---------------------------
"Kamu kapan kasih tante cucu, Dio?"tanya Mama
Dio menggaruk tekuknya yang tidak gatal.
"Do'a in aja tante"nyengir
--------------------------
Beberapa hari Airin dirumah Bunda,dan sekarang ia sudah mulai bisa beraktivitas seperti semula. Ia juga mulai belajar dengan Bunda bagaimana cara memandikan kedua bayinya dan bagaimana cara menbedong bayi mungil itu. Bukan hanya Airin yang ingin belajar tapi juga dengan Gevan yang terlihat lebih excited mempelajari satu persatu cara merawat bayi.
Beberapa hari ini memang Bunda lah yang memandikan dan menbedong baby twins. Oleh karena itu Airin benar-benar mempelajari hal itu hingga apabila ia dan baby twins suatu saat nanti kembali ke apartemen mereka,maka ia akan terbiasa.
Namun hari ini Gevan tak benar-benar bisa mempelajari apa yang Bunda ajarkan mengingat ia ada jadwal kuliah hari ini.
Airin mengantarkan Gevan hingga depan kamar meninggalkan Bunda yang sedang menbedong baby twins.
"Saya berangkat dulu"ucap Gevan lalu Airin mencium punggung tangan Gevan.
"Hati-hati dan jaga hati"ucap Airin membuat Gevan mengangguk
"Assalamu'alaikum"salam Gevan lalu beranjak pergi dari sana
"Wa'alaikum salam"balas salam Airin
Setelah merasa Gevan tak terlihat lagi dan mendengar suara mobil yang melaju meninggalkan perkarangan rumah,Airin kembali masuk kedalam kamar.
"Udah siap Bunda?"tanya Airin yang baru menghampiri kasur tidurnya
"Udah ini"ucap Bunda lalu memberikan Ara kepada Airin
Bunda lalu menggendong Air.
"Bunda"panggil Airin
Bunda menoleh kearah Airin yang berdiri disampingnya
"Makasih Bunda"ucap Airin terseyum
Bunda membalasnya dengan senyum hangatnya.
"Anak ibu,udah pada wangi"ucap Airin mengendus-endus pipi Ara yang ada di gendongan nya
Terlihat Ara yang menggeliat kecil.
Airin melihat kearah Bunda yang sudah menuju ke arah ranjang bayi.
"Udah tidur lagi Air nya, Bunda?"tanya Airin karena melihat Bunda yang memasukan Air kedalam ranjang bayi
"Iya ini kerjaan nya bobok aja"ucap Bunda melihat cucunya yang satu ini.
"Mirip ayah nya itu Bunda,sukanya tidur aja"balas Airin
"Tapi rupanya mirip kamu loh Airin"ucap Bunda yang menghampiri Airin
"Rupanya aja kayaknya Bunda,sifatnya lebih ke ayahnya"sarkas Airin merasa Air akan memiliki sifat seperti suaminya yang tak lain dingin dan datar.
-------------------------
Airin meletakkan Ara kedalam ranjang bayi setelah memastikan bayi itu sudah tertidur. Airin mulai merasa lapar sekarang. Ia hendak membuka pintu kamar guna mengambil makanan,namun sebelum itu Bunda lebih dulu masuk kedalam kamar sambil membawakan baki yang berisikan makanan dan jus alpukat.
"Kamu kalau mau makan bilang aja sama Bunda,jangan tinggalin bayi sendirian"ucap Bunda sambil meletakkan baki itu diatas nakas disamping kasur Airin.
Airin menghampiri Bunda
"Airin takut ngerepotin Bunda"ucap Airin memeluk Bunda dari belakang
"Nggak ada seorang pun ibu yang merasa direpotkan oleh anaknya sendiri"balas Bunda lembut membuat Airin semakin bahagia mendengar nya.
"Kamu makan aja dulu,ya"ucap Bunda lalu melangkah keluar kamar
Airin lalu melahap makanan yang dibawa Bunda tadi dan jangan lupakan jus alpukat kesukaannya.
-------------------------
Gevan pulang saat jam menunjukan pukul 17:05 WIB. Hal itu dikarenakan banyak berkas dan tugas kuliah serta tugasnya sebagai Presma yang harus segera diselesaikan hari ini.
Gevan membuka pintu kamar dan mendapati Airin yang sudah tertidur pulas diatas kasur abu-abu itu.
Gevan dapat melihat Airin yang nampak kelelahan mengurus baby twins. Ia lalu langsung menuju kamar mandi guna bersih-bersih.
Setelah bersih-bersih dan mengganti pakaian,ia beranjak menuju kedua ranjang bayi kembar. Dapat Gevan lihat bayi-bayi itu yang tertidur dengan lelap nya. Hingga ia menyadari pergerakan Air yang menggeliat kecil.
Air membuka mata kecilnya dan seperti menyesuaikan cahaya lampu yang masuk kedalam retina matanya.
Bayi itu tak menangis meski terbangun dari tidurnya."Kenapa sayang?"tanya Gevan lembut mengelus tangan Air dalam bedongan biru itu.
Air menggeliat seolah ingin sang ayah mengambilnya.
"Mau ayah gendong?"ucap Gevan terseyum lalu mengeluarkan Air dari dalam ranjang itu dengan hati-hati.
Gevan menggendong Air dan mendendangkan pelan.
"Jagoan ayah ini"ucap Gevan lalu mencium lembut pipi Air
"Udah lama tidurnya"ucap Gevan kembali meski ia tau bayi itu tak mungkin bisa menjawabnya.
Tak lama Airin terbangun dan mendapati Gevan yang sedang menggendong bayi Air.
"Kamu kapan pulangnya?"tanya Airin yang sudah beranjak duduk
"Sejak kamu masih tidur tadi"canda Gevan
Airin kesal
"Ya kapan maksudnya. Jam berapa?"ketus Airin lalu beranjak kekamar mandi guna mencuci mukanya.
Gevan terkekeh
"Ibu marah dek"ucap Gevan kepada putranya itu, Air hanya menggeliat
Sesaat kemudian Airin keluar dari kamar mandi dan mengambil alih Air yang ada di gendongan Gevan.
"Udah salat?"tanya Airin
Gevan mengangguk
"Udah tadi dirumah Mama"balas Gevan"Kamu kerumah Mama tadi?"tanya Airin
"Iya karena ada barang yang ketinggalan disana,karena udah masuk waktu ashar ya jadinya salat disana aja"jelas Gevan
Airin hanya mengangguk. Lalu ia duduk disofa didekat ranjang bayi itu.
Airin memberikan asi kepada Air sebelum nantinya Ara menangis hingga membuat ia kesusahan memberikan asi untuk Air.
🖊️ Jum'at,04 November 2022
--------------------------------------------Untuk pembaca yang terhormat,
Tolong bantu vote dan komennya guna menghargai karya seseorang.Vote dan komen agar membuat saya lebih semangat lagi untuk nulisnya.
Terima kasih🙏🏼📌 Follow akun
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS OF BAR BAR (Air dan Ara)[TAMAT]
DiversosMenceritakan tentang Air dan Ara, anak dari ayah Gevan dan ibu Airin. "Anak lo bar-bar"ucap Dio ---------------------------------- 📌cerita real dirangkai sendiri,ya 📌mulai Kamis,03 November 2022 📌 berakhir Kamis,23 Februari 2023 📌 syarat baca f...