Pisces : Chapter XII

86 9 56
                                    

"Agatha, kau mau kemana?" Tanya Albafica begitu keduanya sudah berbelok dari lorong utama kuil.

Agatha segera menghentikan langkah kakinya. Ia membalikkan badannya ke arah sang Gold Saint Pisces di belakangnya. "Aku ingin makan siang bersama Anda hari ini!" Senyuman ceria nampak jelas di wajahnya. "Maaf aku tidak bisa mengatakannya di lorong utama tadi, karena aku harus buru-buru berbelok kesini sebelum ada asisten lain yang menyadari keberadaanku.."

Albafica mengerutkan dahinya. "Kau.." Ia sama sekali tidak menyangka telah mendengar perkataan seperti itu dari seorang asisten Sanctuary. "Siapa yang sudah mengizinkanmu untuk makan disini?" Tanyanya segera.

Agatha menghela nafas pelan ketika mendengar nada suara Albafica saat mengatakan pertanyaan tersebut. "Aku.. Hari ini aku sudah membuat-buat alasan untuk tidak ikut sesi makan siang bersama para asisten lain. Alasan itu.. Sudah susah payah kubuat supaya terdengar masuk akal, agar aku bisa makan bersama Anda disini.." Kedua mata sang wanita membulat bersamaan dengan kata demi kata yang diucapkannya. "Jadi, kumohon.. Izinkan aku makan siang bersama dengan Anda, ya?"

Albafica terdiam menatap kedua bola mata ungu Agatha. Entah karena masih terkejut atau terlalu heran akan kelakuan wanita itu, ia merasa bingung untuk berkata-kata.

"Tuan Albafica, jika aku tidak makan disini, dimana lagi tempat aku bisa makan siang hari ini?" Tanya Agatha lagi.

"....." Pikiran Albafica segera berkelana untuk menemukan jawaban atas pertanyaan terakhir Agatha. "Kau bisa makan siang di kuil Gold Saint yang lain," Jawabnya kemudian.

"Tidak mau!" Balas Agatha cepat. "Aku sudah jauh-jauh berjalan hingga kuil zodiak terakhir, aku tidak mau turun lagi sebelum makan!"

Albafica kembali mengerutkan dahinya setelah mendengar respon wanita di hadapannya. "Setelah jam makan siang ini berlalu, kau harus turun ke bawah untuk melakukan pekerjaanmu yang lain, kan?" Tanyanya segera. "Apa bedanya jika turun sekarang ke kuil Gold Saint lain? Tidak usah terlalu jauh, kau bisa turun ke kuil Aquarius dan makan disana. Degel pasti tidak keberatan."

"Tapi.." Kali ini sorot mata Agatha nampak memelas. "Aku sudah sangat lapar. Rasanya tidak kuat lagi berjalan turun walaupun hanya ke kuil Aquarius.."

Seketika, Albafica merasa tidak enak setelah mendengar perkataan tersebut. "Ya sudah. Kau bisa pergi ke ruangan Pope dan makan bersama Dewi Athena," Ucapnya segera. "Bukankah jika ke sana akan lebih dekat?"

"Tapi.." Wanita berambut cokelat tersebut terdiam sejenak. "Tidak pernah ada asisten Sanctuary yang makan di ruangan Pope seperti itu. Pasti aku akan membuat suasana jadi aneh jika makan siang disana. Aku merasa sangat tidak enak, baik pada Pope maupun Dewi Athena.."

Lagi-lagi, Albafica merasa bingung karena perkataan wanita di hadapannya. "Lalu, apa kau tidak merasa tidak enak padaku karena tiba-tiba berkata ingin makan siang di kuil ini?"

"Tidak!" Balas Agatha riang. "Karena memang itulah tujuanku! Aku datang ke kuil Pisces sekarang untuk menemani Anda makan siang!"

Albafica kembali terdiam. Ia menatap raut wajah Agatha dan senyuman sang wanita yang nampak sangat senang ketika menjawab pertanyaannya barusan. Sebenarnya, apa yang ada dalam pikiran asisten di hadapannya ini?

Sang Gold Saint menghela nafas pelan. Ia lanjut berjalan hingga melewati Agatha untuk memasuki dapur. "Jangan makan dekat-dekat denganku."

Agatha menoleh, memperhatikan Saint itu yang tengah berjalan dari belakang. Wanita itu segera melangkahkan kakinya, menyusul Albafica hingga ke dapur kuil Pisces.

"Tapi, meja disini cuma ada satu, kan?" Tanya Agatha begitu keduanya sudah tiba di dapur. "Aku hanya bisa makan di meja itu bersama dengan Anda.."

Albafica kembali menghela nafas. Kenapa Agatha bersikap keras kepala sekali padanya hari ini?

The Lost Canvas Story [Saint Seiya TLC Gold Saint x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang