"!!!"
Agatha terkejut bukan main ketika mendengar suara langkah kaki dari belakangnya. Wanita itu segera beranjak dari posisi duduk dan membalikkan badannya. Bukankah tidak ada orang lagi yang bisa kemari selain..
'Sang Gold Saint Pisces..?!'
Agatha berdiri terpaku di tempatnya. Tubuhnya terasa tidak dapat bergerak sama sekali begitu melihat sosok Albafica yang kini berada beberapa langkah di hadapannya. Sejak kapan.. Saint itu pulang dari misinya? Bagaimana bisa dirinya sama sekali tidak menyadari keberadaan sang pria sebelum ini..?
Sesungguhnya Agatha merasa sangat senang karena Albafica telah kembali dari misinya dalam keadaan selamat. Namun perasaan itu seketika sirna begitu ia memikirkan apa yang akan terjadi setelah ini. Tiba-tiba jantung wanita itu berdebar sangat kencang. Pasti Saint itu akan marah sekali jika tahu Agatha diam-diam pergi ke taman di belakang kuil Pisces seperti ini karena sudah ada peringatan keras agar para asisten Sanctuary menjauhi taman yang penuh dengan mawar beracun tersebut.
'Bagaimana ini...?'
Ingin sekali rasanya Agatha langsung menghilang dari hadapan Albafica tanpa jejak namun hal itu amat mustahil. Dalam keadaan seperti ini pastilah ia sungguh tidak bisa berlari kemanapun.
Cahaya bulan yang membelakangi Albafica membuat Agatha tidak bisa melihat ekspresi wajah sang pria dengan jelas. Ia hanya dapat melihat Saint itu yang tengah berjalan pelan menuju ke arahnya. Agatha benar-benar pasrah, tidak ada lagi yang bisa dilakukannya sekarang. Wanita itu akan menanggung segala konsekuensi atas perbuatannya, ia akan menerima perkataan apapun dari Albafica padanya tepat setelah ini.
Albafica tertegun saat pemilik siluet tersebut membalikkan badan ke arahnya. Sosok itu bukanlah sang guru. Walaupun terkejut, sesungguhnya Albafica sudah tidak terlalu heran saat menyadari bahwa wanita itulah yang sedang berada dalam taman mawarnya saat ini.
Cahaya bulan yang temaram menyinari wajah wanita itu sepenuhnya, membuat Albafica bisa melihat ekspresi wajah Agatha. Apakah kehadirannya telah membuat sang wanita sangat terkejut hingga kedua matanya memancarkan tatapan seperti itu..?
Agatha segera menundukkan kepalanya pada sang Gold Saint Pisces. "Ah, Tuan Albafica. Selamat datang kembali.." Wanita itu berusaha untuk bicara walaupun suaranya terdengar sedikit bergetar. "Senang melihat Anda pulang kemari dengan selamat.."
Selama beberapa detik, suasana hening. Albafica terus diam menatap sosok Agatha sebelum Saint itu memutuskan untuk berjalan beberapa langkah lebih dekat ke arah sang wanita.
"Apa.. Yang sedang kau lakukan disini..?"
Pertanyaan itu membuat kedua mata ungu Agatha melebar. Nada suara Albafica terdengar datar, seolah-olah ia tidak sedang marah. Wanita itu terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Aku.. Hanya sedang beristirahat sambil melihat pemandangan disini.." Ucap Agatha pelan. Ia sungguh tidak bisa memikirkan jawaban yang lebih baik dari itu.
Seketika, Agatha berpikir bahwa dirinya harus segera pergi dari taman ini. Sang wanita berusaha menemukan kata-kata yang sekiranya tepat untuk mengantar kepergiannya agar suasana tidak terlalu canggung dan terasa aneh.
"Jika Anda ingin berada disini, aku akan segera pergi.." Agatha kembali menundukkan kepalanya. "Aku mohon permisi.."
"Tidak perlu."
Suara dan perkataan Albafica tersebut terdengar jelas, membuat Agatha sangat terkejut untuk yang kedua kalinya. Kini Albafica telah tiba di hadapannya, membuat wanita itu dapat melihat wajah sang Gold Saint dengan lebih jelas. Seketika, dada Agatha yang masih berdebar kencang terasa tercekat. Ia amat merindukan Albafica beberapa hari belakangan ini dan kembali melihat sosok sang pria di hadapannya membuat dadanya dipenuhi perasaan hangat yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Canvas Story [Saint Seiya TLC Gold Saint x OC]
FanfictionKisah cinta para ksatria Dewi Athena berjubah emas yang terkenal sebagai pelindung cinta dan keadilan di abad ke-18. Daftar cerita : - Gemini Defteros x OC (on-going) - Leo Regulus x OC (on-going) - Pisces Albafica x OC (on-going)