Chapter 6

106 14 0
                                    

Mo Xiao Yu mendorong pintu tersebut, kemudian berlari kecil membuka lampu halaman. Walaupun menyebutnya dengan kata lampu , tapi lampu tersebut adalah lampu yang sangat kecil , bahkan tidak sebesar kepalan tangan. Di gantung di atas bangunan , menyala dengan redup, masih bisa dengan terpaksa mengusir kegelapan.

    Duan Xu Yan makin mengerutkan alisnya , masuk mengikuti Mo Xiao Yu dari belakang , melihat dia menunduk dan mengeluarkan satu kunci lagi untuk membuka pintu.

    Saat di buka , di dalam gelap gulita , Mo Xiao Yu dengan lancar berjalan di kegelapan dan membuka lampu.

   Aliran listrik lampu seperti tidak terlalu lancar,  lampu itu berkedip beberapa kali baru bisa nyala.

    Duan Xu Yan akhirnya bisa melihat dengan jelas keadaan ruangan itu , luas ruangan itu mungkin hanya ada 50 m , di sudut ada tangga yang menuju ke lantai atas.

    Peralatan rumah tidak terlalu banyak , hanya ada beberapa kursi dan satu meja kecil, tembok yang putih di tempel beberapa gambar yang kertasnya telah menguning, kemudian ada piagam sebagai anak baik saat TK, di atas piagam tersebut tertulis nama Mo Xiao Yu.

    Walaupun ruangannya terlihat sangat lama , tapi di bereskan dengan sangat rapi, bisa di lihat jika orang yang tinggal di sini membersihkannya dengan benar benar.

    Setelah melihat kondisi ruangan tersebut pandangan Duan Xu Yan tertuju ke foto hitam putih yang ada di tembok, di foto tersebut terdapat orang yang sudah tua dan terlihat baik , pandangannya lembut , mulutnya tersenyum, tidak sulit untuk di lihat jika saat masa muda nya adalah seorang yang cantik.

    Hal pertama yang Mo Xiao Yu lakukan setelah masuk rumah adalah berlari menuju foto tersebut kemudian agak terbata bata berbicara dengan foto tersebut , “nenek , tangga gelap , Xiao Yu tidak bisa melihat , lampu , tidak ada , gelap.”

    Duan Xu Yan tidak menganggu Mo Xiao Yu yang sedang berbicara , dia hanya berdiri di tempat dan memperhatikannya dengan tenang.

    Keadaan di luar sudah gelap saat Mo Xiao Yu selesai bicara , dia tertawa sebentar , suara tawa nya seperti kartun yang lucu, “Xu Yan ada lampu , Xu Yan ada , kelihatan , terus pulang ! ”

    Mendengar namanya Duan Xu Yan meletakkan barang yang di bawa ke atas meja dan berjalan ke samping Mo Xiao Yu , berbicara dengan pelan dan lembut : “halo nenek , saya Duan Xu Yan.”

Mo Xiao Yu tiba tiba tertawa dengan lucu kepada Duan Xu Yan, kemudian kembali menolehkan kepalanya ke foto tersebut. Kemudian ia teringat sesuatu, dan berbalik pergi , dia berjalan sambil berkata , “langit sudah gelap , makan , harus makan , Xiao Yu lapar.”

    Duan Xu Yan mendengar dia berkata lapar , baru ingin membuka cake untuk dia makan , tidak tahunya saat dia menoleh ia melihat Mo Xiao Yu masuk ke dapur.

   Dia terdiam sejenak , Mo Xiao Yu bisa memasak ? !

    Dengan cepat , Mo Xiao Yu yang masuk ke dapur keluar dengan membawa dua mangkok besar , dua mangkok itu sangat familiar. Duan Xu Yan berpikir sejenak dan baru ingat jika di rumah nenek nya ada satu , gambar Peony kuning yang besar.

    Dua mangkok besar itu , ada satu mangkok yang berisi nasi dingin dan yang satunya terdapat dua buah telur.

    Mo Xiao Yu meletakkan mangkok yang berisi nasi ke kursi sebelah meja , kemudian membawa dua buah telur ke sudut dinding.

    Pandangan Duan Xu Yan terus menuju ke arahnya , saat dia berjalan menuju sudut dinding, Duan Xu Yan baru menyadari jika ada sebuah termos pink di sana.

    Mo Xiao Yu menambahkan air ke termos tersebut , kemudian meletakkan dua buah telur itu dengan hati hati ke dalamnya. Kemudian menyalakannya.

    Saat dia melakukan semua hal itu , keseriusan nya sangat menarik perhatian orang. Sampai membuat Duan Xu Yan penasaran apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

    Tapi setelah memasukkan telur itu , Mo Xiao Yu tidak melakukan apapun lagi , dia berjongkok di samping termos itu seperti menunggu telurnya masak.

    Dia terlalu serius , Duan Xu Yan merasa tidak baik jika mengganggu nya , jadi dia hanya berdiri melihatnya.

   Suasana di ruangan itu sangat diam , hanya ada suara termos yang sedang memanaskan air.

    Beberapa menit kemudian, telur nya telah selesai di rebus.

    Mo Xiao Yu membawa termos itu ke dapur, Duan Xu Yan tidak bisa menahan kaki nya untuk mengikuti nya. Tapi dia tidak masuk ke dalam , karena namanya dapur tapi ruangannya sangat kecil , hanya cukup untuk Mo Xiao Yu membalikkan badannya.

    Mo Xiao Yu berdiri di wastafel , kemudian menuangkan air yang ada di dalam termos, selanjutnya dia mengeluarkan telur dan membuka keran air agar telur tidak terlalu panas.

    Setelah mendinginkan telur , Mo Xiao Yu mengeluarkan nya dan berjalan ke luar.

    Duan Xu Yan mengikutinya dari belakang, melihatnya dengan penasaran.

    Mo Xiao Yu kembali ke bangku yang ada di samping meja , dia tidak menduduki bangku itu. Dia berjongkok dan membuka telur , kemudian memasukkannya ke mangkok yang berisi nasi.

    Setelah selesai membuka telur dia berjalan ke arah dapur , mencari 2 sendok besar kemudian menghancurkan telur dan mengaduk nya ke nasi. Kemudian mengeluarkan sepertiga ke mangkok lainnya.

    Duan Xu Yan mengira jika dia akan memberikan mangkok itu ke dirinya , tapi Mo Xiao Yu malah meletakkan mangkok itu di dekat kakinya dan memberikan Duan Xu Yan mangkok yang berisi lebih banyak.

    “Xu Yan , makan.”

    Duan Xu Yan melihat nasi bercampur telur itu , hatinya terasa tidak enak seperti ada yang menuangkan cuka ke hatinya.

    Melihat Duan Xu Yan tidak mengambil piringnya , Mo Xiao Yu menjadi bingung , setelahnya Mo Xiao Yu mengira jika Duan Xu Yan pikir nasinya terlalu sedikit. Dia agak ragu kemudian dia mengambil mangkok Duan Xu Yan dan meletakkannya ke bangku lagi. Dia mengambil miliknya dan memberikan setengah nasi dari mangkoknya , kemudian memberikannya lagi ke Duan Xu Yan.

    “Xu yan, sudah banyak banyak, makan , tidak makan , lapar.”

[BL] Xing Yu Street ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang