Rian POV
" Oline , kamu dimana? Aku mau ketemu."
"....."
" Oke aku kesana sekarang."
Aku tau sekarang sudah malam dan mungkin saja Oline sudah istirahat karena seharian sudah berada di rumah sakit. Tapi aku tidak ingin menunda , aku harus mencari tau semua nya.Sekarang!
" Ada apa? Tumben kamu ke rumah." Sapa Oline ketika aku sudah berada di ruang tamu. Semenjak Andra sakit , Oline dan anak nya tinggal di rumah tante Meri dengan alasan menemani tante yang masih sakit .
" Tante mana? " tanya ku , memastikan agar ia tidak mendengar pembicaraan ku.
" Ada di kamar lagi istirahat. Hii what's going on? " ia menatap ku
Mulanya aku bertanya mengapa Andra membatalkan pertunangan nya barulah aku menanyakan mengenai mantan nya.
" Dulu mantan nya waktu di Bandung...Mama ga setuju..Aku Cuma pernah ketemu dua kali,sudah lupa wajah nya..."
" Seperti nya ia masih mencintai nya , maka nya ia membatalkan pertunangan ."
" Memang nya ada apa? Kenapa kamu minta kunci apartment nya Andra?" Oline menatap ku curiga
" Oline aku tau ini ga sopan, tapi demi Tuhan aku butuh kunci itu sekarang. " aku ngotot untuk meminta kunci nya.
" Bilang sama aku ada apa, kamu jangan buat aku panic."
" Aku ga bisa ngejelasin. Gimana kalau kamu ikut aku ke apartment nya sekarang." Kali ini aku mengajak Oline agar ia mau menyerah kan kunci apartment Andra pada ku.
Aku sudah berada di apartment nya Andra, tidak ada yang aneh begitu aku masuk ke apartment nya. Tidak ada photo yang menarik perhatian ku, hanya ada photo - photo keluarga Om Edo dan beberapa miniatur mobil balap di ruang tv. Aku masuk ke kamar nya, ku nyalakan lampu yang ada di dekat pintu kamar.
Aku terkejut , melihat dinding kamar nya. Ternyata dugaan ku benar.
Di sudut kamar nya dekat dengan TV, ada photo wanita yang sengaja diambil diam - diam dan dicetak dengan ukuran besar. Rasa nya seperti ada bebatuan yang menghujam kepala dan hati ku, ketika aku melihat photo itu. Photo seseorang yang aku akhir - akhir ini mengisi ruang hati ku. Ternyata tidak hanya satu photo di kamar ini , di samping tempat tidur nya pun masih ada photo ketika mereka masih pacaran. Aku berjalan mendekat ke arah sisi ranjang yang berlawanan , di salah satu photo itu terdapat tulisan " Amanda Safina Wiraatmadja , You always in my heart". Photo itu hari ketika aku tidak bisa menghubungi Manda, aku ingat pakaian yang ia gunakan.
Aku ambil photo itu dan membanting nya,
" Rian apa yang kamu lakukan?! " Oline menjerit melihat aku melempar photo itu.
Aku buka laci nya mencari photo yang lain nya , aku menemukan Tab Andra. Aku nyalakan tab nya, dan betapa kaget nya aku melihat wallpaper, photo Manda di sebuah café. Ternyata selama ini ia selalu mengikuti Manda dan mengambil photo nya diam - diam.
" Riaaaan, astaga!Kenapa kamu ngelakuin ini semua?!!" Oline menampar wajah ku yang sudah berani membuat kekecauan di kamar Andra.
Ku ambil handphone ku dan tab nya Andra lalu ku arah kan ke wajah Oline.
" Lihat ini Oline. Lihaaaat!!" jawab ku lantang
Wajah Oline terkejut." Astaga ternyata..."
" Kamu tau sekarang , kenapa aku ingin ke apartmen Andra ! Brengseeeek!" kaki ku terasa lemas.
" Demi Tuhan Rian , aku ga tau kalau ternyata Amanda mantan nya Andra itu ternyata Manda nya kamu.."
" Aku yakin mama juga ga tau masalah ini..Rian, maaf" Oline memegang bahu ku sambil menangis.
Aku tidak tau harus menjawab apa, aku masih kaget mengetahui semua kenyataan ini. Kaget dan tidak percaya, kenapa kami harus menyukai wanita yang sama. Kaget mengetahui apa yang sudah di lakukan tante Meri terhadap Manda dan bagaimana aku mengetahui dampak nya untuk Manda dan juga keluarga nya.
" Ternyata ibu tau apa yang sudah diperbuat wanita itu. Semenjak saat itu ada yang menghina ku , mereka percaya kalau aku ini wanita murahan yang bisa dibayar."
" Aku berusaha sabar dan berpura - pura di depan ibu. Aku gak mau ibu juga sakit , aku ga mau kehilangan orang yang aku cintai.
Kalimat - kalimat itu masih terngiang jelas , ketika Manda menceritakan semua tentang masa lalu nya. Bagaimana ia harus berjuang membiayai ayah nya yang sakit disaat yang sama ia harus menghadapi gossip murahan seperti itu.
Astaga , bagaimana bisa seorang tante Meri tega - tega nya berbuat seperti itu kepada Manda.
Arrrrggghhh, aku malu harus bertemu dengan Manda dan juga keluarga nya. Ternyata selama ini yang membuat ia menderita itu keluarga ku juga.
Esokan hari nya aku langsung menanyakan hal ini kepada Timo karena hanya dia yang bisa aku tanyakan dari pihak Manda. Aku tidak berani untuk menanyakan hal ini ke ibu nya.
"Untuk apa kamu nanya itu. Kenapa ga nanya langsung ke Manda?" Timo hanya menjawab seperti itu.
Setelah aku desak kembali , akhir nya ia menceritakan semua nya. Aku bisa mendengar nada kesal dan juga kecewa ketika ia bercerita.
" Begitu tau lo ada hubungan saudara dengan si brengsek gw langsung ingetin dia supaya ga usah deket sama lo , tapi lo tau sendiri bagaimana Manda. Mau disakitin kayak gimanapun dia tetap sabar dan ga pernah marah."
" Kalau kali ini kalian berani nyakitin Manda. Gw ga akan pernah memaafkan kalian! Gw ga mau ngeliat Manda sedih lagi cuma karena kelakuan brengsek keluarga kalian!" Aku bisa melihat kesungguhan dibalik semua ucapan Timo mengenai ancaman nya barusan.
Aku berusaha menghindari Manda , jujur aku malu bertemu dengan nya. Terlebih lagi , aku merasa kalau Manda masih mencintai Andra.
" Demi Tuhan Amanda Safina Wiraatmadja kamu masih sakit, kita cari pendonor lain nya!" Aku kesal , Manda tidak memikirkan kondisi nya yang sedang sakit ia malah ngotot mau mendonor kan darah nya untuk Andra.
" Tapi dia butuh banyak darah Rian, setidak nya sebelum kita mendapatkan kekurangan nya. Aku bisa mendonorkan darah ku." Ia tetap tidak mau mengalah.
Aku tidak habis pikir dengan nya saat ini. Ia terus memaksaku untuk menyetujui nya, bahkan ia terkesan tidak pedulu dengan semua omongan ku dan meninggalkan ku yang masih terdiam dan sekarang ia mengikuti suster agar ia bisa segera mendonorkan darah nya.
Sekarang aku yakin apa alasan ia mendonorkan darah nya, pasti ia masih mencintai Andra.
Tuhan apa yang harus aku lakukan , aku tidak mau kehilangan nya tapi aku tidak bisa egois seperti ini.Aku tidak bisa menghindar terus, besok aku harus berbicara dengan mu.
Never know how much I love you, never know how much I care
When you put your arms around me, I get a fever that's so hard to bear
You give me fever - when you kiss me, fever when you hold me tight
Fever - in the the morning, fever all through the night.
Sun lights up the daytime, moon lights up the night
I light up when you call my name, and you know I'm gonna treat you right
You give me fever - when you kiss me, fever when you hold me tight
Fever - in the the morning, fever all through the night.
(Fever - Michael Buble)
*****
Maaf klu part ini engga bagus.Stuck mau lanjutin cerita ini, mau nya cepet2 ditamatin aja :(
Terima kasih untuk semuanya yg sudah baca,vote+comment :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Is it love?
RomanceApa jadinya kalau orang tak dikenal yang sudah kamu marahi,ternyata dia client mu? Pertemuan pertama yang aneh itu berlanjut sampai ke masalah serius.Seorang Manda tidak pernah menyangka bahwa pria yang ia marahi itu akhirnya menjadi seseorang yang...