Pisces : Chapter XXII

96 6 65
                                    

Waktu menunjukkan pukul setengah enam pagi. Suasana dapur utama Sanctuary terlihat ramai seperti biasa, dipenuhi oleh para asisten yang sedang menyiapkan hidangan makan pagi. Di tengah kesibukan itu, nampak seorang wanita yang terburu-buru meninggalkan dapur usai berpamitan dengan beberapa orang di sebelahnya.

Elena sangat terkejut ketika pertama kali mendengar kabar penyerangan Specter yang terjadi di Kuil Pisces dari teman-temannya di dapur utama Sanctuary. Ia semakin terkejut lagi ketika mengetahui identitas seorang asisten yang terluka parah pada pertarungan tak terelakkan di kuil zodiak keduabelas tersebut.

Padahal, tidak ada firasat aneh apapun yang ia rasakan sebelum ini. Sebagai teman sekamarnya, Elena sama sekali tak curiga ketika Agatha tidak kembali ke asrama para asisten kemarin malam karena wanita berambut cokelat itu memang sedang mendapat pekerjaan shift malam.

Namun sekarang, Elena sungguh khawatir hingga tak bisa merasa tenang untuk satu detik pun. Ia harus melihat keadaan Agatha secepat mungkin. Karenanya, usai menyelesaikan tugas membuat pancake sebagai salah satu menu sarapan pagi ini, sang wanita memutuskan untuk meninggalkan dapur setelah menitipkan pekerjaan membagi-bagi makanan yang telah dibuatnya itu pada dua orang temannya yang lain.

Elena tidak bisa membuang-buang waktu lagi untuk meminta izin pada kepala juru masak ketika hendak meninggalkan dapur. Beruntung, kedua teman baiknya, Alessa dan Damaris setuju pada rencana Elena dan bersedia membantu pekerjaannya serta membuatkan alasan jika ada yang menanyakan keberadaannya.

Tanpa bantuan Alessa dan Damaris, sepertinya ia baru bisa pergi ke rumah sakit setelah menyelesaikan sesi membereskan dapur, yakni sekitar pukul sepuluh pagi. Elena tak bisa menunggu selama itu. Kekhawatiran yang nyata dalam dirinya membuat wanita itu ingin melihat keadaan Agatha secepat mungkin dengan mata kepalanya sendiri.

Kini Elena tengah berlari menyusuri jalan menuju rumah sakit yang terletak cukup dekat dengan wilayah inti Sanctuary. Beragam pertanyaan muncul dalam benaknya seiring langkah wanita berambut pirang tersebut.

'Agatha... sebenarnya, separah apa keadaannya? Luka apa yang dideritanya? Dan yang terpenting, bagaimana keadaannya sekarang?'

Setibanya di depan bangunan rumah sakit tujuannya, Elena kembali berlari menuju beberapa perawat yang tengah berjaga di ruang terdepan.

"Selamat pagi. Bisakah aku tahu, di ruangan nomor berapa seorang wanita yang baru saja dibawa kemari pada dini hari tadi?" tanya Elena segera.

"Apakah maksud Anda asisten Sanctuary yang dibawa oleh seorang Gold Saint kesini beberapa jam lalu?" Salah satu perawat disana berbalik bertanya.

Elena segera mengangguk. "Benar! Di ruangan berapa ia berada sekarang?"

Usai mendapat jawaban dari perawat itu, Elena kembali berlari menuju ruangan yang dimaksud. Ketika tinggal terpaut beberapa langkah lagi dari ruangan tempat Agatha dirawat, kedua bola mata hijau Elena melebar begitu mendapati ada seorang perawat yang baru saja keluar dari sana. Ia pun segera menghampirinya.

"Nona perawat, bagaimana... bagaimana keadaannya?" tanya Elena cepat, tanpa mempedulikan suaranya yang terengah-engah karena berlari dalam perjalanannya kemari.

Perawat berambut perak itu nampak terkejut mendapati Elena yang berlari tergesa-gesa menghampirinya seperti itu. "Apakah Anda kerabat dari pasien?" Ia berbalik bertanya.

Elena mengangguk cepat. "Kumohon beritahu aku, bagaimana keadaannya saat ini?"

"Saat ini pasien masih dalam perawatan intensif," jawab perawat itu. Setelahnya, raut wajahnya nampak menyesal. "Dan karenanya, ia belum bisa dikunjungi. Mohon maaf, Nona."

The Lost Canvas Story [Saint Seiya TLC Gold Saint x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang