38. Siapa Sebenarnya?

51K 3.2K 701
                                    

'Sampai saat ini aku masih menanti kata indah pada waktunya, dan aku harap itu akan secepatnya terlaksana'

-Senja Calista Angkasa

____________________

[Heppy Reading♡]

****
Warningggg⚠

Cerita Langit senja tidak jadi diterbitkan ya, karena author belum bersedih aja apalagi dari beberapa reders yang kurang setuju, maka tawaran itu saya tolak!

Tetapi cerita ini kembali di pinang oleh penerbit lagi dan ini yang ketiga kalinya, yang kali ini oleh penerbit CV Pelangi Media. Menurut kalian gimana? Tolak lagi?

Author hanya mengikuti kemauan Reders!

Author hanya mengikuti kemauan Reders!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Absen dulu ya....

Kalian berasal darimana?

Tau cerita ini darimana?

Pendukung sad end atau heppy end?

Typo bertebaran diman-mana!!
*
*
*

Langit menangkup wajah Senja, mencium pipi gadis itu bergantian. "Jangan pernah cabut laporan itu karena paksaan orang lain. Jangan pernah cabut laporan itu kalau sebenarnya di lubuk hati lo masih gak terima kalau gue bebas!"

Senja semakin terisak. "A-aku takut, Langit! Kenapa Tuhan nggak mengizinkan aku untuk bahagia?"

"Lo ngomong apa sih, Ja. Udah ya, jangan nangis lagi nanti baby ikutan sedih." ujar Langit menenangkan.

"Kenapa semua orang seolah-olah menyalahkan aku? Kenapa semua masalah selalu aku yang disalahkan?"

Hati Langit semakin berdenyut nyeri. "Jangan nangis, ya. Keputusan lo udah benar, Senja."

"Ta-tapi--" sebelum Senja melanjutkan ucapannya, Langit lebih dulu menarih jari telunjuknya di bibir mungil Senja.

"Jangan pernah salahkan diri lo, okey? Dengerin gue! Kita hanya punya dua tangan, kalau kita tidak bisa menutup mulut orang lain satu-persatu maka kita bisa menutup kedua telinga kita." ujar langit.

Tangan Langit mengusap air matanya gadis itu. "Ratunya Langit gak boleh nangis!"

Senja mengangguk pelan.

LANGIT SENJA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang