Rutinitas ku semenjak menjadi istri dari Adrian Putra Atmadja berubah , aku yang terbiasa pergi menggunakan angkutan umum sekarang di antar jemput oleh suami ataupun supir bahkan untuk pergi menggunakan taksi pun sekarang bisa dihitung dengan jari. Aku masih tetap bekerja walaupun pindah divisi dengan alasan aku tidak mau bosan hanya tinggal di rumah , yah walaupun menurut teman – temanku lebih enak menjadi istri dari Adrian Putra Atmadja , mau belanja tinggal pakai credit card unlimited pemberian suami tanpa perlu menguras keringat bekerja kantoran. Bukan nya aku tidak bersyukur hanya saja aku lebih senang memiliki banyak aktifitas ketimbang harus diam saja dirumah atau hanya belanja dari mall yang satu ke yang lain nya. Rian tidak terlalu memaksakan kehendak nya agar aku berhenti bekerja ia hanya meminta aku tidak boleh pulang kerja lebih malam dibandingkan dirinya.
Bagaimana bisa aku pulang lebih malam dibandingkan diri nya jika setiap menjelang jam 5 sore dia selalu menyuruh supir untuk menjemput ku di kantor. Untung saja job desc ku yang sekarang tidak terlalu banyak menyita waktu sehingga harus lembur. Meskipun pernah beberapa kali aku pernah pulang di atas jam 7 malam , itupun Rian langsung menjemput dan menunggu di kantor ku sampai aku risih sendiri karena menjadi bahan candaan oleh teman - teman kantor ku.
Aku bersyukur memiliki suami seperti Rian , dibalik kesibukan nya ia selalu memberikan ku kejutan. Bukan hanya itu ia pun selalu berusaha untuk menjadi menantu dan kakak ipar yang baik untuk ibu dan adik ku. Pernah suatu hari ia membelikan adik ku mobil tanpa memberitahu ku terlebih dahulu.
" Kamu kenapa beliin mobil untuk Arya ? dia masih punya motor ." aku mencubit kecil pinggang nya , tanpa sepengetahuan ku ia membelikan mobil untuk ulang tahun Arya - adik ku.
" Kalau Arya naik motor , kasian kalau kehujanan. Belum lagi kalau dia pulang malam dari kampus , angin malam gak bagus buat badan sayang." jawab nya membela
" Yah tapi kan gak harus beliin mobil juga Mas , ini pasti mahal banget harga nya." aku geleng - geleng kepala melihat mobil didepan ku , meskipun aku tidak paham otomotif tapi aku bisa menebak pasti harga mobil ini mahal.
" Mau semahal apapun akan aku belikan yang penting Arya dan Ibu gak kepanasan ataupun kehujanan.Lagipula kasihan ibu kalau harus dibonceng naik motor terus." see, gimana aku gak makin sayang dan bersyukur punya suami seperti Rian.
" Ssst udah ya jangan protes lagi , minta dicium bibir nya kalau ngambek kayak gitu.." ucap nya sambil mengedipkan sebelah matanya dan langsung mencium bibir ku.
Umur pernikahan ku hampir dua tahun namun belum ada tanda - tanda aku hamil. Meskipun pernah aku telat datang bulan namun ketika aku check dengan tes pack selalu hasil nya negatif dan semenjak saat itu aku selalu takut dan malas untuk melihat tes pack. Suami ku tidak pernah menyinggung ku mengenai hal ini, namun bila sudah kumpul dengan keluarga besar aku hanya bisa tersenyum ketika ditanya kapan akan memiliki momongan. Mungkin Rian tidak ingin membuat ku sedih , biasanya ia langsung mengalihkan pertanyaan dengan membicarakan hal yang lain nya.
Satu tahun yang lalu aku dan Rian pernah melakukan tes kesehatan dan menurut dokter hasil nya bagus dan normal tidak ada yang perlu dicemaskan. Namun tetap saja membuat ku sedih mengapa aku belum bisa hamil juga, Alhamdulillah mertua ku selalu membesarkan hati ku dan tidak pernah menyinggung nya. Hanya saja aku merasa ada yang kurang dengan kehidupan pernikahan ku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Is it love?
RomansaApa jadinya kalau orang tak dikenal yang sudah kamu marahi,ternyata dia client mu? Pertemuan pertama yang aneh itu berlanjut sampai ke masalah serius.Seorang Manda tidak pernah menyangka bahwa pria yang ia marahi itu akhirnya menjadi seseorang yang...