22. Rasa aneh

53.8K 3.3K 365
                                    

'Jika jatuh adalah hujan dan bangkit adalah matahari, aku butuh keduanya untuk melihat pelangi'
_____________________

[Heppy Reading♡]

****
Warningggg⚠


"Langit, kita mau kemana?" Tanya Senja untuk kesekian kalinya.

"Supermarket."

"Ngapain?"

"Gak usah banyak tanya bisa? Gue risih denger suara lo!" Kesal Langit.

Senja menundukkan kepalanya. "Maaf, Langit."

Sepuluh menit menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai di Supermarket. Mereka berjalan meriringan memasuki Supermarket.

Senja sedikit kesusahan menyamaratakan langkahnya dengan langkah pria itu, langkah Langit terbilang cukup cepat. Dahi Senja mengernyit bingung ketika Langit berhenti di depan rak yang berisi macam-macam susu ibu hamil.

Cukup lama Langit diam, akhirnya tangannya bergerak mengambil susu ibu hamil rasa Vanilla dan Coklat.

"Kamu beli susu ibu hamil? Buat apa?" Tanya Senja bingung. Tangannya terulur menerima susu ibu hamil yang disodorkan Langit.

"Buat lo." Jawaban Langit mampu membuat bibir Senja mengembangkan senyum. Apakah ini artinya Langit sudah mulai mencintai dirinya?.

"Jangan ge'er! Gue lakuin ini hanya untuk calon anak gue, gue cuma mau dia sehat!" Imbuh Langit.

Mendadak senyum Senja luntur. Lagi-lagi ia dijatuhkan oleh harapannya sendiri. Sakit? Tentu saja!

Cepat-cepat Senja mengembangkan senyumnya kembali. "Gapapa. Aku seneng, akhirnya kamu mau anggap anak ini sebagai anak kamu."

Langit hanya memutar bola matanya malas. "Lo mau apa?"

"Gak usah, aku gak mau uang kamu habis! Kamu pernah bilang, kalau uang kamu bakal bangkrut hanya karna beliin sesuatu untuk aku. Aku gak mau kamu bangkrut, takutnya nanti kamu malu." Tolak Senja halus.

"Gue ngelakuin ini demi anak gue, bukan buat lo!" Koreksi Langit.

Senja hanya bisa menghela nafasnya pasrah. "Kalau kita menghabiskan waktu seharian ini, bisa? Tapi kalau--"

"Iya. Gue bisa." Jawaban Langit lagi-lagi mampu membuat senyum Senja merekah.

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore Sudah berjam-jam Senja dan Langit berada ditaman jakarta. Langit benar-benar menghabiskan waktu sehari ini untuk Senja dan calon anaknya.

"Langit, ayo pecahin balon gelembungnya!" Pinta Senja. Wanita hamil itu tampak senang meniup balon gelembung yang terbuat dari air sabun, sesekali Senja mengejarnya dan memecahkan balon itu.

Langit berdecak malas. "Gue bukan bocil!" Ujar Langit nyolot.

Raut wajah bahagia Senja kini berubah lesu. Wanita hamil itu berjalan menghampiri Langit, duduk disebelah suaminya. "Langit, aku mau yang rujak!" Pinta Senja pelan.

"Lo mau bunuh anak gue?!" Kesal Langit.

"Gak boleh, ya? Yaudah, gapapa."

Langit berdiri, pria itu pergi meninggalkan Senja begitu saja.

"Langit, kamu tau--" ucapan Senja terhenti ketika menyadari Langit tidak ada disampingnya. Tidak mungkinkan kalau Langit meninggalkannya?

"Langit kamu dimana?" Teriak Senja panik. Ia memcoba mencari-cari keberadaaan Langit namun tidak ada.

LANGIT SENJA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang