24. Hari Ayah

58.7K 3.7K 582
                                    

'Kebahagiaan itu seperti kupu-kupu selalu lari ketika ingin kita tangkap, dan akan berhenti di bahumu ketika dibiarkan'
_____________________

[Heppy Reading♡]

****
Warningggg⚠


"Gue gak suka sama sikap kasar tua bangka itu kepada lo! Dia gak cocok disebut seorang Ayah!" Emosi Lintang. Melihat perlakuan buruk Daniel kepada Senja, membuat dirinya emosi.

"Lintang, bagaimanapun dia papah aku. Lagipula aku udah biasa--"

"Tapi sikap dia sudah kelewatan, Senja! Mana ada seorang Ayah yang tega memperlakukan putrinya dengan buruk! Seharusnya tadi lo gak usah nahan gue buat hajar dia!" Kesal Lintang.

"Lintang, aku mohon cukup! Mau seburuk apapun dia, dia tetaplah papah aku! Pahlawan yang selalu ada buat aku, walaupun sekarang dia udah berubah."

"Seterah lo! Pokonya mulai sekarang jangan pernah temuin dia lagi, gue gak suka lo diperlakukan kasar seperti itu! Seharusnya juga lo gak perlu kasih dia kado, karna dia gak akan pernah terima itu!" Tegas Lintang.

"Hari ini hari Ayah, Lintang. Dan bagi aku ini adalah hari sepesial untuk papah, aku hanya ingin memberikan kado untuknya di hari ini." Balas Senja.

"Lo terlalu baik, Ja! Lo terlalu baik buat mereka yang berhati iblis! Kenapa lo masih baik sama orang yang udah memperlakukan lo buruk?"

"Tang, seburuk ataupun sejahat apapun orang tua kita, kita gak boleh benci mereka! Mau bagaimanapun mereka tetap orang tua kita, yang wajib kita hormati dan sayangi. Tanpa mereka mungkin kita gak ada di dunia ini, tanpa mereka mungkin kita gak mungkin bisa tumbuh sampai dewasa!" Tutur Senja.

"Aku yakin, semua orang tua itu sayang sama anaknya, hanya saja caranya berbeda-beda. Gak ada orang tua yang gak sayang sama anaknya, terkadang kita yang tidak paham cara mereka." Imbuh Senja.

Lintang terdiam beberapa saat. Airmatanya jatuh begitu saja. "Da-daddy..."

"Tang, kamu nangis? Kenapa?"

"Mau antar gue ke suatu tempat?" Tanya Lintang.

"Kemana?"

"Ketemu Daddy, gue mau minta maaf sama dia." Jawab Lintang. Raut wajahnya murung.

***

Daniel mengambil kembali kado pemberian Senja yang sudah rusak bungkusnya. Air matanya kembali tumpah ketika membuka hadiah dari sang putri.

Sebuah keperluan sholat yang komplit. Terdapat Al-Qur'an, sarung, peci, sejadah, dan dompet. Daniel memeluk hadiah itu erat. "Makasih putri hebatnya Ayah, makasih atas hadiahnya."

Tangan Daniel bergerak mengambil surat yang terdapat didalam kotak itu, kemudian membacanya.

Tangan Daniel bergerak mengambil surat yang terdapat didalam kotak itu, kemudian membacanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LANGIT SENJA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang