- Recommendation song :
- already over - Sabrina Carpenter___
Semua anak Hexander sedang fokus menyatukan gorden yang sudah mereka copot dari masing-masing jendela rumah. Mereka mengeceknya dengan menurunkan ikatan gorden tersebut ke bawah balkon. Sempurna, gorden tersebut bisa menyentuh tanah.
"Bagus. Malem ini emang gak ada bodyguard di sana, tapi kita gak tahu besok gimana. Mungkin di depan gerbang ada, pasti ada. Jadi, kita berdoa ajah buat besok,"
"Gue yakin Yan sama Jo bisa ngatasin mereka, 'kan?" Dov mencoba mangambil alih pembicaraan karena sepertinya Taevil masih tidak terlalu mood untuk berbicara.
Yang disebut namanya hanya mengangguk yakin. Sekarang, sebagian dari mereka hanya bingung dengan pekerjaan dan kuliah mereka. Masing-masing dari mereka telah mengabari rekan mereka.
Namun, mereka tidak tahu acara kurung mengurung ini akan berlangsung berapa lama.
"Kalian pasti tahu 'kan cuma mereka berempat yang bisa keluar. Gue harap, kalian bolos kuliah dan kerja dulu. Kita gak tahu kapan ayah bakal lepasin kita, tapi untuk sekarang ngalah ajah." Suen mengungkapkan isi hatinya yang telah ia pendam sedari tadi.
Tidak merasa cukup tua untuk mengucapkan hal tersebut, membuat Suen berpikir panjang sebelum akhirnya berbicara. Mereka melakukan ini bersama-sama, jadi mereka harus menanggungnya bersama-sama juga.
Setelah pukul satu pagi, seluruh ank Hexander memejamkan mata mereka. Tentu, mereka butuh tidur, mereka sangat lelah. Sementara Taevil menghampiri Javerick yang masih berdiri di balkon.
"Gue minta maaf soal tadi." Taevil membuka suaranya, hanya dibalas senyuman tipis dengan lesung pipi dari Javerick.
"Gue cuma gak suka lo ngelakuin itu secara diem-diem."
Taevil merasa terkhianati, dari awal mereka semua sudah sepakat untuk tidak buka mulut. Dihadapkan dengan fakta tadi tentu membuat Tevil kecewa. Taevil sangat mempercayai mereka, termasuk Javerick.
"Gue juga minta maaf udah bikin lo kecewa, bang. Gue gak bisa ngejaga amanah lo, dan gue ngekhianatin kepercayaan lo. Gue minta maaf." Javerick bergerak memeluk kakak tertuanya tersebut.
"Gue gak bermaksud ngelempar semua kesalahan ke lo, karena dari awal gue juga setuju. Gue mohon, lupain perkataan gue tadi. Lo abang yang baik, lo bertanggung jawab. Lo udah kerja keras selama ini."
Masih memeluk Taevil, Javerick malu untuk menatap Taevil. Ia tidak terlalu dekat dengan Taevil, rasanya canggung jika mengucapkan kalimat-kalimat tersebut.
"Lo gak sepenuhnya salah, Jave. Emang gue yang terlalu sombong, berpikir kita bisa. Lo juga udah kerja keras, kita semua udah kerja keras. Gue harap kita bisa lebih akur kedepannya." Taevil menepuk-nepuk pelan bahu Javerick.
Sebenarnya semudah itu berbaikan ala anak Hexander, mereka hanya perlu bicara, dan pastinya tanpa emosi.
___
Alarm berbunyi.
Jam empat subuh, Jo, Yan, Mac, dan Haexan sudah bersiap untuk turun ke bawah. Henley dan Jun bertugas untuk mengawasi mereka berempat ketika turun.
Sebenarnya Jo yang membangunkan mereka, Jo tahu Taevil tidur terlambat tadi malam. Jo memutuskan untuk membangunkan Henley dan Jun yang tidur di dekatnya.
Mereka beruntung belum ada bodyguard di bawah. Mungkin karena ini terlalu pagi, atau ayah mereka sengaja tidak menempatkan bodyguard di sana?
Dimulai dari Jo yang turun, memang sedikit sulit karena pasti gorden tersebut terus bergoyang. Diikuti dengan Mac, Haexan, dan yang terakhir Yan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSING J | NCT ot 23
Mystery / Thriller"Jienan gak meninggal, dia hilang." | Ot 23 - author hanya meminjam beberapa identitas asli member, sifat asli member, dan visual member - semua alur dalam cerita ini adalah karangan author - be a smart reader Annemoon 💚🌱