Pisces : Chapter VIII

107 12 109
                                    

Agatha melirik jam dinding yang ada di dalam kamarnya setelah selesai mandi. Sudah jam delapan malam. Sejak menggantikan kepala juru masak dapur utama, sudah cukup lama wanita itu tidak mendapat bagian untuk bekerja sebagai asisten shift malam, dan karenanya pada waktu seperti ini, ia seringkali sudah berada di asrama untuk beristirahat.

Ketika tengah merapikan rambutnya yang masih basah, perhatian Agatha teralih pada suara ketukan pintu dari depan kamar. Ia tersenyum lebar dan segera berjalan untuk membukakan pintu.

"Elena!" Sapa Agatha ceria. Ia tersenyum menatap sosok Elena di depan pintu yang tengah membawa makanan dalam dua buah mangkuk berukuran sedang. Kepulan asap yang berasal dari mangkuk tersebut membuat aroma makanan didalamnya dapat tercium jelas oleh Agatha.

"Agatha! Kau sudah selesai mandi?" Elena membalas tersenyum lebar pada Agatha. "Wah, waktunya sangat pas!"

"Terima kasih banyak sudah memanaskan bubur ketan hitamnya ya, Elena! Kita jadi punya camilan hangat sambil bersantai malam ini!" Ucap Agatha bersemangat. "Ayo masuk kedalam!"

Elena berjalan memasuki kamar dan segera meletakkan mangkuk tersebut diatas sebuah meja kecil tepat di depan satu-satunya sofa di ruang kamar itu. "Ah, ini bubur yang kita buat bersama sebagai makanan penutup untuk malam ini! Aku sangat senang sekarang kita bisa makan bubur ini bersama-sama di kamar asrama!" Ucapnya kemudian.

Agatha menganggukkan kepalanya. "Iya! Aku senang sekali hari ini kau sedang tidak mendapat shift malam, Elena!" Ia memeluk Elena selintas. "Ada banyak hal yang ingin kuceritakan padamu!"

"Benarkah? Kalau begitu, kita harus memulainya dari sekarang!" Elena segera duduk di atas sofa, diikuti oleh Agatha di sebelahnya. Elena mengambil sebuah mangkuk di atas meja dan segera mencicipi bubur ketan hitam di dalamnya. "Ah, aku suka sekali bubur ini! Aroma vanila dan pandan serta rasa manisnya pas sekali! Kau melakukan pekerjaan sangat baik saat membumbui bubur ini, Agatha!"

Agatha yang tengah lanjut menyisir rambutnya segera melebarkan kedua matanya begitu mendengar perkataan Elena. "Ah, benarkah buburnya seenak itu?" Tanyanya kemudian.

Elena segera mengangguk. "Aku yakin, Dewi Athena pasti sangat menyukainya!"

Agatha tersenyum senang. "Terima kasih banyak, Elena! Aku sangat sering membuat bubur ketan hitam dirumah, jadi sudah paham takarannya yang benar.." Ia meletakkan sisir di atas sofa dan mengambil satu mangkuk lain yang masih ada di meja. Agatha mengambil sebagian saus santan di atas bubur dengan sendok dan mencicipinya. "Aku pikir bubur ini juga jadi semakin enak karena saus yang kau buat! Saus santannya terasa sangat gurih dan legit!"

"Ah, iya! Kau benar.. Aku juga membumbui saus santannya dengan pas hari ini," Balas Elena. Ia kembali memakan bubur di dalam mangkuknya sambil tersenyum menatap Agatha. "Aku benar-benar senang bisa membuat bubur ini bersama denganmu, Agatha. Hasilnya sempurna! Kita berdua telah melakukan pekerjaan yang sangat baik malam ini!"

Agatha ikut merasa senang melihat wajah Elena yang sangat senang mengatakan itu. "Benar! Semoga para Gold Saint dan semua orang yang memakan bubur ini jadi bahagia dan bisa tidur nyenyak malam ini!" Ucapnya riang.

Elena menganggukkan kepalanya setuju. "Aku juga berharap hal yang sama! Bubur ini sangat cocok dimakan sebagai makanan penutup saat malam! Rasa manisnya sempurna!" Ia kembali memasukkan satu sendok bubur ketam hitam tersebut ke dalam mulutnya dan mengacungkan jari jempol kanannya pada Agatha. "Hmm.. Enak sekali!"

"Kali ini rasanya memang sangat sempurna! Aku juga senang sekali!" Ucap Agatha sambil memasukkan satu sendok bubur ketan hitam ke dalam mulutnya.

"Sambil kita makan, kau bisa mulai bercerita. Apa yang ingin kau ceritakan padaku, Agatha?" Tanya Elena.

The Lost Canvas Story [Saint Seiya TLC Gold Saint x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang