Please,don't cry

8.5K 126 0
                                    

Rian POV

Sore seperti ini jalanan pasti macet banyak orang pulang kerja yang mau hang out, bayangkan aku sudah 2 jam dijalanan karena macet. Seperti nya Jakarta harus punya MRT supaya bisa menghemat waktu pergi dari satu tempat ke tempat yang lain. Malam ini aku ada janji dengan teman ku, teman kuliah ku di UK dulu. Sekarang dia serius bisnis dibidang culiner dan aku diundang untuk main di resto baru nya. Di daerah Kemang. Sekalian kumpul teman teman lama.

Design ressto nya ala vintage dan lumayan ramai pengunjung nya. Di antara teman teman ku ternyata hanya aku yang belum menikah dan jadilah aku bulan bulanan mereka. Gak bareng keluarga gak bareng teman, aku terus diledek untuk segera menikah dan menghentikan kebiasaan buruk ku, gonta ganti pasangan. Aku hanya bisa tertawa saja mendengar semua nasihat mereka. Ahh omong omong tentang pasangan, aku sudah memutuskan hubungan ku dengan Sandra. Aku sengaja pamit ke toilet rasanya agak bingung juga mendengar mereka membicarakan tentang pasangan nya bahkan ada yang bayi nya.

" Bro dimana? Besok ke sentul kita golf,bisa ga?" Andra mengirim pesan.

" Kemang. Oke, jam 8" balas ku,ahh pasti dia sengaja menghindar dari calon nya makanya dia mengajak ku golf.

Kalau mereka masih membahas masalah keluarga lebih baik aku pulang duluan saja,pikir ku ketika keluar dari toilet. Ku lihat dari jauh ada dua orang baru di meja kami, tapi kenapa dengan perempuan yang satu nya terlihat panik sambil melihat ke layar handphone.

Langsung saja aku hampiri mereka dan bertanya kenapa sambil menengok ke arah perempuan yang di maksud Rafa.Jeez, dia kan auditor itu. Ku lihat dia masih belum sadar dengan ke hadiran ku masih sibuk menelpon travel. Kasihan juga melihat wajah nya panuk, tiba tiba saja aku menawarkan diri untuk mengantar nya ke Bandung.

Stupid Rian, ngapain lo ngomong begitu sok nolongin segala,umpat ku dalam hati.

Ku lihat dia menengok ke arah ku dan bisa ku lihat wajah nya kaget mendengar ucapan ku. Seperti nya dia akan menolak tapi langsung saja aku yakinkan ke mereka bahwa aku sudah kenal dengan nya.

Sepanjang perjalanan dia hanya diam saja sambil melihat ke arah jendela. Sekali sekali kulirik ke arah nya, dia sedang berusaha menahan tangis bisa ku lihat dari bibir nya yang bergetar dan ia gigit bibir bawah nya. Melihat nya seperti itu rasanya ingin aku peluk dan ku cium bibir nya. Menggoda sekali bibir nya, Stupid stupid Rian apa sih yang aku pikirkan dia sedang sedih kenapa pikiran ku malah kacau begini. Ku putus kan untuk berhenti di rest area merokok sebentar dan membelikan ia minum seperti nya ia harus minm agar melupakan sejenak menggigit bibir nya yang membuat ku gemas ingin mencium nya.

Ku sodorkan minuman ke arah nya, sejenak dia hanya menatap ku tapi tak lama kemudian dia mengambil air teh yang ku kasih. Seperti nya dia masih canggung dengan ku, kudengar ia memanggil " Pak" kepada ku. Mungkin aku harus sedikit bercanda agar suasana tidak kaku. Senyum nya manis sekali begitu dia memanggil nama ku. Astaga Tuhan aku pasti sudah gila memikirkan hal yang tidak tidak tentang nya.

***************************

Langsung aku berlari ke arah ruang tunggu operasi, ku lihat adik ku mondar mandir di depan pintu sedangkan om ku terlihat lebih tenang.

" Kenapa bisa jatuh? Emang ibu lagi ngapain?!" tanya ku kepada adik ku.

" Aku baru pulang kuliah teh, aku ngeliat ibu di dapur.Tapi pas aku ke kamar mandi tiba tiba ibu udah jatuh dilantai, ga sadar teh."jawab adik ku.

" Kata dokter ibu harus di operasi karna ada penyumbatan darah. Aku bingung teh aku langsung nelpon teteh."

Ya Allah semoga ibu baik baik saja, selama ini ibu sehat sehat saja tapi kenapa smpai harus di operasi segala. Aku sampai lupa dengan nya, kulihat dia sedang berbicara dengan om ku. Aku jadi tidak enak karena merepotkan nya, lama aku melihat nya seperti nya dia sadar kalau aku perhatikan. Dia tersenyum dan berjalan ke arah bangku ku.

Keluar seseorang berpakaian hijau dari pintu masuk operasi.

" Dok gimana ibu saya?ga apa apa kan dok?" tanya ku tak sabar

" Operasi nya berjalan dengan lancar. Sebentar lagi akan dibawa keruang perawatan.Saya mohon agar ibu anda jangan kecapekan dan banyak fikiran" jawab dokter tersebut yang sudah berlalu meninggalkan kami. Tak lama ibu sudah didorong akan dibawa ke ruang perawatan. Ya Allah muka nya pucat sekali ku lihat ada infus di tangan kiri nya. Ya Allah aku mohon jangan ambil ia dari ku, kenapa bukan aku saja yang sakit.

Sudah jam 2 dini hari tapi Rian masih di rumah sakit menemani kami dan sekarang aku sedang duduk di luar ruang perawatan. Adik ku bersikeras menyuruh ku untuk pulang dan istirahat di rumah, malam ini ia dan om ku yang menunggu ibu. Tidak boleh lebih dari dua orang yang menunggu maklum aku tidak sanggup untuk memasukkan ibu ke kelas I jadi jadi satu ruangan ada empat orang dan dia menyuruh ku untuk pulang.

Aku tidak tau harus berbuat apa, daritadi aku hanya duduk di bangku.

" Kamu pulang aja ya, biar aku anter. Jangan tidur disini."

" Aku mau nunggu ibu, ga apa apa aku tidur disini aja " ucap ku sambil menggelengkan kepala.

" Kamu ga denger om dan adik mu bilang apa.Mendingan sekarang kamu pulang istirahat.Jangan sampai kamu sakit juga " ucap nya sambil membantu ku berdiri. Rasanya badan ku lemas sekali susah untuk berjalan.

Is it love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang