25. Surat dari Bayu.

54.6K 3.6K 509
                                    

'Jika masanya sudah tiba dan aku sudah tidak ada didekatmu, maka jika kau merindukan aku, tatap saja bintang dimalam hari, katna bintang itu adalah aku'
_____________________

[Heppy Reading♡]

****
Warningggg⚠

*
*
*

Bel istirahat berbunyi, semua murid berbondong-bondong beelari meninggalkan kearasnya masing masing untuk melakukan aktifitas yang ingin mereka lakukak. Ada yang kekantin, ke perpustakaan untuk membaca buku, toilet, lapangan basket, dan masih banyak lagi.

Lintang berjalan memasuki kantin, pandangannya menyapu seluruh kantin, untuk mencari keberadaan Senja.

"Woy, babu kesayangan gue!" Panggil Bayu. Pria itu berlari menghampiri Lintang.

"Siapa lo? Kenal sama gue?" Sinis Lintang.

"Ceilah, sombong banget sih mantan terindah gue. Jangan sinis-sinis dong, beb!" Goda Bayu.

"Najis, bangke!" Ketus Lintang.

"Idih, masih marah nih ceritanya? Perasaan waktu dulu lo bucin banget sama gue."

"Bacot! Kalau gak penting, lebih baik diem! Gak guna ngomong sama mantan modelan buaya seperti lo." Ketus Lintang.

Namun, dengan cepat Bayu mencegatnya. "Sabar sedikit dulu kenapa, beb. Sensi amat, gue masih kangen loh."

"Lepas, anjing! Najis gue disentuh monyet gila seperi lo."

"Oke-oke, kali ini serius. Lo liat calon istri gue gak?" Tanya Bayu.

Lintang tertawa. "Calon istri? Gak salah? Emangnya ada yang mau sama buaya tolol kayak lo?!"

"Gak usah ngehina, dulu lo bucin banget sama gue!" Balas Bayu yang berhasil menghentikan senyum Lintang.

"Jangan bahas itu! Emangnya calon istri lo siapa? Si sarif?"

Bayu menatap ngeri. "Gue masih normal! Najis tujuh turunan gue nikah sama sesama jenis."

"Terus siapa?"

"Senja? Lo liat dia gak?"

Lagi-lagi Lintang tertawa. "Apa? Senja calon istri lo? Mimpi! Senja udah punya suami, dia juga lagi hamil, mimpi lo terlalu tinggi!"

"Lo tau?"

"Udah lama kali! Nora lo."

Bayu hanya memutar bola matanya malas. "Ini, kasiin ke Senja, bilang dari pangerannya." Pesan Bayu.

"Pangeran kuda lumping?"

"Berisik lo! Pergi sana!" Usir Bayu.

"Dih, baper." ucap Lintang, gadis itu berlalu pergi dengan tawa yang belum terhenti.

***

"Kenapa kak Bulan tega sama aku? Kenapa kak Bulan bilang sama semuanya kalau yang donorin ginjal untuk Langit itu adalah kakak, padahal sebenarnya aku yang donorin ginjal untuk Langit?!" Sebtak Senja.

"Oh..udah berani lo sama gue? Memangnya kenapa? Gak terima? Mau marah?!" Balas Bulan. Gadis itu berjalan maju, memojokkan Senja di dinding kelas.

Bulan mencengkram bahu Senja erat hingga gadis itu meringis ketika merasakan sedikit nyeri di punggungnya.

LANGIT SENJA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang