Disaster

4.9K 203 18
                                    

Aku tidak ingin membahas bagaimana hubungan ku saat ini dengan Andra , aku hanya ingin menemani nya sampai ia sembuh. Hati kecil ku masih berharap untuk bisa bertemu kembali dengan Rian , tapi sampai saat ini aku tidak tau dimana keberadaan nya. Genap sudah enam bulan tidak ada lagi pesan romantis ataupun telephone dari Rian , hampir setiap menit aku melirik handphone ku berharap ada pesan masuk atau telephone dari nya

Aku sudah tidak ingin jatuh cinta lagi kalau itu semua hanya meninggalkan luka dihatiku.

" Manda , kalau lo Cuma bengong ngeliatin handphone yang ada makanan lo keburu dingin." Mario menyodorkan sendok ke tangan ku agar aku segera menghabisi pesanan makan siang. Aku hanya makan beberapa sendok , selebih nya aku hanya mengaduk - ngaduk sendok.

" Gimana kalau nanti malam kita nonton ? besok kan long weekend." Bang Arnold bersuara

" Eh boleh juga tuh. Tapi mau nonton apa ? " Seru Timo menjawab ajakan Bang Arnold

" Yah Nold , gw pengen banget tapi harus lembur hari ini." Ci Meita menolak

" Kamu ikut ya Nda , tim kita kan udah finish ngaudit nya." Ajak Bang Arnold

Lebih baik aku pulang saja , istirahat di kosan atau pulang ke Bandung. " Kayak nya aku mau balik aja Bang , gak bisa ikutan nonton ." jawab ku

" Yah Nda , mending kita nonton aja daripada kamu dikosan. Iyakan ?" ia masih berusaha mengajak ku , belum sempat aku menjawab nya ia sudah mengambil keputusan.

" Karena kamu diam , aku anggap kamu setuju." Jawab nya memaksa sambil tersenyum ke arah ku.

Teman ku sudah mengetahui mengenai putus nya hubungan dengan Rian , beberapa ada yang simpatik namun ada juga yang senang karena mereka merasa bisa mendekati Rian. Aku tidak mau ambil pusing mengenai hal itu. Untung nya aku memiliki teman - teman yang baik tak jarang mereka mengajak nonton atau jalan - jalan dengan maksud agar aku tidak larut dalam kesedihan. Beberapa kali juga Bang Arnold ataupun Timo memaksa untuk mengantarkan ku kerumah Andra jika aku ingin menjenguk nya ataupun mengantarkan ku pulang ke kosan.

***

" aku pergi sama tmn kantor ke Paradise Club. Besok aja ya kita perginya."

Ku balas pesan untuk Andra ketika perjalanan menuju club , Sudah ketiga kalinya Andra mengajak ku pergi , semenjak ia sudah bisa berjalan tanpa menggunakan alat bantu ia semakin sering menemui ku. Tak jarang ia ke kosan ku hanya sekedar membawakan makanan. Ya Tuhan aku benar benar bingung.

Aku mengira kalau kami hanya akan pergi menonton saja namun Mario dan Sandra mengajak kami untuk pergi ke club , sebenar nya hal ini sudah biasa untuk teman - teman ku namun aku tidak suka pergi ke club. Dulu aku pernah ke club ketika teman kantor ku mengadakan pesta ulang tahun nya , tapi belum ada satu jam aku langsung pulang. Aku tidak kuat dengan asap rokok dan juga malas dengan tatapan pria iseng ataupun mabuk.

" Rilex Nda , Aku pastikan kamu aman dari gangguan cowok mabuk. " Bang Arnold duduk disamping ku , sedangkan yang lain sudah asik dengan kegiatan nya . Ku perhatikan Timo , Sandra dan Helga sedang asik menari di lantai dansa bersama pengunjung yang lain. Sedangkan Mario tengah berusaha mendekati seorang wanita di meja bar.

Uhuk..Uhuk

Sudah kesekian kalinya aku batuk karena asap rokok , minuman yang dipesan oleh Sandra tidak ku sentuh sama sekali. Ku alihkan pandangan ku ke sekeliling club , namun tetap saja aku merasa bosan dan ingin pulang saja. Beberapa kali ada pria yang mendatangi ku mencoba untuk mengganggu ataupun merayu ketika aku duduk sendirian sewaktu Bang Arnold ikut turun melantai. Namun pandangan ku terhenti di salah satu sudut club , ke arah sofa setengah lingkaran yang berisikan beberapa pria dan juga wanita dengan pakaian seksi. Pandangan ku terganggu dengan ada nya asap rokok dan orang yang berjalan di depan ku. Ku pincingkan mata ku , berharap bisa jelas melihat ke arah yang kumaksud.

Ya Tuhan...

Gak mungkin..

Aku bangkit dari tempat ku duduk dan berjalan ke arah sudut club , tak kuhiraukan Bang Arnold yang memanggil nama ku dan tatapan dari pria yang sedang menggoda ku. Aku hanya ingin memastikan siapa salah satu pria itu. Tinggal beberapa langkah aku akan sampai di sofa itu , sampai akhir nya aku hanya bisa diam melihat pemandangan yang terjadi.

Salah seorang pria sedang asik berpelukan dengan wanita yang pakaian nya hampir terbuka bagian bawah nya. Tak berbeda jauh dengan yang dilakukan oleh teman nya yang lain yang juga duduk bersama dengan nya. Seperti nya mereka tidak menyadari ada seseorang yang sedang berdiri memperhatikan nya

" Hai cantik , do you wanna joint with us ?" salah seorang dari mereka menghampiri ku dan mencoba memeluk ku. Sontak aku menghindar dan berkata " Lepas!" namun pria ini tidak melepaskan pelukan nya dan mencoba untuk mencium ku. Aku berusaha berteriak dan meminta pertolongan namun orang - orang disekeliling ku tidak ada satupun yang mencoba menolong ku.

" Calm down babe , kayak nya kamu gak suka ditempat ramai." Pria itu menarik paksa tangan ku sambil berjalan ke luar tak ada satupun yang berani mencegah nya ketika kami melewati beberapa pengunjung dan petugas keamanan di pintu keluar.

" Lepaaas , brengsek! Lo mabok!!" aku berusaha melepas cengkraman tangan nya yang begitu kuat di tangan ku. Aku tidak tau sekarang ada dimana , namun sayup - sayup masih terdengar dentuman music dari club. Pria ini mendorong badan ku ke tembok dan menghimpit ku.

" Gw gak mabok babe. Gak usah pura - pura , gw tau lo pengen juga kan." Jawab nya berbisik ditelingaku. Sekarang tangan nya mencoba membuka resleting dress ku sambil tangan nya yang satu mengelus punggung ku. Bau alcohol tercium dari mulut nya , aku hanya berharap ada orang lain yang bisa mendengar teriakan ku dan menolong.

" Lepaaasin gw!!.... Jangan , jangaaan!!!" Dress bagian atas ia robek dengan tidak sabar. Sekarang dadaku hampir terbuka , aku berusaha menendang dan berteriak namun tenaga pria ini besar sekali. Air mata ku jatuh , aku tidak ingin hal yang aku takutkan terjadi.

" Gak akan ada yang denger babe. Cuma ada lo sama gw haha..." ia menyeringai

" Jangaaan , gw mohon jangan..." aku terus menangis dan memohon agar ia berhenti menyentuh ku. Ku pejamkan mata ketika pria ini memaksa mencium bibir dan menyentuh dada ku. Semakin aku memberontak semakin liar pria ini bertindak. Ia menampar pipi ku agar aku diam dan menuruti kemauan nya.

Buuuukk...

Pria dihadapan ku jatuh tersungkur ,

Entah apa yang membuat nya terjatuh , kaki ku lemas dan langsung duduk terjatuh. Mata ku masih buram oleh airmata , aku hanya bisa merasakan dingin terkena angin AC yang langsung mengenai kulitku. Aku tidak tau apa yang terjadi.

" Lepasin brengsek!" teriak seorang pria

" Hei hei calm down. Lo mau make cewek ini juga ? oke fine dud."

" Brengsek !! Jaga omongan lo!!" sepertinya aku mengenal suara ini

Aku tidak tau mereka siapa yang jelas pria tadi sedang baku hantam dengan beberapa pria sampai akhir nya aku merasakan ada seseorang yang memeluk ku dan berteriak menyebut nama ku sebelum akhirnya semua menjadi gelap.

****

Tumbenan bgt update 2x dlm sehari..ini karna udh stuck mau lanjutin ceritanya

Ga tau kapan lg mau ngelanjutin..

Sekali lagi terima kasih untuk yg sudah baca,vote+komen..see yaaa :)

Is it love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang