Bab 17 : Rajendra.

85 10 0
                                    

Jay datang ke rumah Haechan waktu itu dan Jay adalah teman Haechan sekaligus anak buah dari geng Rajendra.

" Haechan? lo kok ga pernah datang lagi? " tanya Jay yang bingung

" Gue malas, gue ga mau kesitu lagi dan rencananya gue mau keluar. " jelas Haechan dengan datar

" Why? kami butuh lo Chan, yang lain rindu lo " balas Jay dengan tenang

" Ga. Gue ga akan kesana, sampaikan sama ketua kalau gue keluar. " sambung Haechan yang menahan emosinya itu

" Tapi gue ga yakin ketua ngelepasin lo gitu aja, jugaan lo orang yang bisa ngelawan geng lain " timpal Jay lagi yang ragu saat mendengarkan jawaban Haechan

" Yang penting gue keluar, gue ga mau berurusan lagi dan jangan cari gue lagi. " kata Haechan yang memang emosi sedari tadi

" Kalau gitu gue pergi dulu ya, gue usahain kalau si ketua bisa nerima masalah ini " ucap Jay yang berdiri lalu berjalan ke arah pintu

" Hm " balas Haechan dengan cepat

Akhirnya Jay pergi dari sana, Haechan memang tak mau lagi kesana dan dia memilih untuk menarik dirinya dari pada harus seperti itu lagi.

Dia tau apa rasanya, dia tak ingin merasakannya lagi apalagi di geng itu ada Mark, dia malas bertemu Mark dan dia benci Mark.

Hendery berjalan di anak tangga sambil tersenyum layaknya orang yang habis dikirim sesuatu sehingga membuatnya sepeti orang aneh.

" Nape lo? seneng bener " tanya Haechan yang agak sewot

" Ga perlu sewot kali, gua habis dapet pap dari ayang wkwkwk " jelas Hendery yang tertawa jika mengingat Haechan tak memiliki pacar

" Astaga liat aja bentar lagi terjadi sesuatu " ucap Haechan yang sambil melihat ke kamar kedua orang tuanya

Dan benar apa yang dikatakan Haechan, Ten mengusir Johnny untuk tidur di luar karena permasalahan kecil.

Choisan pun keluar dari kamarnya dan melihat hal itu terjadi lalu menjauh dari sana, dari pada dia kena impas mending dia menjauh.

" Kenapa tuh? berisik bener sumpah, gue tadi mau turu malah ga jadi " decak Choisan yang kesal melihat hal itu

" Karena kak dery bucin sih " ujar Haechan yang agak pusing melihat hal itu juga

" Hah? kok gitu? " tanya Choisan balik dengan penuh heran

" Gini kalau kak dery pacaran atau lagi bucin, orang yang pacaran atau bucin deket dia itu bakalan kena masalah mau sepele atau ngga tetap kena deh " jelas Haechan yang agak lelah melihat semuanya

" Iya deh salah gue banget kan ya? sorry deh " kata Hendery lalu pergi ke kamarnya dengan sedih

" Bang! ga gitu maksudnya astaga dan yang gue bilang kan kenyataan " ucap Haechan yang ngejar Hendery sebelum masuk ke kamarnya

Choisan hanya bisa membuat kopi dan roti bakar selai coklat, dia bermain dengan gitar akustiknya dan menyanyikan lagu trending saat ini.

Johnny turun dengan hati yang pasrah lalu berjalan ke kamar tamu yang kosong, dia mengerjakan semua berkas' kantornya dan mengunci pintunya juga agar tidak ada yang masuk.

Haechan hanya bisa menghela nafas panjang setelah melihat kedua orang tuanya itu yang layaknya baru saja berdebat masalah yang besar namun itu masalah sepele.

Dia pun kembali ke kamarnya dan melihat paket yang dia letakkan dimeja, Haechan membukanya dengan hati'.

Siapa sangka yang mengirimnya adalah Mark seorang, Mark mengirim foto mereka berdua, makanan kesukaan Haechan dan lainnya hingga Haechan tak sadar bahwa air matanya jatuh ke bawah dan membasahi pipinya dengan deras.

Rasa Haechan untuk menanyakan kabar tentang Mark seperti gengsi yang terlalu tinggi hingga dia bingung harus mengetik apa dulu agar tidak canggung.

Berbeda dengan Ten yang agak resah melihat sikap Johnny sehabis dia mengusirnya, dia tau salah tapi dia ingin Johnny sendiri yang menyadarinya.

Pandangan Johnny tak lepas dari berkas' yang menumpuk itu, dia terlalu larut di dalam pekerjaannya hingga larut malam tiba.

Ten pun menghampiri Johnny dan mengetuk pintunya, Ten mengetuknya dengan pelan karena dia mengira bahwa Johnny tertidur di atas kertas'nya.

" Jo? kamu tidur? " tanya Ten pelan sambil mengetuk pintu

Johnny yang mendengar itu langsung membuka kunci pintu dan melihat Ten yang gelisah.

" Kenapa? katanya tadi ga mau ketemu " balas Johnny yang melepaskan kacamatanya lalu meletakkannya di meja

" Kamu kan mau tidur di atas berkas' kantor mu dan ini udah larut malam, kamu ga mandi? " tanya Ten balik

" Bentar lagi aja mandinya jugaan nanggung, dikit lagi selesai kerjaannya " jawab Johnny yang menatap ke arah Ten

" Ga ada, mandi dulu sana terus makan baru lanjutin lagi, jangan nyari penyakit deh " timpal Ten yang kesal mendengar jawaban Johnny tadi

" Males ah jugaan kerjaan aku masih banyak " ujarnya sambil melihat ke arah Ten yang kesal

" Jangan harap tidur, kelon atau apapun itu. " kata Ten dengan datar

" Siap salah babe, aku mandi sama makan kok tenang aja hehe " sambung Johnny dengan tiba-tiba

" Awas aja ngga, kalau ngga jangan harap " ucap Ten lalu pergi dari sana

Johnny kegirangan dan langsung mandi serta makan, hanya membutuhkan lima belas menit untuk itu semuanya yang penting bisa tidur, kelonan atau apapun itu sama ayang wkwkwk.

Choisan mengerjakan tugas kantornya yang tidak banyak namun membuatnya kewalahan hingga dia harus meminum banyak zat kafein.

Dia meminum empat atau lima gelas kopi americano, dia tau hal ini tak baik tapi mau tak mau dia harus melakukannya karena dia malas mengerjakan sesuatu jika hari deadline-nya dekat.

Sinusitis Haechan kambuh, hal ini membuatnya harus mengeluarkan tisu yang banyak demi hidungnya yang merah, batuk, pilek dan bersin parah.

Dia sudah lama mengalami hal seperti ini namun dia tak membawanya ke dokter untuk penanganannya lebih lanjut karena terlalu sibuk dengan kuliahnya sendiri.

Tempat sampah Haechan selalu di penuhi bungkusan kopi, obat-obatan, makanan instan, snack, tisu dan lainnya. Haechan hampir tak kuat jika sinusitisnya kambuh apalagi jika dia meminum seteguk atau sesendok makanan/minuman yang ada es.

Dia selalu kesal jika hal ini terjadi apalagi pas tengah malam dan hal ini membuatnya menjadi sulit bernafas lewat dada karena dia tak bisa menghirup udara dari hidungnya.

Tangan Haechan juga sering keringatan berlebihan hingga dia menyetok sarung tangan karet hingga beberapa kotak.

Saat ini dia sedang mendengarkan lagu Hindia di Spotify sambil menggunakan earphone lalu mencoba mengirim pesan ke Mark yang waktu itu juga sedang online.

Haechan bertanya mengapa Mark mengirim paket ini dan Mark menjelaskan semuanya, Haechan salah paham selama ini yang dia kira bahwa Mark dan Yeri beneran pacaran ternyata itu bohong karena Yeri adalah saudara atau kerabat jauhnya Mark.

Haechan merasa bersalah sejadi-jadinya dan meminta maaf ke Mark, Mark memaafkannya dan dia juga salah pada waktu itu.

Yang jelas mereka berdua baru menyadari masalahnya masing-masing, sejenak Haechan merasakan kepalanya pusing hingga dia terjatuh dari kursi ke lantai dengan suara yang begitu keras lalu pingsan disana.

" Johnten Story " ft. Choisan | END!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang