Chapter 3

123 15 0
                                    

Melukis adalah topik yang Mo Xiao Yu suka, Duan Xu Yan dengan santai berbicara dengannya.

    “Kamu suka gambar bunga tidak?…… Oh, lebih suka menggambar burung…… em, juga suka gambar awan , gimana cara gambar awan?”

    Mo Xiao Yu menggerakkan tangannya ke meja dan menggambar sketsa awan yang berombak ombak.

    Duan Xu Yan melihat dengan benar benar, “awan berombak ombak , kalau laut?”

    Mo Xiao Yu menambahkan beberapa garis ombak.

    Duan Xu Yan adalah orang yang memiliki kesabaran, kadang di saat Mo Xiao Yu tidak mengerti apa yang di dikatakannya , dia dengan sabar menjelaskannya beberapa kali atau mencari gambar di Handphone nya.

    Beberapa saat setelah mengobrol , Duan Xu Yan menyadari jika Mo Xiao Yu tidak bodoh, dia hanya beraksi lebih pelan , cara berpikirnya tidak seperti anak kecil tapi juga tidak seperti orang dewasa.

    Dia bisa penasaran dengan jam tangan Duan Xu Yan, dan melihat hiasan di dalam jam tangannya bagus. Tapi dia lebih tertarik dengan jarum jamnya, karena warna jarum tersebut berwarna langit malam biru , saat ada cahaya menyinari jarum tersebut terlihat sangat indah.

    Tidak terasa mereka berdua sudah duduk dan berbicara seharian.

    Saat langit menjadi agak kemerahan , Mo Xiao Yu baru menyadari jika dia telah duduk di sini selama seharian !

    Tidak memungut botol !

    Bagi Mo Xiao Yu hal ini adalah hal yang sangat menakutkan seperti di sambar petir.

    Melihat ekspresi Mo Xiao Yu yang kaget sampai tidak ada ekspresi, Duan Xu Yan langsung dengan cepat menghiburnya , “Tidak apa apa, di waktu ini tidak banyak pengunjung yang datang , kalau ingin memungut juga tidak akan banyak yang bisa di dapat. ”

    Mo Xiao Yu tidak bisa berpikir seperti orang yang sudah dewasa , dia tidak mengerti perkataan Duan Xu Yan. Dia hanya tahu jika hari ini dia telah bermalas malasan , tidak memungut botol . Jika tidak memungut botol maka tidak ada uang , tidak ada uang maka tidak ada makanan yang bisa di makan dan juga tidak bisa membeli pensil warna, jika nenek tahu maka dia akan marah.

    Jadi artinya ...
Tidak memungut botol = lapar = tidak bisa menggambar = nenek akan marah.

    3 hal ini walaupun yang mana saja di pisahkan sendiri akan membuat hatinya gelisah , apalagi jika tiga tiganya di gabung.

    Mo Xiao Yu berdiri dengan terburu buru , mengambil tas anyaman nya , berputar di tempat dua kali dan menuju ke satu arah.

    Duan Xu Yan pikir dia mau pulang , tapi Mo Xiao Yu tidak berjalan ke arah yang dia tunjuk tadi.

    Karena mengkhawatirkan Mo Xiao Yu, Duan Xu Yan juga ikut berdiri. Dia tahu emosi Mo Xiao Yu sedang tidak stabil jadi dia memberikan semua kelembutan dan kesabarannya kepada Mo Xiao Yu. Dia mengikuti Mo Xiao Yu di samping dan bertanya, “Xiao Yu, kamu kenapa? Kamu mau kemana?”

    “Botol , aku mau mengambil botol …… lapar, gambar , nenek ……” mata Mo Xiao Yu melihat ke  sembarang arah , dengan tidak mudah akhirnya menemukan satu tempat sampah ... Dia segera berlari dan membuka tutupnya.

    Seperti yang Duan Xu Yan katakan , di bulan ini yang kerja akan bekerja , yang sekolah masuk sekolah , seperti kota rekreasi lainnya kota kuno ini tidak banyak pengunjung yang datang. Jadi tempat sampahnya sangat kosong , tidak ada botol yang bisa di ambil.

    Tapi Mo Xiao Yu tidak mengerti , di tempat sampah yang ini tidak ada maka dia akan mencari tempat sampah yang lain.

    Duan Xu Yan melihat ekspresi panik Mo Xiao Yu, langsung tahu jika sekarang yang harus dilakukannya adalah menenangkan Mo Xiao Yu.

    Dia menarik pergelangan tangan Mo Xiao Yu, untung saja karena telah mengobrol seharian dengannya , Mo Xiao Yu tidak menghindari nya. Duan Xu Yan menggenggam dua pergelangan tangan Mo Xiao Yu.

    “Xiao Yu , dengarkan aku.”

    Alis Mo Xiao Yu mengkerut , mulutnya menggumamkan sesuatu, tapi satu katapun tidak terdengar jelas oleh Duan Xu Yan.

    Duan Xu Yan tidak memiliki pengalaman dalam berinteraksi dengan orang khusus seperti Mo Xiao Yu. Tapi mengingat interaksi dengan Mo Xiao Yu selama seharian ini dia menyadari mungkin karena Mo Xiao Yu belum menyelesaikan tugasnya, dia tidak tahu harus lanjut atau pulang jadi dia menjadi panik. Di waktu ini jika ingin dia tenang maka harus menemaninya menyelesaikan tugasnya.

    “Kamu ingin mencari botol , aku bantu cari. Kita sama sama cari.” Duan Xu Yan berbicara dengan suara yang pelan dan tenang , dia berharap Mo Xiao Yu dapat mendengarkannya “Jangan panik Xiao Yu, aku bantu cari.”

    Mo Xiao Yu berhenti menggumam , melebarkan matanya dengan bulat , dia seperti mengerti tapi juga seperti tidak mengerti.

    Tapi melihat dia akhirnya mau tenang membuat Duan Xu Yan melegakan napasnya , dia melepaskan genggaman tangannya dan berbalik arah berjalan beberapa langkah kemudian menoleh.

    Mo Xiao Yu berdiri sebentar di tempat , kemudian berjalan ke arah Duan Xu Yan. Duan Xu Yan menatapnya dengan lembut.

    Duan Xu Yan membawanya berkeliling di kota kuno ini , mencari semua tempat sampah di sana walaupun hanya menemukan tujuh delapan botol.

    Langit sudah menjadi gelap , Duan Xu Yan mengantar Mo Xiao Yu ke tempat yang dia tunjuk tadi pagi , di sana ada tangga yang tinggi , di atas sana mungkin ada sebuah perumahan.

    Mo Xiao Yu memapah tas anyaman nya , menunjuk ke bagian paling atas tangga , “Jalan Xing Yu , Xiao Yu tinggal.”

    Duan Xu Yan tersenyum dan menganggukkan kepalanya,“em,cepat kembali ke rumah.”

    Mo Xiao Yu tidak bergerak , dia seperti awal awal saat baru bertemu , hanya menatap Duan Xu Yan dengan matanya yang bulat dan tidak berbicara.

    Duan Xu Yan tidak mengerti , dia baru ingin bertanya ada apa pada Mo Xiao Yu, tapi Mo Xiao Yu malah berbalik arah dan menghentakkan kakinya dengan keras ke anak tangga.

    Untung di jalan itu ada dua lampu jalan yang membuat jalannya menjadi terang.

    Duan Xu Yan melihat dia naik dengan perlahan , saat dia baru ingin berbalik badan , tidak di sangka orang yang sudah naik setengah anak tangga tiba tiba berhenti dan menoleh kemudian melambaikan tangannya yang terlihat agak kaku.

    Duan Xu Yan terdiam sejenak, kemudian juga melambaikan tangannya.

    Mo Xiao Yu baru puas dan berbalik arah terus berjalan naik sampai bayangannya hilang di atas tangga.

    Duan Xu Yan berdiri sebentar di sana kemudian  baru berbalik arah pergi , berjalan di jalan kota itu , kemudian dia tidak bisa menahan senyumnya. Mulutnya tersenyum dan berpikir jika hari ini dilewati dengan sangat menarik.

[BL] Xing Yu Street ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang