Sejak pagi tadi, Defteros merasa ada sesuatu yang aneh. Namun karena tidak ada yang terjadi, ia memilih mengabaikan perasaan itu dan menjalani hari seperti biasa. Seusai latihan siang, Defteros memutuskan pergi ke gua dekat reruntuhan kuil di sudut Sanctuary. Tempat ia biasa beristirahat setelah lelah berlatih.
Entah mengapa akhir-akhir ini anak bernama Kris yang ditolongnya beberapa waktu lalu sering datang ke tempat itu dan membuat Defteros merasa tidak nyaman. Setelah pertemuan terakhir mereka, ia sama sekali tidak berniat untuk bicara lagi dengan anak itu. Jika Kris datang, Defteros memilih bersembunyi dalam gua dan tetap berada disana hingga anak itu pergi.
Hari ini juga sama. Kali ini Defteros datang sedikit terlambat. Ia terlibat masalah dengan para penjaga Sanctuary yang melihatnya mengamati latihan Aspros, saudara kembar laki-lakinya. Mereka menghajar Defteros sangat keras karena tidak patuh meski sudah diberi peringatan berkali-kali. Beruntung saat ini Defteros sudah mampu menangkis pukulan mereka lebih baik sehingga tidak ada luka serius yang dia dapatkan akibat insiden tadi.
Ketika hampir tiba, Defteros merasakan aura aneh yang terasa jahat dan tidak biasa di sekeliling area itu. Muncul ledakan besar tidak lama berselang. Membuatnya bergegas menuju lokasi kejadian. Defteros mendapati seorang pria dengan cloth hitam mengkilap aneh ditengah kepulan asap ledakan. Ada seseorang yang tergeletak dengan luka parah tidak jauh dari tempat pria itu berdiri.
'Bukankah dia ...?'
Begitu menyadari sosok yang terluka itu adalah Kris, Defteros bergegas mendekat dan membawa Kris menjauh tepat waktu sebelum pria itu kembali melancarkan serangannya yang tepat tertuju ke arah Kris.
Defteros mengamati keadaan Kris yang terluka parah. Perhatiannya segera teralih begitu pria asing tadi kini berdiri beberapa meter di depannya.
"Kau cepat juga, bocah," ujar pria itu sembari mengamati Defteros. "Tidak kusangka kau menolong dia disaat dua temannya yang lain memilih menyelamatkan diri."
Defteros balik mengamati pria itu dengan seksama. Wajahnya terlihat mirip dengan Kris namun aura cosmo yang dimilikinya sangat kuat dan terasa berbahaya. Defteros tidak pernah melihat orang seperti pria itu di Sanctuary sebelumnya.
"Ka-kak ... jangan ..."
Defteros menoleh ke belakang ketika Kris bersuara pelan. Tatapan mata anak itu kosong namun ia masih bicara meracau. Pandangan Defteros kembali tertuju pada pria dengan cloth hitam didepannya. Kecurigaannya benar. Orang ini punya hubungan dengan Kris.
"Adik tidak berguna sepertimu lebih baik mati dan menjadi kekuatan baru bagiku!" pria itu tiba-tiba berteriak. Ia mengeluarkan sebuah cambuk berapi dari telapak tangannya.
Entah mengapa kata-kata pria itu membuat Defteros merasa kesal. Ingatan akan sosok Aspros, kakak kembar laki-lakinya yang kuat dan baik hati segera terlintas dalam pikiran Defteros. Jika mereka berdua punya hubungan saudara, tidak seharusnya pria itu menjadikan nyawa adiknya sebagai 'syarat' untuk mendapat kekuatan.
Saudara tidak seharusnya saling membunuh seperti ini.
"SCALDING WHIP!!"
Cambuk berapi itu melesat sangat cepat. Defteros segera menghalau cambuk itu dengan kedua tangannya sebelum serangan pria itu mengenai Kris. Sialnya cambuk berapi yang dialiri cosmo itu malah melilit seluruh tubuh Defteros. Seakan berusaha membakar dan meremukkan badannya dengan tenaga sangat kuat di saat bersamaan.
"UAGHHH!"
"Aku pasti membunuhmu," ucap si pria asing setelah dia melempar Defteros dengan keras ke arah bebatuan. "Aku akan menyelesaikan tugas yang diberikan Tuan Thanatos lebih dulu baru menghabisimu, bocah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Canvas Story [Saint Seiya TLC Gold Saint x OC]
Hayran KurguKisah cinta para ksatria Dewi Athena berjubah emas yang terkenal sebagai pelindung cinta dan keadilan di abad ke-18. Daftar cerita : - Gemini Defteros x OC (on-going) - Leo Regulus x OC (on-going) - Pisces Albafica x OC (on-going)