59 selamat tinggal

1.9K 138 4
                                    


------------------------------

"Maaf,,dan terimakasih untuk kebahagiaan yang kakak berikan kepadaku selama ini"ucap Ara lalu segera berlari keluar dari kamar itu

Antariksa membuka matanya dan menatap kosong kearah pintu kamarnya yang masih terbuka. Ia lalu menoleh kearah kasur nya yang memperlihatkan sebuah cincin yang ia berikan dimalam bahagia itu kepada Ara .

"Apa ini akhir dari perjuangan mu?"tanya Antariksa lirih





------------------------------

Ara berlari menuruni anak tangga yang dimana ia tak sadar jika ada empat pasang mata yang melihatnya dari arah bawah.

"Pa"panggil Noufal

Farhan mengangguk yang dengan segera Noufal mengejar Ara dengan membawakan obat P3K.

"Kamu mau kemana?"tanya Ila kepada sang suami

"Mau bicara sama Antariksa"balas Farhan

"Jangan sekarang. Dia butuh waktu"ucap Ila membuat Farhan mengangguk paham.











Ara menangis sejadi-jadinya sesaat setelah ia sampai di sebuah taman yang tak jauh dari area rumah om Farhan. Noufal juga tiba disana dan melihat Ara yang sudah tak karuan.

"Kak"panggil Noufal namun Ara masih setia memeluk kedua tekuknya dan membenamkan wajahnya

"Kenapa kakak bisa berpikir sejauh ini?"tanya Noufal sambil menarik tangan Ara yang berdarah

Ara hanya diam namun membiarkan Noufal mengobati lukanya.

"Apa yang kakak lakuin ini terlalu jauh. Gue takut,lo juga kak yang akan terluka"ucap Noufal sambil luka itu

"Ini pilihan gue"ucap Ara










---------------------------

"Ini bukan pilihan Ara!"teriak Bani yang sekarang sudah berada didalam kamar Ara

"Lo egois Ara,Lo benar-benar egois. Lo itu cuma mentingin pemikiran lo yang tanpa Lo sadari melukai perasaan banyak orang"ucap Bani yang marah kepada Ara

Sedangkan Ara hanya duduk diam diatas kasur king size miliknya

"Lalu gue harus apa lagi?"tanya Ara pelan

"Sekarang baru Lo tanya lakuin apa?"kesal Bani

"Lo nggak mikirin perasaan om Anta? Kanaya bahkan Air yang nanti bangun. Apa yang akan lo jawab jika Air tahu yang lo rencana kan?"tanya Bani

"Tapi Air masih belum bangun. Sampai kapan kita harus tunggu? Sampai bayi itu lahir?"ucap dan tanya Ara


Aakhh

Bani menendang meja belajar Ara

"Gila Lo,, bener-bener gila"erang Bani frustasi


"Ara"panggil seseorang dari arah pintu kamar

Ara menoleh dan mendapati sang ibu yang berjalan kearahnya.

"Apa yang kamu lakukan? Kamu yakin dengan apa yang kamu perbuat?"tanya Airin lembut sambil memegang pipi sang Putri

"Ara yakin Bu. Ini demi kebaikan kita semua"ucap Ara

"Bukan buat orang lain melainkan diri lo sendiri"sahut Bani yang masih ada disana

Ara tak menghiraukannya dan menatap balik sang ibu.

"Ara serius Bu"ucap Ara

"Jika ibu ada diposisi Ara. Ara yakin ibu akan melakukan hal yang sama"lanjut Ara

TWINS OF BAR BAR  (Air dan Ara)[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang