26. Mabuk

56.7K 3.3K 467
                                    

'Aku terlalu berharap lebih kepada manusia dan semesta tetapi yang ku dapat justru sebuah kecewa'
_________________

[Heppy Reading♡]

****
Warningggg⚠

Folow akun wattpad @Cendolcincau6

Folow akun tiktok @Cendolcincau6

Kali ini aku next cepat, mumpung lagi rajin dan lagipula alurnya udah jadi. Jangan lupa comennt dan vote, jangan jadi pembaca gelap!

*
*
*

Langit melempar kotak bekal makan siang Senja tepat mengenai whiteboard sekolah. Tatapan pria itu tajam.

"Berkali-kali gue bilang untuk gak pernah berikan gue makan siang, lo tuli?! Gue jijik dengan makanan pemberian lo Senja, bahkan melihat wajah lo aja gue muak!" Bentak Langit.

Senja memejamkan matanya erat. Jari-jemarinya bergerak meremas rok hitam yang sedang dirinya kenakan. "Tapi kata dokter kamu harus--"

"Gue gak peduli! Lo itu bukan siapa-siapa dalam hidup gue, jadi jangan pernah sok peduli! Kehadiran lo itu bagaikan sebuah kutukan bagi gue, cewek murahan seperti lo gak pantas untuk jadi istri gue!" Bentak Langit.

Ucapan Langit benar-benar bagaikan racun. Perkataan Langit benar-benar sangat menyakitkan. Dengan cepat Senja menghapus air matanya yang berhasil tumpah.

"Gak usah kasar sama perempuan, bisa? Lo emang gak punya hati, Langit. Dia itu istri lo, dan lagi hamil anak lo, dengan teganya lo menperlakukan dia seburuk itu?!" Sentak Bayu. Pria itu menatap Langit dengan aura permusuhan.

"Gak usah ikut campur, bangsat!" Emosi Langit.

"Lo lebih baik diem deh, Bay. Seharusnya lo itu bela Langit bukan cewek pembawa sial itu." Sinis Rama.

"Habis dikasih apa lo siapa Senja? Tubuhnya? Atau jalang itu berhasil guna-guna lo? Murahan banget." Imbuh Alin.

"Jaga ucapan kalian! Selama ini gue menilai kalian salah, bukan Senja yang antagonis tapi kalian! Dan untuk lo," Bayu menatap Langit tajam. "Lo bakal nyesel karna udah nyia-yiain berlian berharga seperti istri lo." Ucap Bayu.

"Nyesel?" Langit tertawa mengejek. " Gak guna banget gue nyeselin perbuatan gue sama cewek munafik seperti dia, justru semua perlakuan gue terhadap dia itu sangat wajar! Kalau perlu setelah dia melahirkan, mati aja sekalian." Lanjut Langit.

Bayu menatap Langit tidak percaya. "Lo...? Gue bener-bener gak habis pikir sama jalan pikiran lo, Langit."

Bayu beralih menatap Senja, menarik pelan tangan wanita itu. "Kita pergi dari sini, lo gak pantas di giniin."

Senja menggeleng pelan. Ia melepaskan tangan Bayu yang memegang erat pergelangan tangannya.

"Kita pergi, Ja! Nurut!" Bentak Bayu.

Segera, Bayu menarik Senja untuk meninggalkan kelas pria itu. Sedangkan Langit menatap kepergian Senja penuh amarah.

Bayu menarik tangan Senja menuju taman belakang. Mengajak Senja untuk duduk di kursi panjang berwarna coklat yang berada di taman itu.

Bayu mengangkat wajah Senja sedikit, agar mau menatap wajahnya. "Jangan sok kuat dihadapan gue, gue benci cewek sok kuat seperti ini. Gue tau sakit, cerita sama gue."

LANGIT SENJA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang