Maaf untuk part ini saya pisah jd dua..honestly saya ragu mau upload part ini
Ga ada greget sama kurang banget feel nya..jadi maaf ya klu banyak yg ga sreg sm.jalan ceritanya.
Ditunggu vote plus komen nya..jangan cuma ' lanjut' atau 'next' aja ya.
Xie xie
-----------------------------------------
Suara alarm dihandphone membangunkan ku menandakan sudah jam setengah lima pagi. Ku ambil handphone dari dalam tas, sejak semalam aku langsung tidur tanpa sempat mengeluarkan nya dari tas. Aku ambil handphone yang satu lagi kemudian aku aktifkan lalu kutinggal mandi dan shalat.
Selesai shalat ku cek handphone yang sedari tadi berbunyi,
64 pesan masuk , 10 email baru ..ku lihat siapa saja yang mengirim pesan.
From: Timo
Manda lo kenapa ga kerja? Laki lo nanya ke gw.
From : Dimas
Heeei Nda,lo dimana? td Pak Rian nelpon gw. Handphone lo ga aktif.
From : Timo
MANDAAA......
lo dimana sih? Ga ada kabar nya, lo ga apa2 kan neng?
From : Arnold
Take a rest and good night Manda J
Selebih nya pesan dari Rian. Maafin aku Rian buat kamu khawatir. Bukan nya aku sengaja ngehindarin kamu semalam tapi aku ga tau harus ngejelasin nya gimana. Aku takut kamu gak percaya sama apa yang aku jelasin.
Suara John Mayer terdengar dari handphone ku,
My dearest Calling
" Hallo"
" Good Morning Love, kamu hari ini masuk atau engga sayang?" Suara Rian terdengar serak khas orang baru bangun tidur.
" Morning. Aku kerja, kenapa ?"
" Aku jemput kamu ya. Kita berangkat bareng."
Aku terdiam memikirkan jawaban, sebenarnya masih enggan bertemu dengan nya terlebih lagi aku tidak tau bagaimana harus menjelaskan semuanya. Tapi tidak mungkin aku menghindar terus menerus.
" Honey,kamu masih denger aku kan? hon..." suara Rian menyadarkan ku kembali.
" Emmm,iya aku denger. Kamu mau jemput jam berapa ?"
" Jam setengah tujuh ya ,Love you hon."
Aku sudah berada di mobil Rian dan masih belum tau harus memulai pembicaraan dari mana. Daritadi aku hanya memandang jalanan saja berharap cepat sampai ke kantor. Beberapa kali aku merasakan kalau Rian melirik ke arah ku , seperti nya dia ingin mengajak ku berbicara .
" Hon kamu ga apa-apa? Daritadi diem terus." Tanya nya ketika mobil kami berhenti karena lampu merah.
" Ga apa - apa kok hon." Jawab ku sambil tersenyum
" Hon...kamu kenapa kemarin? Aku ga bisa hubungin kamu sama sekali. Tiba-tiba kamu pulang sama si Arnold . Kamu kenapa honey?" kali ini wajah nya menghadap ke arah ku.
" Emm,,kemarin emm..." aku berusaha menahan gugup
" Kenapa hon?" Tanya nya lagi
Aku masih saja terdiam belum melanjutkan pembicaraan.
" Ga usah kamu jawab sekarang kalau kamu ga mau." Aku kaget mendengar Rian berbicara seperti itu, ahh rasanya aku jahat sekali sudah seperti ini kepada nya. Ia sudah berusaha sabar untuk tidak memaksa aku untuk menceritakan apa yang sebenar nya terjadi.
Kurasakan tangan nya yang hangat menggemgam tangan kanan ku. Selama perjalanan menuju kantor terkadang ia menggenggam tangan ku sambil tangan yang satu nya memegang kemudi. Kali ini mobil sudah melewati pos security,dan aku baru sadar kalau ini bukan gedung kantor ku.
" Lho Rian, kok kita kesini? Aku mau kerja" Tanya ku penasaran
" Kamu kerja kok, tapi hari ini kerja di kantor aku ya." Ucap nya sambil tersenyum jahil.
" Tapi Ci Meita ga nyuruh aku ke sini lagian kan tim aku udah pull out di tempat kamu."
" Emang bukan dia yang nyuruh. Tapi aku yang langsung minta ke Pak Regar supaya hari ini kamu kesini."
Ohh ternyata dia sengaja hari ini mau "nyulik" aku dari kantor. Gerak cepat juga ia sudah menghubungi manager ku, Pak Regar.
" Kamu sengaja ya supaya hari ini aku ga ke kantor? Kamuuuu tuuhhh...iiihhhh" aku mencubit lengan nya karena kesal sudah berhasil dikerjain oleh nya. Rian hanya tersenyum jahil melihat aku sudah menyadari maksud nya hari ini membawa aku ke kantor nya. Pantas saja tadi di jalan ia bilang aku tidak usah menjawab pertanyaan nya sekarang, karena ia akan menanyakan dengan leluasa ketika sudah berada di ruangan nya.
****
Rasanya aneh sekali hanya berdua saja berada di ruangan kerja nya dan ini merupakan pertama kali nya aku berada di ruangan kerja nya. Biasanya kami selalu membahas pekerjaan di ruangan yang sudah disediakan untuk meeting ataupun tempat external auditor nya bekerja. Terlebih lagi sebelum masuk ke ruangan ini, diiringi dengan tatapan penuh tand a Tanya dari Pak Robert dan juga sekretaris nya karena hanya aku yang ke kantor client tidak bersama dengan anggota tim yang lain terlebih lagi aku masuk ke dalam ruangan Direktur nya.
" Kamu kenapa bawa aku kesini sih, kita kan bisa ngebahas di ruangan yang biasa. Aku ga enak tadi ngeliat tatapan karyawan kamu."
" Biarin aja sweetheart mereka ngeliat kamu.Mereka kan punya mata, cuekin aja."
" Sekarang kamu jelasin ke aku kenapa kemarin kamu bisa pulang sama si brengsek satu itu." Ucap nya
" Bang Arnold. Dia punya nama Rian, kamu jangan manggil dia brengsek. Dia yang udah nolongin aku." Aku tau dia cemburu dan kesal melihat aku pulang berdua dengan Bang Arnold tapi tetap saja aku tidak suka kalau ia memanggil dengan sebutan " Brengsek". Bagaimanapun juga dia sudah menyelamatkan aku dari sepupu nya yang sakit jiwa itu.
" Kenapa sih kamu ngebelain dia terus? Sehebat apa sih si brengsek itu di mata kamu." Kali ini terdengar emosi dari suaranya.
" Udah deh hon kamu jangan kesel sama dia. Lagipula kamu yakin mau denger apa yang sebenar nya terjadi?"
" I don't know how to say hon.aku bingung, aku takut kamu ga percaya dan berubah sama aku. Aku,,aku..." aku terdiam sejenak sebelum melanjutkan.
" Aku bakal denger semua yang kamu ceritain sayang. I will trust you and always beside you.Ok, hon."

KAMU SEDANG MEMBACA
Is it love?
RomanceApa jadinya kalau orang tak dikenal yang sudah kamu marahi,ternyata dia client mu? Pertemuan pertama yang aneh itu berlanjut sampai ke masalah serius.Seorang Manda tidak pernah menyangka bahwa pria yang ia marahi itu akhirnya menjadi seseorang yang...