Bab 44 : Bertemu Untuk Jawaban.

108 9 0
                                    

Haechan kala itu sedang main sosmed, ditemani oleh Choisan yang datang dari kamar sebelah yang ternyata mau numpang kesana doang.

Dari tadi Choisan itu nyetel lagu yang vibes romantis gitu, tiba-tiba di ganti jadi vibes yang sad gitu layaknya lagu pupus dari pamungkas.

Haechan notice kalau abangnya masang lagu itu, di kamar itu cuman ada mereka berdua karena Hendery lagi santai di rooftop hotel.

" Lah? kok ganti vibe? " tanya Haechan yang menghampiri abangnya yang duduk di dekat jendela.

" Abang ga sengaja bikin dia marah dan sekarang malah di block, Abang gatau lagi harus gimana.. " jawab Choisan dengan purau.

Air mata Choisan jatuh karena hal itu saja, Haechan tak tahu jelas akan permasalahan mereka tapi dia mungkin bisa bantu dengan 1001 caranya itu.

" Yaudah coba send no nya ke Echan, nanti Echan bantu siapa tau mau di buka blocknya "ujar Haechan sambil membawakan segelas air putih agar Choisan tenang.

" Hm ntar abang kirim " sambung Choisan yang membuka hpnya dan mengirimkan no pacarnya ke Haechan.

Setelah dapat nomornya, Haechan pun mencoba berchattingan dengan Wooyoung, awalnya sulit namun akhirnya bisa.

" Tuh udah di buka, coba cek " kata Haechan tiba-tiba yang membuat wajah Choisan terlihat gembira.

Ternyata benar bahwa Choisan tak lagi di block oleh kekasihnya itu, Haechan menganggap hal itu gampang-gampang mudah.

" Makasih ya nanti abang kasih imbalannya " ujar Choisan yang senang akan hal itu.

" Iya deh " jawab Haechan pendek lalu kembali ke tempat tidur.

Tak berselang lama ada telpon dari Renjun, Haechan pun bingung karena dia tak melakukan hal yang salah kepada Renjun atau yang lainnya. 

" Halo? tumben bener lo nelpon gue, ada apa? " tanya Haechan yang mengangkat telepon itu.

" Ini gue mau minta no bang Hendery, gue ada urusan sama abang lo " ucap Renjun dengan cepat.

" Iya-iya nanti gue kirim " jawab Haechan dengan singkat.

" SEKARANG WOI ANAK JOHNNY, GUE GAMAU TAU YAA " teriak Renjun dan setelah itu langsung mematikan teleponnya.

Haechan menggosok telinganya yang agak sakit setelah mendengar perkataan Renjun tadi, ia langsung mengirimkannya.

Hendery yang lagi santai di rooftop hotel saat itu terganggu dengan notif yang ada di hpnya, ternyata ada nomor yang tak dikenal mengirim pesan kepadanya.

" Siapa sih?! ngeganggu bener dah " ujar Hendery yang akhirnya mengambil hpnya dan melihat notif itu.

Belum ada Hendery membalas pesan itu, si nomor yg tak dikenal langsung meneleponnya lalu dia menjawabnya dengan sopan.

" Halo? ini bang Hendery kan? " tanya dari seberang.

" Iya, ini siapa? " tanya Hendery kali ini.

" Gue Renjun, adiknya bang Xiaojun " jawab Renjun di telepon itu.

" Oh kenapa ren? " tanya Hendery dengan santai.

" Bang? lo tau ga kenapa kakak gue bisa jadi uring-uringan gitu, tiap hari bengong aja kerjanya udah gitu dengerin lagu galau lagi dan paling sering dia dengerin lagu-lagu Judika gitu loh " kata Renjun panjang lebar dalam telepon itu.

" Lah? jadi selama kalian disana, dia kayak gitu? " balas Hendery yang terkejut mendengarnya.

" Iya bang, dia ga mau makan terus kalau di ajak jalan sering tertinggal gitu, dan kita sekeluarga bingung melihat perubahan sikap dia yang biasanya ceria malah jadi pemurung banget " jelas Renjun yang membuat Hendery terdiam.

" Gini aja deh, suruh atau antar Xiaojun ke cafe dan ntar gue sharelock, gue bakalan bantu biar Xiaojun ceria lagi " ucapnya dengan mantap.

" Ohh oke-oke, ntar gue suruh kesana " ujar Renjun lalu mematikannya.

Hendery benar-benar tak tahu jika sikap dan sifat Xiaojun akan berubah, ia pun membagikan lokasi cafe tadi kepada Renjun. Ia kembali ke kamar dan bersiap-siap dengan jaket tebal miliknya.

" Mau kemana Hen? " celetuk Choisan yang notice kalau Hendery buru-buru.

" Ohh gue mau ketemu seseorang bang, ntar izinin sama mae atau daddy ya kalau gue keluar " ucapnya lalu meninggalkan Choisan disana.

Choisan bermain game di hpnya dengan tenang karena Haechan sudah tidur sedari tadi, makannya Choisan tenang disana.

Hendery pun pergi ke arah cafe itu dan menunggunya, tak lama datanglah Xiaojun seorang diri dan menghampiri Hendery yang duduk d pojok dekat dinding.

" Hai kak? kenapa manggil aku kesini? " tanya Xiaojun yang duduk di depan Hendery.

" Ngga gue cuman mau nanya, lo masih bingung sama jawaban yang ada di rumah sakit ya? " tanya Hendery dengan tenang.

Xiaojun menjadi diam seribu bahasa, sejujurnya jawaban itu lah yang dia tunggu selama ini hingga sikap dan sifatnya berubah dari yang ceria menjadi pemurung.

" Jawab aja, gue bakalan kasih tau jawabannya sekarang " ucap Hendery yang membuat senyum Xiaojun kembali.

" Tapi ntar dulu, lo mau minum sama makan ga? takutnya lo haus atau lapar lagi " sambung Hendery dengan cepat.

" Lumayan sih kak, aku pengen coklat panas sama waffle aja " balasnya sambil melihat Hendery kali ini.

Ternyata ada yang mengintip mereka dari jauh, yaitu Renjun dan Haechan yang telah melakukan rencana untuk mengikuti mereka, Haechan pura-pura tidur agar bisa mengikuti abangnya itu.

" Fotoin ren, ntar kita bikin mereka malu sama keluarga kita wkwk " kata Haechan sambil ketawa pelan.

" Iya-iya gue fotoin " balasnya yang memfoto mereka.

Hendery pun memesan makanan miliknya dan Xiaojun serta langsung bayar, dia kembali kesana dan berbincang biasa dengan Xiaojun sambil menunggu pesanan mereka datang.

" Ntar gue kasih tahu jawabannya pas kita udah selesai makan " kata Hendery dengan santai.

" Oh oke-oke " jawab Xiaojun singkat.

Tak lama pesanan mereka datang, Xiaojun meminum coklat panasnya dan coklatnya tertinggal di bibirnya, Hendery langsung mengelapnya dengan jarinya yang membuat Xiaojun terkejut.

" Di bibir lo ada coklat tadi, makannya gue lap pakai jari gue " ujar Hendery tiba-tiba.

" O-ohh aku kira kenapa tadi " cengir Xiaojun sambil memakan waffle miliknya.

Akhirnya makanan ataupun minuman mereka habis, Hendery mengajak Xiaojun jalan-jalan ketaman sebagai janjinya yang ingin memberitahukan jawaban itu.

Renjun dan Haechan masih mengikuti mereka hingga ke taman, mereka diam-diam agar tidak ketahuan oleh Hendery apalagi Xiaojun.

" Iya, mulai sekarang kita pacaran. " ujar Hendery yang membuka percakapan dengan tiba-tiba.

" H-hah? serius kak? " tanya Xiaojun yang terkejut mendengarnya.

" Iyalah ga mungkin gue bohong, jadi buka no gue ya, jangan di block lagi " sambung Hendery yang kali ini senyum kepada Xiaojun.

Xiaojun hanya mengangguk sebagai jawaban, ingin rasanya dia berteriak sekencang mungkin saat itu namun dia menahannya.

Mereka pun berjalan sambil pegangan tangan akhirnya, berbincang biasa lalu makan es krim di bawah pohon yang menyediakan kursi.

" Udah pulang sana, ntar Renjun nyariin lo lagi " kata Hendery yang mengajaknya ke jalan untuk mencari taxi.

" Iya-iya hehe, aku bakalan pulang kok " jawabnya dengan senyum.

Hendery mencium bibirnya Xiaojun dengan tiba-tiba yang membuat mata Xiaojun terbuka lebar, Hendery hanya menciumnya saja dan tak lebih dari itu.

Renjun dan Haechan terkejut melihat hal itu dan langsung mengambil banyak foto apalagi saat mereka masih berciuman tadi.

" Johnten Story " ft. Choisan | END!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang