Satu CSL

3.1K 189 6
                                    

Guyssss. Setelah aku revisi dan banyak yang di perbaiki, aku up lagi ya.... Tapi saranku, jangan baca pas lagi puasa. Ok???

Jangan lupa komen dan tinggalkan jejak biar aku tahu kalian suka cerita ini atau enggak!

Selamat membaca!!!!

****
Pedro mengedarkan pandangannya ke penjuru arah, mencari-cari orang yang tadi sempat menghubunginyaa. Begitu menemukan apa yang ia cari, tanpa pikir panjang ia pun meneruskan langkah kakinya.

Tapi langkahnya terhenti saat seseorang menubruk tubuhnya, dia hanya bisa mengerjabkan kedua matanya berkali-kali, berusaha mencerna semuanya.

Namun keterkejutannya kian menjadi-jadi saat tiba-tiba wajahnya ditarik, lalu benda kenyal mengecup pipinya cepat. Bukan hanya sekali, melainkan berkali-kali hingga membuat tubuhnya kian membeku layaknya patung.

"Pedro, tolong bantu aku!" Bisikkan pelan tepat di depan wajahnya itu, bersamaan dengan tepukan meriah di sekeliling juga gumam penuh pekikan, membuat dia hanya bisa mengerjab kaku.

Dia begitu syok kali ini. Terutama dengan apa yang baru ia denger dari seseorang yang belum sempat ia tanyakan apa maksudnya. Sudah lebih dulu kembali membuatnya syok.

"Sayang," Ucapnya lagi. Menyentuh kedua pipi Pedro dengan lembut. Kedua mata yang biasanya menatapnya kesal itu, kini menatapnya lembut. Lengkap dengan senyum manis menghiasi wajah itu.

Semua itu, sejenak membuat Pedro terpana, tapi keterpanaannya itu bercampur bingung dan juga syok saat tiba-tiba bibirnya di kecup mesra. Bukan hanya sekali, melainkan berkali-kali.

"Kenapa kau lama sekali? Aku sudah menunggumu sedari tadi!"

Pedro tidak bisa mengalihkan pandangannya, apalagi saat kedua mata abu-abu itu menatapnya lembut. Layaknya Pedro adalah seseorang yang berharga untuk wanita itu.

"Aku harap kau tidak akan mengecewakanku, sayang." Ucapan bernada manja menyadarkan Pedro. Membuat dia tersadar di mana dia saat ini. Mengedarkan pandangannya.

"N-nona," Pedro hampir bisa menurunkan tangan lembut yang menangkup kedua pipinya. Tapi senyum manis lengkap dengan tatapan mata memohon membuat dia kehilangan kata. Hingga dia hanya bisa pasrah, menurut begitu tangan lembut itu menarik tangannya.

"Via, jadi dia adalah calon suamimu?"

Pedro menoleh ke sumber suara, wajahnya kian berubah kaku saat semua orang menatap ke arahnya. Menjadikannya objek fokus semua orang. Tak terkecuali wanita yang kini tersenyum dengan kedua mata menatapnya penuh bahagia.

"Ya. Penalkan, dia adalah Pedro. Kekasih sekaligus calon suamiku." Olivia berseru semangat, sama sekali tak peduli dengan Pedro yang kini menatapnya ngeri.

Niat awal datang ke tempat ini adalah untuk meeting dengan atasannya, Tuan Al, yang dia yakini pasti saat ini tengah menunggunya. Tapi dia malah terjebak bersama wanita sinting di sampingnya. Wanita yang dia yakini bisa membuat hidupnya dalam masalah dalam sekejap jika saja bosnya tahu apa yang wanita itu lakukan padanya, sedang dia hanya diam saja seperti orang tolol seperti sekarang ini.

Melepaskan tangannya yang berada di genggaman tangan Olivia. Pedro nyaris mengeluarkan suaranya jika saja dia tidak mendengar seorang wanita  kembali melontarkan pertanyaan pada adik atasannya.

"Kau yakin dia menyukaimu dengan tulus? Bukan karna kekayaan keluargamu?"

"Oh ayolah, Via, aku masih ingat betul dengan kekasihmu yang terakhir kali. Dia bahkan menduakanmu, kan? Hanya menganggapmu sebagai mesin pencetak uang."

Pernikahan Semusim (Cintamu Seasam Lemon🍋) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang