16. Berubah karna terpaksa.

60.4K 3.3K 185
                                    

'Jika sudah waktunya hujan akan turun. Jika sudah masanya, bunga akan mekar. Jika sudah waktunya doa-doa pasti akan terkabul'
_____________________

[Heppy Reading♡]

****
Warningggg⚠

Seorang gadis memakai piyama berwarna biru tua bergambar doraemon tengah bergulat dengan alat alat dapur.

"Sedang apa kamu?" Tanya Ningsih ketus.

Senja menoleh kepada Ningsih, ia tersenyum simpul. "Masak nasi goreng sama ayam kecap buat sarapan pagi ini, nek."

"Kenapa, Nek?" Tanya Senja lagi ketika Ningsih menatapnya tak suka.

Tidak menjawab, Ningsih justru mendorong Senja hingga gadis itu mundur beberapa langkah. Wanita tua itu berjalan menuju masakan Senja, mengambil sendok makan yang letaknya tidak jauh dari sana.

Ia menumpahkan sedikit kuah ayam kecap keatas sendok, lalu mengarahkannya kepada Senja. Senja, gadis itu mengerutkan dahinya bingung. "Ayo, silahkan coba masakan kamu, takutnya kamu ingin meracuni kami!"

Senja menghembuskan nafasnya, ia tersenyum tipis lalu mengambil alih sendok makan yang dipegang Ningsih.

Gadis itu memasukan kepala sendok makan yang berbentuk bulat lebar kedalam mulutnya. "Sudah nek, lagipula mana mungkin aku meracuni suami dan keluarga suami aku sendiri."

"Tidak usah drama, saya tidak akan pernah luluh dengan permainan kamu!" Cetus Ningsih.

"Seterah nenek, tetapi aku yakin kalau suatu saat nenek dan kakek pasti akan menerima aku sebagai istri cucu kesayangan kalian."

Ningsih berdecih," jangan mimpi, sampai kapanpun saya tidak akan pernah menganggap kamu sebagai bagian keluarga Megantara, karna yang pantas bersanding dengan cucu saya hanyalah Bulan!"

Hati Senja berdenyut sakit. "Yasudah, mari nek, kita makan bersama." Ajak Senja.

Setelah menata makanan dimeja makan, Senja melangkahkan kaki jenjangnya menaiki tangga menuju kamarnya.

Tangan gadis itu memegang kenop pintu, memutarnya pelan sehingga pintu terbuka menampilkan Langit yang sedikit kesusahan memakai dasi.

"Sini, biar aku bantu." Ucap Senja, wanita itu berjalan menghampiri Langit dan menata dasi itu.

"Gak usah, gue gak butuh!" Tukas Langit, pria itu menepis kasar tangan Senja.

Senja hanya tersenyum simpul. "Langit, aku mohon sekali ini saja, aku gak mau kamu dihukum kalau tidak mematuhi peraturan sekolah." Pinta Senja.

"Siapa lo berani peduli sama gue? Lo lupa kalau keluarga gue yang punya sekolah itu? Gak usah sok tahu jadi cewek, apalagi sok pengen jadi istri yang baik. Perlu lo pahami baik-baik, gue gak akan pernah sudi anggap lo sebagai seorang istri, paham?!" Sentak Langit.

Pria itu melangkahkan kakinya keluar kamar, neninggalkan Senja yang menatapnya nanar. "Tuhan sampai kapan aku harus merasakan ini? Aku mencintai dirinya namun dia tidak mencintaiku, aku memiliki raganya namun aku tidak memiliki hatinya!"

******

"Astaga, Ja, ada apaan sih? Kenapa lo narik-narik gue seperti ini? Bentar lagi bel masuk, Ja!" Ucap Bayu, pria itu sedikit berjalan cepat ketika Senja terus menarik tangannya.

"Bisa diem gak?! Gak usah brisik! Ada yang ingin aku bicarakan dengan kamu, Bayu!" Ujar Senja kesal.

"Iya ada apa? Lo kangen sama gue karna akhir-akhir ini gue jarang deket sama lo? Sumpah, Ja, kemarin itu gue banyak banget tugas." Ucap Bayu.

LANGIT SENJA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang