dia pun berjalan ke kamarnya, mandi lalu bersiap' untuk tidur.

Sebelum dia tidur tiba-tiba Hendery datang tanpa mengetuk pintu dan Haechan sendiri orangnya mudah terkejut.

" ASTAGA BANG HENN, KEBIASAAN BENER DAH KALAU MAU MAU GA NGETOK ATAU MANGGIL KEK " teriak Haechan yang terkejut saat melihat abangnya disampingnya.

" Hadeh ribut bener lo, btw gue mau minta saran nih " ucap Hendery yang memandang langit-langit.

" Saran apaan? " jawab Haechan begitu singkat.

" Gini, gue tuh sering banget di bilangin sama Xiaojun kalau gue terlalu kekanak-kanakan, ga bisa mandiri dan banyak lagi deh. Kira-kira gue harus ngapain biar Xiaojun ga gitu lagi? " tanya Hendery yang telah menjelaskan panjang lebar tadinya.

" Halah itu doang mah mudah kok, caranya itu coba ubah kebiasaan buruk lo kayak keseringan makan manis jadi sering nge-gym, lo harus bisa peka mau dimana pun dan kapan pun dan kalau lo masih bingung, coba deh lihat ortu kita gimana sih love language mereka sebenarnya? " jelas Haechan yang mendengar perkataan Hendery tadi.

Hendery mencoba mengingat' tentang love language ortunya, memang apa yang dikatakan Haechan benar dia sendiri berbeda jauh dengan daddy dan abang pertamanya.

" So? lo mau berubah ga? " tanya Haechan untuk terakhir kalinya.

" Mau lah, gue bakalan berubah biar postur dan love language gue jadi bagus " jelas Hendery dengan gagah.

" Berarti udah semua kan? udah balik lo, gue mau tidur dan jangan lupa tutup pintunya " kata Haechan sebelum dia menutupi dirinya dengan selimutnya.

Hendery langsung keluar begitu saja dan sebelum dia keluar dia menutup pintu lalu kembali ke kamarnya, Haechan selalu tidur sambil mendengarkan musik melalui earphone.

Mungkin malam ini dia akan mendengarkan lagu biasa' saja, disisi lain dia juga kesulitan tidur meskipun sudah dia paksa.

Tanpa dia sadari dia sendiri terhanyut dalam lantunan musik yang dia setel, dia pun tertidur sambil memeluk gulingnya dengan erat bersama selimut hitam yang hangat.

" Johnten Story " ft. Choisan | END!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang