19. Praktek olahraga.

57.7K 3.3K 233
                                    

"Antara logika dan perasaan, bisakah kalian berteman baik tanpa saling bersimpangan?"

_____________________

[Heppy Reading♡]

****
Warningggg⚠


"Karna minggu kemarin kita sudah mempelajari materi bola basket dan bola volly, maka hari ini kita akan mengadakan pengambilan nilai praktik. Sekarang kalian keruangan loker dan berganti pakaian olah raga, bapak beri waktu lima menit dari sekarang!" Jelas Pak Ridwan, guru olah raga di SMA Galaksi Megantara.

Murid kelas XI IPA 2 bergegas meninggalkan lapangan menuju ruang loker untuk mengambil pakaian olahraga.

"Hai permen!" Sapa Bayu, entah sejak kapan cowok itu sudah berada disamping dirinya. Bahkan sekarang mereka berjalan beriringan.

"Permen?" Tanya Senja, ia binggung dengan panggilan itu. Kenapa Bayu memangilnya permen?

"Iya perem! Gue panggil lo permen, karna lo manis." Jawab Bayu.

Senja hanya menggelengkan kepalanya mendengar gombalan receh Bayu. Senja menghentikan langkahnya ketika menyadari sesuatu. "Loh, kamu kenapa ada disini? Kamu bolos jam pelajaran, ya?" Tanya Senja. Ia menatap Bayu dengan tatapan mengintrogasi.

Bayu tertawa pelan. "Minggu ini kelas kita dicampur untuk jam pelajaran olahraga. Jadi kita bakal olahraga bareng!" Ucap Bayu, pria itu tampak senang.

Senja hanya tersenyum tipis, ia kembali melangkahkan kakinya menuju ruang loker di ikuti Bayu.

Senja tersenyum tipis ketika mendapati Bulan dan Alin yang kini sedang bercanda ria. "Kak Bulan apa kabar?"

Bulan berdecih. Ia menatap adik tirinya tidak suka. "Gak usah sok baik didepan gue! Lo tau, rasa benci gue terhadap lo semakin besar sejak lo rebut Langit dari gue!"

"Kak--"

"Gue bilang gak usah sok baik, bego!" Bentak Bulan.

"Lebih baik lo pergi deh, muak gue liat wajah sok polos lo!" Imbuh Alin.

Senja tersenyum pahit. Kapan dunia bisa adil terhadap dirinya?.

Gadis itu mundur beberapa Langkah. Tangannya bergerak membuka loker. Mata Senja membelalak ketika baju olahraganya tidak ada di dalam loker.

Ia bingung sekaligus panik. Kemana baju olahraganya? Mengapa tiba-tiba menghilang? Senja menatap ragu Bulan dan Alin yang tengah mengobrol hangat. "Kak! Kak Bulan liat baju olahraga aku gak?" Tanya Senja hati-hati.

Gadis itu menatap Senja tidak suka. Ia melemparkan bola volly yang ada ditangannya kearah Senja, untungnya Senja bisa menghindar sehingga bola itu mengenai sampingnya.

Gadis itu maju beberapa langkah. Menarik rambut Senja yang terurai. "Lo nuduh gue?"

Senja meringis ketika tarikan Bulan di rambutnya semakin kuat. "Kak, sakit..."

"Lo bilang sakit? Gue yang lebih sakit, bangsat! Hati gue hancur saat tau orang yang gue sayang nikah sama orang yang gue benci! Hidup gue serasa hampa ketika tau kebenaran itu, apalagi saat gue tahu kalau lo sedang hamil!" Sentaknya. Suara Bulan terasa parau.

"Kak, Senja bisa jelasin--"

"Gak ada yang perlu dijelasin! Semuanya udah--" ucapan Bulan terhenti ketika menyadari Langit yang sedang berjalan kearah mereka.

LANGIT SENJA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang